Tuesday, July 5, 2022

Small is Beautiful


Komunitas para romo Domus Pacis secara nyata dimulai pada saat Hari Raya Idul Fitri tahun 2011. Sejak itu ada bentuk kebersamaan yang tidak hanya terjadi dalam Misa Harian. Secara konseptual Misa memang membuat para romo berjumpa. Tetapi Misa yang lebih menekankan aspek ritual membuat perjumpaan juga terjadi secara ritual lewat dialog yang sudah ditetapkan oleh liturgi. Omong-omong secara leluasa secara praktis tidak ada. Maka dengan dimulainya kebersamaan dalam makan bersama para romo bisa berjumpa dengan omongan tentang macam-macam hal. Dari omong-omong itu muncul pembicaraan tentang realita kehidupan bersama di rumah tua Domus Pacis. Kebersamaanpun berkembang dari membuat buletin lewat e-mail yang dikoordinasi oleh Rm. Agoeng. Perayaan ulang tahun imamat mulai terjadi pada 21 Desember 2011 untuk almarhum Rm. Harjaya yang jadi imam selama 40 tahun. Kemudian muncul open house yang berkembang menjadi Novena Seminar setahun 9 kali. Perkembangan hidup berkomunitas ternyata menghadirkan daya khusus yang membuat Domus mampu mengurus kebutuhan yang cukup besar seperti pembuatan ruang besar serbaguna, pembuatan talud, penggantian genting bangunan, dan pembaruan cat. Semua bisa terjadi karena ada pembicaraan dalam dan atau sesudah makan bersama.

Makan bersama ternyata menjadi semacam puncak dan sumber kehidupan Domus. Dengan makan bersama dinamika hidup bersama selalu dapat dikembangkan. Hal ini juga terjadi dalam hal yang tampaknya kecil, yaitu doa sebelum dan sesudah makan. Ketika masih berada di Domus Pacis Puren, Pringwulung, doa makan seperti menjadi tugas khusus Rm. Yadi. Ketika sudah pindah ke Domus Pacis St. Petrus, Kentungan, Rm. Hartanta membuat pengembangan. Doa makan tidak hanya dilakukan oleh Rm. Yadi. Sesudah ada jadual giliran petugas Misa, Rm. Ria dan Mgr. Blasius juga ikut diberi tugas doa makan. Dengan demikian muncul jadual bergantian berdoa pembuka atau penutup makan di antara Rm. Yadi, Rm. Ria, dan Mgr. Blasius. Ini berjalan hampir selama setahun. Tiba-tiba terjadi perubahan kecil ketika jadual petugas Misa dan doa makan dari 27 Juni - 9 Juli 2022 muncul. Dalam giliran doa makan pada seminggu pertama tertera nama Rm. Riawinarta untuk sebelum makan dan Mgr. Blasius untuk sesudah makan. Dan yang paling tidak cukup mengejutkan, sekurang-kurangnya bagi Rm. Bambang, adalah seminggu kemudian. Di situ tertulis sebelum makan oleh Mgr. Blasius dan sesudah makan oleh Rm. Bambang. Bagaimanapun juga sekalipun hanya sekelumit kecil perubahan ini juga membuat dinamika. Paling tidak Rm. Bambang tidak dapat hanya ikutan saja dalam doa makan. Pada saat selesai makan pagi tanggal 4 Juli 2022, ketika tanda salib sudah diucapkan, suasana terdiam sejenak dan kemudian terdengar suara Rm. Hartanta "Romo Bambang". Dan Rm. Bambang agak terkejut dan seketika ingat bahwa mendapatkan tugas doa sesudah makan bersama.

No comments:

Post a Comment

Jadi Katekumen Masuk Sorga Minggu 5

    "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Ker...