Sunday, July 31, 2022

Geng Kerep


Pada sekitar jam 09.40 ada telepon masuk di WA Rm. Bambang. "Saya sudah sampai Jogja, romo. Dimana rumah romo?" terdengar suara Ibu Kiem yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Jalan Kaliurang. Cari Seminari Tinggi, terus masuk dan tanya satpam". Lebih dari 10 menit kemudian Bu Kiem kembali telepon "Kami sudah masuk bagian belakang dan ada banyak pintu. Mana masuknya?". Lalu terjadi dialog dengan Rm. Bambang "Sudah sampai kuburan?" ..... "Sudah. Apakah masuk tempat yang main badminton?"..... "Jangan lihat samping. Lihat seberang dari kuburan. Ada kebun dengan pohon-pohon tinggi. Kemudian tampaklah bangunan gedung. Itulah Domus Pacis St. Petrus". ..... "Oh, ya. Kami segera masuk". Setelah itu Rm. Bambang duduk di kursi roda menyiapkan diri di depan pintu kamarnya. Dan kemudian muncul ibu-ibu diiringi oleh Rm. Hartanta.

Rm. Bambang menghampiri mereka sementara Rm. Hartanta memanggil beberapa romo lain yang bersedia ikut menyambut. Berdatanganlah Rm. Harto, Mgr. Blasius, dan Rm. Yadi. "Anda telah masuk di Domus Pacis Santo Petrus. Silahkan omong-omong dengan para romo ini. Rm. Bambang akan memandu ibu-ibu. Maafkan saya karena ada tamu kelompok lain" kata-kata dari Rm. Hartanta memberikan sambutan singkat. Setelah Rm. Hartanta meninggalkan rombongan yang terdiri dari 7 orang ibu ini, terjadilah omong-omong santai. "Anda semua datang dari mana?" tanya Mgr. Blasius yang disahut jawaban dari Bu Agustina Kiem "Kami ini dari Semarang, Paroki Sendang Guwa. Kami kelompok yang menamakan diri Geng Kerep. Sebenarnya kami terdiri dari banyak anggota yang selalu aktif ikut Novena Kerep sembilan kali Misa setiap tahun. Kami bertujuh mewakili teman-teman untuk mengunjungi para romo Domus". Omong dimulai dengan tanya nama-nama keempat romo, asalnya, usianya, dan pernah berkarya dimana saja. Tetapi ketika mereka juga mengenalkan diri, yang diucapkan justru jadi candaan yang membuat tawa ceria. Misalnya ada ibu yang bilang "Usia saya setahun di bawah Romo Bambang. Dan saya sudah 20 tahun menjanda" yang langsung disergah oleh Rm. Bambang "Kalau begitu sekarang mau apa dengan saya?". Omong-omong sembronoan jadi omong-omong yang tidak terasa terjadi lebih dari 90 menit.

Kehadiran Geng Kerep dari Semarang ini bagi Rm. Bambang membawa hal baru. Memang, mereka membawa oleh-oleh menu khas Semarang untuk tambahan lauk pauk. Mereja juga menikmati sajian teh, idamame, dan pisang godog dari Domus. Tetapi kedatangan ibu-ibu ini membawa oleh-oleh yang ketika ditawarkan "Akan dimakan pada waktu makan siang atau sekarang?", ternyata Mgr. Blasius berkata "Sekarang ya bisa". Rm. Bambangpun langsung berucap "Kalau begitu anggap saja ini snak pagi" yang membuat ibu-ibu tertawa. Maka para romo langsung menyantap oleh-oleh itu, yaitu kemasan dos isi bubur yang kemudian ada kelengkapan kuah dan telur. Para romo menerima dan menyantap dilayani ibu-ibu. "Baru kali ini ada tamu membawa oleh-oleh snak bubur" komentar Rm. Bambang. Ternyata jumlah dos bubur ada banyak sehingga para karyawan dan romo lain juga ikut mendapatkan. Bahkan ketika makan siang, para romo yang sudah ikut menikmati sebagai "snak" masih ikut mendapatkan bagian ketika makan siang. Para ibu itu menutup kunjungan dengan mendoakan para romo dan kemudian menerima berkat dari Rm. Yadi.

1 comment:

  1. Terima kasih Romo Bambang. Sudah menerima kami Genk Kerep.
    Tuhan memberkati kita semua🙏

    ReplyDelete

Jadi Katekumen Masuk Sorga Minggu 5

    "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Ker...