Thursday, July 28, 2022

Lansia Bongsari

Empatbelas orang lansia duduk di bangku dan kursi bagian barat ruang besar Domus. Ketika Rm. Bambang keluar dari kamar, beberapa orang berseru "Lho itu Romo Bambang". Mereka berdiri lalu menyalami. Salah satu berkata "Kesupen kalih kula nggih?" (Lupa dengan saya, ya?) yang dijawab oleh Rm. Bambang "Inggin, kesupen" (Ya, lupa). Ibu yang omong itu langsung berkata "Kula saking Kunden sedhereke Pak Kamto" (Saya dari Kunden kerabat Pak Kamto). Rm. Bambang langsung membayangkan dusun Kunden sebelah timur Sungai Opak dan Pak Kamto kerabatnya yang tinggal di Plered Bantul. Pada waktu itu bergantian muncul Rm. Yadi, Rm. Joko Sistiyanto, Mgr. Blasius, Rm. Ria, dan Rm. Harto Widodo. Sedang Rm. Hartanta adalah yang pertama menyambut mereka. Setiap ada romo muncul para tamu lansia itu berdiri menyalami. Setiap kali juga Rm. Hartanta berseru "Puuun, le salaman mangke mawon" (Bersalamannya nanti saja). Tetapi terutama yang ibu-ibu nekad saja maju berdiri dan bersalaman. Bahkan ketika Rm. Hartanta mulai berbicara memberikan kata-kata sambutan, ada ibu yang berdiri dan kesana kemari mengambil gambar dengan HP-nya. Dalam hati Rm. Bambang tertawa sambil berkata dalam hati "Lansia memang sulit diatur".


Itulah suasana kunjungan di Domus Pacis St. Petrus yang terjadi pada Selasa pagi 26 Juli 2022 dari 14 orang lansia Paroki Bongsari, Semarang Suasana yang spontan "saur manuk" (bersuara bersahutan) mewarnai pertemuan. Rm. Hartanta dalam kata pengantar menyilahkan Rm. Bambang untuk memandu omong-omong. Maka Rm. Bambang bertindak seperti menghadapi anak-anak. "Ayo, mau tanya apa?"yang disambut suara satu ibu "Nama romo-romo siapa?" dan Rm. Bambang langsung bersuara "Para romo, sebut nama. Urut dari selatan". "Saya Romo Yadi" suara Rm. Yadi muncul dan tiba-tiba ada suara tamu "Umur berapa?" yang langsung diputus oleh Rm. Bambang "Kosiiiiik. Saiki nama dhisik. Bar iki umur" (Nanti dulu. Sekarang nama lebih dahulu. Sesudah ini baru umur). Demikian para romo selalu menjawab dengan singkat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul seperti nama, umur, asal, dan tempat karya terakhir. Dan setiap romo yang menjawab selalu tersela oleh suara ibu entah menyela dengan pertanyaan dan entah membandingkan dengan dirinya. Tetapi suasana yang seperti kacau-kancau ini menjadi keceriaan tersendiri karena setiap kali Rm. Bambang mengomentari dengan singkat terhadap komentar-komentar para tamu terutama ibu-ibu. Komentar singkat Rm. Bambang selalu berbelak menjadi kata-kata canda. Bahkan perkenalan dari para tamu malah terjadi di tahap akhir. Barangkali ini memang layak kalau lansia jumpa lansia. Usia termuda dari tamu adalah 67 tahun dan sudah ada yang di atas 82 tahun.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...