Saturday, May 22, 2021

Kekuatan Doa?

Orang biasa menjalani doa dalam suasana khusus. Orang juga dapat berdoa secara kusuk dalam pengharapan-pengharapan tertentu. Bahkan orang yang ikut Tuhan Yesus menemukan ayat yang mengatakan doa itu seharusnya menjadi nafas kehidupan yang berbunyi "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Luk 18:1). Doa memang menghadirkan kekuatan khusus sehingga RD Yos Anting mengatakan "Melalui doa kita dapat merasakan kekuatan dan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita. Doa merupakan sumber kekuatan dan peneguh orang beriman. Doa yang penuh iman memberikan jaminan hidup karena di dalamnya ada harapan dan kasih." (https://www.katedralpangkalpinang.com/2020/10/06/janganlah-bosan-berdoa-kekuatan-doa-dapat-mengubah-segalanya)


Tentang kuatnya doa, hal ini tampaknya tidak hanya dikaitkan pada hal-hal khusus dan dalam situasi kondisi khusus. Kuatnya doa juga dapat terjadi dalam keadaan santai bahkan dapat juga berkaitan dengan hal-hal yang sebetulnya tidak serius. Hal ini dialami di Domus Pacis Puren. Peristiwa kuatnya doa seperti ini dikatakan oleh Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis. Sebagai imam yang jauh lebih muda dibandingkan para rama lain, beliau memiliki kebijakan khusus dalam mendampingi rama-rama lansia. Pada Jumat siang 21 Mei 2021 terjadi perdebatan seru antara Rm. Suntara dan Rm. Bambang. Topik yang didebatkan berkaitan dengan realita hal tertentu yang menjadi tanggungan pengurus Domus. Sebenarnya hal itu pada mula pertama merupakan keinginan rama-rama tertentu dan menjadi tanggungan masing-masing. Tetapi karena kondisi para rama dengan berbagai keterbatasannya maka menjadi tanggungan pengurus.

Rm. Suntara : Nek maune ki karepe dhewe ya kudu ditertibke tanggungane dhewe (Kalau itu memang kehendak pribadi ya harus ditertibkan untuk ditanggung sendiri).

Rm. Bambang : Wah, ya mesakke. Ya wis ben ngono. Angel lho ngatur rama ki (Ya kasihan dong. Biarlah begitu. Mengatur rama itu tidak mudah)

Rm. Suntara : Ya kudu diatur (Ya harus diatur).

Rm. Bambang : (Sambil tersenyum) Ya ora isa. Rama ki tukang ngatur. Ora isa diatur (Tidak bisa. Rama itu tukang mengatur).

Rm. Suntara : (Membentak) Rama ki ya rama! Kudu isa diatur!! (Rama itu ya rama! Harus bisa diatur!!).

Kemudian terjadi kata-kata sahut menyahut antara Rm. Bambang dan Rm. Suntara dengan kata-kata berkaitan topik "diatur". Keduanya saling gertak antara "Ora isa" (Tidak bisa) dan "Kudu" (Harus). Dalam saling gertak dengan refren kata-kata itu sebenarnya terselip mulut senyum dari Rm. Suntara dan Rm. Bambang ketika saling berpandangan. Tiba-tiba Rm. Hartanta berseru "Mangga sembahyang. Kunjuk ing asma Dalem Hyang Rama saha Hyang Putra tuwin Hyang Roh Sici" (Marilah berdoa. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus). Kemudian Rm. Yadi menyampaikan doa penutup makan. Rm. Hartantapun berkata "Sungguh benar ada kekuatan doa" karena perdebatan selesai dan semua kembali dengan tenang ke kamar masing-masing dengan kursi roda sesudah selesai doa. 

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...