Pada pagi itu, Senin 25 Juli 2022, sesudah makan pagi Rm. Suntara dan Rm. Bambang tinggal di meja makan. Rm. Suntara mengambil rokoknya dan kemudian dibantu oleh Mas Abas untuk menyalakan dengan api korek. Rm. Bambang yang duduk di hadapannya memang sering menemaninya sambil omong-omong. Di deretan kamarnya, Rm. Suntara tak punya teman omong-omong karena semua sudah tak bisa berkomunikasi.
Dalam omong-omong itu Rm. Bambang menyampaikan pertanyaan Bu Rini kepadanya ketika melihat Rm. Suntara berjalan dengan mendorong kursi roda pada Kamis 21 Juli 2022. Pada waktu itu Bu Rini bertanya "Kalau sembuh apakah Romo Suntara akan kembali ke paroki?" Ketika mendengar penyampaian Rm. Bambang, Rm. Suntara langsung menyahut "Ya wegah. Aku wis ora nyandhak urusan paroki kaya saiki. Aku wis tuwa lan wis enak mapan neng Domus" (Aku tidak mau. Aku sudah tidak bisa memahami urusan paroki masa kini. Aku sudah tua dan nyaman berada di Domus). "Ning nyatane beberapa romo sepuh ora kersa mrene" (Tetapi kenyataannya beberapa romo tua tidak mau ke sini). Pembicaraan kemudian berada dalam 2 topik :
- Paroki bukan tempat mengurus romo sepuh. Entah benar entah salah, kebetulan sering terdengar suara umat ada romo sepuh yang cukup merepotkan. Ada yang sering merasa tidak cocok dengan keadaan dan ada yang barangkali karena kelansiaan sudah kurang dipahami umat umum. Dari penglaman juga terjadi pelayanan sesuai dengan kodisinya.
- Di Domus Pacis St. Petrus Amat Diperhatikan. Rm. Suntara mengatakan bahwa di Domus ini segalanya amat diperhatikan sesuai kebutuhan dan kelemahan masing-masing. Bahkan yang sering marah pun tetap akan diterima dengan lapang dada oleh para karyawan. Kekurangan dan kelemahan individual amat dipahami dan tidak berbahaya menjadi batu sandungan seperti misalnya tinggal di paroki. Berkaitan dengan kondisinya, Rm. Suntara meyakini bahwa bisa seperti kini adalah KARENA CINTA karyawan dan pimpinan. Dia bercerita bahwa dokter dan beberapa perawat RS Panti Rapih heran dia bisa hidup segar. Rm. Bambang menanggapi "Biyen aku ya mikir mung nunggu esuk pa sore kowe bablas. Sebab romo sing gerah persis kowe neng Panti Rapih ya seda" (Dulu aku juga berpikir hanya menunggu hari saja kau meninggal. Karena romo yang sakit seperti kamu wafat di Panti Rapih).
No comments:
Post a Comment