Sunday, May 16, 2021

Santo Andreas Bobola

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 Mei 2015 Diperbaharui: 04 Mei 2015 Hits: 5411

  • Perayaan
    16 Mei
    21 Februari (Khusus di Polandia)
    23 Mei (di biara Jesuit)
  •  
  • Lahir
    30 November 1591
  •  
  • Kota asal
    Sandomierz, Polandia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dianiaya dengan mengerikan selama enam hari lalu dipenggal.
  •  
  • Venerasi
    Tanggal 9 Februari 1755 oleh paus Benediktus XIV
  •  
  • Beatifikasi
    Tanggal 30 Oktober 1853 oleh paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tanggal 17 april 1938 oleh Paus Pius XI

Santo Andreas Bobola SJ, lahir di Sandomir Lesser Polandia pada tahun 1591 dalam sebuah keluarga bangsawan Polandia. Pada usianya 19 tahun, Andreas masuk novisiat Serikat Yesus di Vilna, Lithuania dan ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1622. Tugas pertama pater Andreas adalah menjadi pelayan umat di Paroki Santo Kasimirus di Vilna. Di kalangan umat, ia kemudian dikenal sebagai seorang pengkhotbah ulung yang mempertobatkan banyak orang dengan ajaran dan teladan hidupnya.

Pada tahun 1630 pater Andreas diangkat menjadi pemimpin biara Yesuit di Bobrinsk. Ia menerima tugas ini selama enam tahun, lalu kembali melanjutkan karya misionernya di kota Pinsk.

Pada waktu itu, umat Kristen di Polandia dan Lithuania sedang dilanda perpecahan. Banyak orang Katolik yang ditekan untuk bergabung dengan Gereja Orthodox yang didukung oleh militer Rusia. Menghadapi perpecahan ini, Pater Andreas meningkatkan usaha-usahanya untuk mempertobatkan banyak orang dan mempersatukan kembali dengan Gereja Polandia dan Lithuania.

Usaha-usahanya ini tidak disukai oleh militer Rusia. Pada tanggal 10 Mei 1657, tentara Rusia menduduki kota Pinsk. Pater Andreas, yang mereka juluki sebagai “Duszochivat” (pemburu jiwa-jiwa) diburu dan tertangkap di kota Janów (sekarang Ivanava, Belarusia). Selama enam hari berikutnya pater Andreas harus menjalani penyiksaan yang amat mengerikan. Sepanjang hari ia disiksa, dipukuli, diseret dengan kuda, tubuhnya disayat-sayat dengan pisau, sebelah matanya dicungkil keluar, dan ia dikuliti hidup-hidup. Ketika ia mencoba untuk berdoa bagi para penganiayanya, mereka memotong lidahnya dan menusukkan jarum di bawah kuku-kuku nya.

Demi iman dan kesetiaannya kepada Gereja Kristus, semua siksaan mengerikan ini tidak pernah membuat Andreas menyerah. Ia bahkan tidak pernah mengeluh dan memohon pengampunan kepada para tentara yang menyiksanya. Penderitaannya baru berakhir pada tanggal 16 Mei 1657 ketika tentara-tentara biadab itu memenggal kepalanya.

Jenasah Martir Kristus ini awalnya dimakamkan di Gereja Biara Jesuit di kota Pinsk Polandia, namun makamnya segera terlupakan setelah para Jesuit dipaksa untuk mengungsi keluar kota. Sampai pada awal abad ke-18, tidak ada yang tahu di mana tubuh Bobola dikuburkan. Pada tahun 1701, pater Andreas Bobola menampakkan diri pada Pater Martin Godebski SJ, Rektor Sekolah Jesuit di Pinsk, dan menunjukkan tempat dimana tubuhnya dimakamkan. Pater Martin kemudian melakukan penggalian dan menemukan jasad martir Kristus tersebut masih benar-benar utuh (incorrupt body).

Pada tahun 1719 peti mati Andreas Bobola secara resmi dibuka kembali dan jasadnya diperiksa oleh para ahli medis (lima orang dokter dan apoteker). Laporan mereka menyatakan bahwa jasad pater Andreas Bobola SJ tidak mengalami kerusakan; masih sepenuhnya utuh, lentur, dan memiliki daging yang masih lembut. Hal ini kemudian diterima dan diakui oleh Gereja sebagai bukti pendukung bagi kesucian martir Kristus tersebut. Ia kemudian dinyatakan sebagai seorang Venerabilis pada tanggal 9 February 1755 oleh paus Benediktus XIV dan beatifikasi oleh paus Pius IX pada tanggal 30 Oktober 1853.

Pada tahun 1922, pemerintah Komunis Bolshevik Rusia memindahkan relikwi martir Kristus ini ke sebuah Museum di Moskow tanpa sepengetahuan Gereja Katolik. Tahun itu juga, Paus Pius XI mengirimkan sebuah Misi Kepausan untuk membantu mengatasi bencana kelaparan di Rusia waktu itu. Misi tersebut dipimpin oleh seorang imam Jesuit Amerika Serikat bernama Edmund A. Walsh. Paus juga memberi tugas “khusus” pada pater Edmund, yaitu agar ia dapat menemukan dan "menyelamatkan" jasad utuh dari beato Andreas Bobola SJ. Pada bulan Oktober 1923, setelah berhasil melobi pemerintah Rusia, Pater Edmund Walsh SJ dan asistennya Pater Louis Gallagher SJ, mengirimkan relikwi beato Andreas Bobola ke Takhta Suci Vatican di Roma Italia. Relikwi martir Kristus ini kemudian disemayamkan di Chiesa del Gesù (Gereja utama Serikat Jesus) Roma.

Pater Andreas Bobola SJ, dikanonisasi oleh Paus Pius XI pada tanggal 17 April 1938. Menyusul upacara kanonisasinya, relikwinya kemudian disemayamkan di kota Warsawa Polandia pada tanggal 17 Juni 1938 sampai hari ini.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...