Wednesday, May 12, 2021

Rm. Suntara Mudik?

Rm. Hartanta memang tinggal memiliki ibu karena ayahnya sudah wafat. Beliau termasuk sosok yang memiliki kebiasaan mengunjungi ibu dan orang serumah asal. Tetapi di Domus Pacis Rm. Hartanta, yang menjadi direktur, terhitung imam yang masih muda karena usia tahun ke 50 masih memerlukan beberapa tahun lagi. Berbeda dengan rama-rama yang diurusnya, yang sudah diatas usia 60 tahun dan di atas 70 tahun serta di atas 80 tahun, Rm. Hartanta hanya berlabel "yatim". Sembilan rama yang diurus sudah menjadi golongan "yatim-piatu". Dari sembilan rama itu yang masih biasa memiliki hubungan dengan berkunjung ke adik dan atau kakak adalah Rm. Yadi (82 tahun) dan Rm. Suntara (75 tahun). Bahkan Rm. Yadi masih melayani misa Sabtu malam pada malam Minggu Pertama dan atau malam Minggu Ketiga di Kapel Kleben, yang tanahnya adalah wakaf warisan beliau di tanah asal. Untuk Rm. Suntara kedekatannya dengan adik dan keluarga kemenakannya diungkapkan dengan berkunjung sekitar 2 bulan sekali.

Dalam hal kedekatan dengan keluarga saudara, Rm. Suntara adalah satu-satunya rama tua Domus yang setiap masa Idul Fitri pulang menginap beberapa hari. Ini juga terjadi pada Idul Fitri Mei 2021. Karena sudah menjadi penghuni yang sudah dilayani ketika mandi, Rm. Bambang pernah bertanya "Nek neng ngomah sing ngedusi sapa?" (Selama di rumah siapa yang memandikan?) yang dijawab "Ya, Bowo ta" (Yang memandikan jelas Bowo). Mas Bowo adalah anak dari adik Rm. Suntara. Mas Bowo sudah berkeluarga dengan 1 orang anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Bahkan Rm. Suntara juga berceritera bahwa dia mandi dengan duduk kursi di halaman rumah. "Nek ngono isa didelok uwong" (Kalau begitu bisa ditonton oleh orang lain) komentar Rm. Bambang sambil tertawa. Untuk hal ini Rm. Suntara menjelaskan bahwa di dusunnya rumah-rumah tetanggaan saling berjauhan terpisah kebun-kebun luas yang pohon-pohonnya saling menutup. Katanya dalam satu RT hanya ada 19 rumah.

Pada Selasa pagi 11 Mei 2021 Rm. Suntara sudah tampak rapi ketika makan pagi. "Wah, wis siap mudik" (Siap mudik ya) kata Rm. Bambang. Pagi itu beliau memang tidak seperti biasa. Biasanya sesudah makan pagi Rm. Suntara akan didorong untuk berjemur sambil mengisap sebatang rokok. Sesudah selesai makan, ketika Rm. Bambang bertanya "Esuk iki ya nganggo udut?" (Apakah pagi ini juga merokok?), Rm. Suntara sambil tersenyum menjawab "Iya, ning neng kamar" (Ya, tetapi di dalam kamar). Beliau setiap hari memang meroki tetapi hanya sebatang. Pagi itu Mas Fallah, yang Rabu 12 Mei 2021 memulai liburan Idul Fitri, akan mengantar Rm. Suntara pulang ke rumah asalnya. Ketika Rm. Bambang bertanya nama dusunnya, beliau memberi tahu alamat surat: Sekatok, Padakan Kulon, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. "Engko dipotretke nggone Rm. Suntara ya"(Nanti tolong diambilkan foto tempat Rm. Suntara ya) kata Rm. Bambang kepada Mas Fallah.


No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...