Tuesday, July 19, 2022

Makanan Harus Diperiksa

Peristiwa kunjungan memang mewarnai Domus Pacis St. Petrus. Memang, tidak setiap hari terjadi walau di bukan hari libur ada yang berkunjung. Tetapi di hari Minggu dan hari libur Domus biasa menerima rombongan tamu. Dalam hal ini tamu pribadi untuk romo tertentu memang bisa hari biasa dan hari libur. Pada umumnya setiap kunjungan harus kontak lebih dahulu dengan Rm. Hartanta sebagai direktur Domus. Hal ini berkaitan dengan penjagaan kondisi romo-domo Domus. Rm. Hartanta akan memberikan saat jam berapa bisa datang dan sampai jam berapa. 

Pada Minggu 17 Juli 2022 juga ada kunjungan. Seperti biasa terjadi, pada hari libur yang berkunjung lebih dari satu. Dalam catatan Rm. Bambang pada hari itu selain ada 2 rombongan pengunjung, juga ada pengunjung untuk romo tertentu. Pada sekitar jam 07.30 Bu Iva, kemenakan Rm. Bambang, datang bersama 2 orang anaknya. Mereka menengok Rm. Bambang yang ketika ada hajatan temanten anak Bu Iva tak dapat datang. Pada waktu itu Rm. Bambang baru siaga oprasi katarak. Kemudian pada sekitar jam 10.00 beberapa orang keluarga Rm. Harto datang bersamaan dengan hadirnya rombongan tamu Wanita Katolik RI Ranting Minggir. Kemudian pada jam 13.30 ada tamu beberapa orang warga Katolik Lingkungan Gatak, Paroki Pangkalan, untuk Rm. Hartanta yang pernah berpraktek di sana ketika masih frater. Tetapi Rm. Bambang juga memanggil Rm. Bambang karena para tamu juga menanyakan Rm. Bambang yang ketika muda juga biasa berjumpa sebagai sesama warga Paroki Baciro.


Berkaitan dengan rombongan tamu, selain Wanita Katolik Ranting Minggir, pada Minggu itu ada juga rombongan warga Katolik Lingkungan St. Antonius Padua, Paroki Kebon Dalem Semarang. Mereka datang berenambelas. Mereka datang langsung duduk-duduk santai di bangku yang tersedia di ruang dalam sebelah barat. Kehadirannya persis ketika tamu Wanita Katolik RI meninggalkan Domus. Para tamu dari Kebon Dalem langsung berjumpa omong-omong dengan para romo. Para romo yang menyambut adalah Rm. Hartanta, Rm. Harta, Rm. Yadi, Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan Rm. Bambang. Suasananya seperti terbagi sesuai dengan romo yang menyambut. Dengan demikian terjadi omong-omong kelompok kecil dengan masing-masing romo yang menyambut. Pembicaraan menjadi asyik bercorak personal. Kesempatan bersama untuk semua tamu dan semua romo hanya terjadi dalam doa dan berkat dari Mgr. Blasius ketika para tamu akan meninggalkan Domus. Ada satu hal yang menarik ketika salah satu ibu menunjukkan oleh-oleh makanan untuk para romo. "Taklihat dulu" kata Rm. Hartanta yang langsung ada yang bertanya "Mengapa?". Rm. Hartanta kemudian menjelaskan bahwa setiap makanan harus diperiksa lebih dahulu sehingga tidak akan diberikan untuk romo(-romo) tertentu demi menjaga kesehatannya.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...