Rabu, 5 Mei 2021
Yohanes 15:1-8
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, Tuhan memang biasa digambarkan sebagai Yang Mahakuasa. Apapun dan siapapun tunduk di hadapan-Nya, sehingga seperti dalam negara Dia memegang kendali tertinggi kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif bagaikan Maharaja dalam kehidupan monarkis.
- Tampaknya, di alam kebersamaan kekeluargaan Tuhan juga dapat digambarkan sebagai Bapak atau sosok yang mbapaki . Di memperhatikan siapapun yang ada dalam tanggungjawabnya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun bukan sebagai sosok yang mau mengejar kekayaan, Tuhan di dunia ini dapat digambarkan dengan macam-macam peran bahkan sebagai wirausahawan namun yang arah hati-Nya adalah kebaikan dan damai sejahtera semua orang dan segala ciptaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yakin bahwa Tuhan pun juga mencari keuntungan diri berupa kedamaian dan kesejahteraan dunia seisinya sekalipun yang dilakukan dalam pandangan manusia adalah kerugian besar-besaran.
Ah, masakan Tuhan seperti pengusaha konglomerat?
No comments:
Post a Comment