Di dalam suatu kunjungan, ada seorang bapak yang duduk dekat dengan saya. Bapak itu berusia 82 tahun dan sudah 2 tahun menduda. Bapak itu berbicara dengan volume suara merendah barangkali karena karena ingin berbicara hanya dengan saya secara personal.
Bapak Romo,
saya ingin tahu dan belajar dari romo. Apa yang romo lakukan sehari-hari karena
romo kok tampak hepi hepi saja?
Saya Yang jelas saya sudah tak dapat tidur lama. Jam 01.00 saya
biasa sudah terbangun.
Bapak Saya juga, romo. Mengapa ya, kini tidur tidak seperti dulu
tetapi rasanya sudah segar?
Saya Katanya, itu disebabkan oleh fisik yang sudah tidak aktif
seperti dulu. Kita sudah tidak banyak aktif menggunakan tenaga fisik.
Bapak Dengan bangun sedini itu, apa yang romo lakukan?
Saya Memang ada doa. Tetapi itu tidak bisa lama. Dulu ketika masuk
rumah tua di Domus Pacis Puren, saya belajar menuliskan apapun yang saya pikir,
apapun yang saya rasakan, dan apapun yang inginkan. Memang amat sulit. Hingga
kini menulis setengah halaman saja membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 45
menit. Saya bukan penulis. Saya lebih mudah jadi pembicara.
Bapak Tetapi romo menghasilkan beberapa buku.
Saya Ah, itu hanya kumpulan tulisan-tulisan kecil yang saya
kumpulkan menjadi buku-buku tidak tebal. Isinya adalah pilihan dari
tulisan-tulisan harian sesudah banyak bulan. Bayangkan, saya ajar menulis
secara harian dari tahun 2011. Yang jelas
dulu saya dilatih oleh Rm. Agoeng untuk menggunakan e-mail, FB, BB, dan WA.
Tulisan-tulisan kecil saya masukkan dalam Blog Domus. Tetapi dalam menjalani
semua itu saya santai-santai saja, kok. Misalnya habis makan pagi ngantuk, saya
ya langsung tidur. Saya juga biasa menonton sinetron-sinetron dalam TV.
Bapak Yen ngaten sing pokok mengalir mawon nggih. Kula nggih kathah
nandangi napa-napa piyambak. Saben enjing ndherek misa. Kula ajeg tumut senam
lansia (Kalau begitu yang pokok mengalir saja, ya. Saya juga banyak mengerjakan apa-apa sendiri. Setiap pagi ikut misa. Saya ikut rutin senam lansia).
Saya Di rumah dengan siapa, pak?
Bapak Saya punya dua anak. Mereka tinggal sekota dan semua sudah
berkeluarga. Mereka biasa menelpon saya. Saya menikmati hidup kok, romo. Makan
selalu di luar misalnya pagi makan soto ha ha ha ….
Saya Yang pokok dibuat nyaman-nyaman saja ya, pak.
Bapak Betul, romo.
No comments:
Post a Comment