Thursday, July 28, 2022

Beato Yohanes Soreth

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 06 Juli 2014 Diperbaharui: 06 Juli 2014 Hits: 4537

  • Perayaan
    28 Juli
  •  
  • Lahir
    Tahun 1420
  •  
  • Kota asal
    Caen, Normandy, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1471 di Angers, Perancis - oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1865 oleh Paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi

Yohanes Soreth bergabung dengan Ordo Karmel pada usia relatif muda. Setelah meraih gelar doktor dari Universitas Paris, tahun 1438, berbagai jabatan penting diembannya. Ia menjadi Prior Provinsial Ordo Karmel Perancis tahun 1440-1451. Tahun 1451, ia diangkat menjadi Prior Jenderal Ordo Karmel. Mulai saat itu ia mempersiapkan jalan untuk pembaruan yang menyeluruh dalam ordo.

Soreth dikenal sebagai tokoh pembaharu. Ia menyebarkan semangat penghayatan hidup religius. Ia unggul dalam menafsirkan regula. Tahun 1462, ia membarui dan menerbitkan Konstitusi Ordo. Dengan persetujuan dan bahkan atas inisiatifnya, sejumlah rumah yang ada mengikuti pembaruan.

Ia juga dikenal sebagai seorang tokoh besar dalam Gereja Katolik karena membaharui kehidupan dan semangat Ordo Karmel (Ordo I). Soreth juga merintis dan memajukan Ordo II (para suster Rubiah Karmel), membentuk kelompok awam yang menghidupi semangat dan karisma Ordo Karmel (Ordo III).

Situasi yang sangat mempengaruhinya dalam kehidupan membiara adalah kemerosotan semangat hidup religius pada abad XIV. Ordo Karmel tak luput dari situasi ini. Kemerosotan penghayatan semangat Karmel menyangkut pula segi kehidupannya yang hakiki. Ada tiga hal penting yang mengalami penurunan dari semangat hidup ordo, yakni hidup doa, kemiskinan, dan kehadiran dalam acara bersama. Kemerosotan ini disoroti dalam pertemuan resmi ordo.

Pada zaman Renaisans terjadi kemerosotan moral kaum religius. Kemerosotan itu menimbulkan reaksi umat untuk melakukan pembaruan Gereja di kalangan atas dan anggotanya. Ordo Karmel bernasib baik zaman itu karena Sang Prior Jenderal memiliki jiwa pembaruan.

Usaha yang dilakukan Yohanes Soreth sebagai langkah awal adalah mengakhiri skisma di Provinsi Jerman. Pada saat yang sama ia meneguhkan pendirian Biara Mors. Selain itu, dia juga melakukan kunjungan kanonik ke seluruh Eropa dan menggerakkan berlakunya peraturan baru, baik dalam provinsi-provinsi maupun dalam biara-biara.

Setiap anggota menolak kenikmatan-kenikmatan duniawi dan semua keistimewaan yang ditawarkan melalui mitigasi. Semua anggota mengikuti acara komunitas secara bersama, seperti makan bersama, Misa, dan ibadat bersama. Ia juga menekankan bahwa setiap tamu biara diterima atas izin Prior.

Ia juga berusaha setia pada bentuk hidup yang mereka aktualisasikan. Usaha-usaha Soreth bermanfaat untuk melawan reformasi dan meningkatkan mutu hidup religius. Ia mengeluarkan konstitusi baru untuk memperbaiki peraturan religius dalam Ordo Karmel. Konstitusi baru yang disusun tetap berpijak pada semangat dasar. Namun, ia mengubah beberapa bagian yang dapat memperburuk penghayatan hidup religius, terutama dalam kemiskinan.

Dengan kata lain, ia tidak membatalkan kelonggaran dalam hal pantang dan puasa yang telah beberapa puluh tahun sebelumnya diberikan oleh Takhta Suci. Malah ia berusaha dengan sekuat tenaga meningkatkan semangat doa, memperjuangkan penghayatan kemiskinan secara merata, dan menekankan kebersamaan dan persaudaraan.

Paus melihat segala usaha yang dilakukan Yohanes. Paus ingin mengangkatnya sebagai kardinal. Tetapi, Yohanes menolak kehormatan itu dengan alasan ia menganggap usaha memperbaiki ordonya lebih berguna bagi Gereja saat itu.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...