Sabtu, 2 Juli 2022
Matius 9:14-17
14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, setiap agama memiliki upacara dan praktek tradisional. Itu merupakan bentuk ajaran dan kebiasaan yang disampaikan dari generasi ke generasi.
- Tampaknya, orang akan dapat disebut beriman kalau setia pada rumusan-rumusan dan bentuk-bentuk kebiasaan sepersis mungkin dengan yang berasal dari generasi pertama. Yang mengutak-atik bahkan mengubah dapat dipandang sesat.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun rumus dan bentuk tradisional bisa menunjukkan identitas keagamaan, kesejatian tradisi dalam agama adalah warisan nilai-nilai rohani yang dalam penghayatan kongkret juga memerlukan penyesuaian dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat pemeluknya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan akan mendalami religiusitas dari tradisi keagamaannya sehingga dapat menjalani agama secara dinamis.
Ah, bagaimanapun juga agama yang benar selalu seragam dalam segala hal.
No comments:
Post a Comment