Wednesday, June 8, 2022

Keceriaan Pelayanan Karyawan Domus


Ini tentang karyawan Domus Pacis St. Petrus, Kentungan. Ketika terjadi jumpa antar keluarga mereka di Domus pada tanggal 4 Juni 2022 dari sore hingga malam, pembicaraan banyak terpusat pada suka dan duka kerja di Domus. Berbicara tentang duka, yang muncul tidak adanya kesempatan main di luar yang terbatas. Tiadanya piknik juga muncul. Seringkali juga muncul kejenuhan. Tetapi berbicara tentang duka tampaknya tidak begitu menjadi panjang lebar dan terkesan seperti disebut sambil lalu. Mereka tampak jauh lebih bersemangat berbicara tentang sukanya bekerja di Domus. Kerjasama dan saling menghargai agama yang berbeda amat dirasakan sungguh membahagiakan. Ada banyak kisah tentang kedua hal itu. 

Pada Minggu 5 Juni 2022 Rm. Hartanta, Direktur Domus, berceritera kepada keluarga-keluarga para romo Domus dalam perteman bersama termasuk dengan karyawan dan keluarganya. Yang diceriterakan adalah dedikasi para karyawan. Kondisi para romo sepuh di Domus Pacis sungguh bermacam-macam. Pelayanan kepada mereka sungguh membutuhkan kesabaran dan kebugaran fisik serta kejiwaan. Ada yang sudah tidak dapat mengontrol diri dalam buang air besar dan air kecil. Ada yang kondisi jiwaninya membuat para karyawan harus mengalami omelan bahkan kemarahan. Bahkan ada selorohan bahwa karyawan Domus "Namung ngalami dinten senen lan mboten nate slasa, rebo, kemis, jemuwah, setu, lan minggu" (Hanya mengalami hari senen tanpa selasa hingga minggu). Kata "Senen" kata Jawa yang berarti Senin. Ini untuk menyatakan bahwa hari-hari para karyawan harus selalu ada kesiagaan "di-senen-i" (dimarahi). Yang mengherankan berhadapan dengan romo yang merepotkan, mereka melayani dengan gembira. Mereka bisa mengomel sesudahnya tetapi dalam nuansa geli yang membuat tawa yang mendengarkan. Kesabaran karyawan dapat dicontohkan pada pengalaman yang bisa dikatakan amat ekstrim. Pada suatu ketika salah satu romo sesudah makan malam romo itu tetap duduk terus dan tak mau diajak berdiri kembali ke kamarnya. Beliau sudah mengalami kepikunan amat berat. Ternyata beliau tetap duduk di kursi meja makannya dari sekitar jam 18.30 malam hingga jam 05.00 pagi. Dan Mas Ardi ditemani oleh Mas Hari ikut menemani duduk-duduk di ruang makan semalam suntuk sambil terkantuk-kantuk.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...