Sunday, June 5, 2022

Family Gathering Keluarga Romo dan Karyawan Domus


"Turun-Nya Roh kudus membuat dhong dan lebih dhong atau mudheng dan lebih mudheng" kata Rm. Hartanta di dalam Misa Minggu Hari Raya Pentakosta 5 Juni 2022 siang jam 11.00 di Kapel Domus Pacis St. Petrus.Kata dhong dan mudheng adalah kata-kata bahasa Jawa yang berarti mengerti atau paham. Rm. Hartanta masuk dengan kata-kata itu berkaitan dengan bacaan pertama dari Kisah Para Rasul. Turun-Nya Roh Kudus membuat orang-orang dari aneka asal mengeti dan paham yang dikatakan oleh Petrus di dalam khotbahnya kepada khalayak. Kemudian Rm. Hartanta mengatakan bahwa pada hari itu, Roh Kudus turun atas semua yang ikut Misa dan yang ada di Domus tidak ikut Misa. Hari itu ada anggota-anggota keluarga para romo Domus Pacis yang hadir. Mereka dijumpakan dengan keluarga-keluarga karyawan Domus yang sudah hadir sejak Sabtu sore dan menginap di kamar-kamar Domus lantai 3. Dengan perjumpaan itu terjadi pengertian dan pemahaman tentang situasi dan kondisi para romo sepuh di Domus. 

Pada hari itu, Minggu 5 Juni 2022, di pagi hari Domus sudah ramai dengan keluarga karyawan yang menginap dan makan pagi bersamaan dengan para romo Domus mulai jam 07.00. Nasi gudeg dalam kemasan kotak dos sudah datang sebelum jam 06.00. Usai makan pagi ada suasana santai hingga jam 09.00. Ternyata pada jam 08.30 aneka snak sudah tersaji. Sementara itu beberapa sanak keluarga romo Domus mulai datang. Pada jam 09.00 keluarga para romo mulai menjadi banyak. Kemudian bersama para keluarga karyawan, tentu saja juga dengan para karyawan dan para romo, semua menikmati minum dan snak. Pada hari Minggu ini acara "Family Gathering" bagian kedua memang sudah direncanakan. Ini merupakan kelanjutan "Family Gathering" bagian pertama yang mempertemukan keluarga-keluarga para karyawan Domus pada Sabtu sore hingga malam. Yang menjadi pemandu adalah para frater dari Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan. Kemudian "Family Gathering" pada Minggu itu para romo dan karyawan Domus berjumpa bersama sanak keluarganya. Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus Pacis meminta Rm. Bambang untuk menjadi pemandu.

Pada jam 10.00 Rm. Bambang membuka jumpa keluarga karyawan dan keluarga romo dengan meminta tunjuk jari secara bergiliran masing-masing karyawan beserta keluarga dan masing-masing romo juga beserta keluarga. Kadang-kadang Rm. Bambang memberikan komentar pada setiap keluarga tunjuk jari yang membuat semua tertawa. Kemudian Rm. Hartanta memberikan sambutan. Di dalam sambutan beliau menyampaikan maksud dan tujuan "Family Gathering" Domus. Rm. Hartanta juga berharap agar keluarga sering mengunjungi romonya yang ada di Domus Pacis. Ketika menutup sambutan, beliau berkata "Saya minta Rm. Bambang memandu. Entah mau apa, silahkan. Mungkin mau stand up comedy" yang membuat semua tertawa. Sekalipun menghadirkan suasana santai diwarnai gelak tawa, Rm. Bambang membawa pertemuan ke topik tertentu sesuai dengan pertanyaan yang muncul. Dia meminta semua berbicara kecil lebih dahulu dengan teman dekat yang duduk di sampingnya. "Dengan kini berada bersama di Domus Pacis, ada hal apa yang masuk pikiran dan mau ditanyakan?" kata Rm. Bambang menyampaikan soal.

Ternyata hingga menjelang Misa, pembicaraan terfokus pada : 1) Bagaimana prosedur untuk kunjungan ke romo Domus?; 2) Karena ada karyawan yang beragama Islam, bagaimana reaksi keluarga karena harus kerja di lingkup Katolik, dan apakah tidak takut dikatolikkan? Rm. Bambang meminta Rm. Hartanta untuk menjawab soal pertama. Beliau memaparkan ada 2 macam kunjungan, yaitu kunjungan perorangan keluarga kepada romo tertentu dan kunjungan kelompok atau rombongan pengunjung. Yang perorangan bisa langsung datang. Sedang yang kelompok atau rombongan diminta untuk menghubungi Rm. Hartanta lebih dahulu. Beliau juga langsung memberikan nomor WA-nya 0811-8131-280. Sedang untuk pertanyaan kedua Rm. Bambang meminta Mbak Pipit dan Mas Siswanto atau Mas Fallah untuk menjawab. Mereka adalah tiga dari 6 orang karyawan Islam, yang ketiga lainnya adalah Mbak Pariyah, Mbak Tri, dan Mas Haryono. 

Ternyata yang menjawab pertanyaan kedua adalah Mbak Pipit dan Mas Siswanto. Keduanya sudah cukup lama bekerja untuk romo sepuh Domus. Keduanya mengatakan tidak ada soal dengan keluarga. Memang ada orang-orang lain yang mempertanyakan mengapa bekerja di tempat Katolik. Mas Siswanto juga men-sharing-kan bahwa ketika pertama kali mau melayani romo dia berkata kepada romo pimpinan "Saya beragama Islam, apakah boleh melaksanakan shalat sesuai waktu." Di dalam pengalaman pelaksanaan shalat subuh dan magrib memang sering tertunda pelaksanaannya karena pelayanan mandi pagi dan makan malam untuk para romo. Tetapi keduanya merasakan hubungan baik dengan semua. Bahkan ketika masa puasa ada teman karyawan Katolik yang biasa menyediakan untuk berbuka karena kalah cepat bangun. Suasana pertemuan inilah yang dibawa Rm. Hartanta dalam homilinya waktu Misa. Sesudah Misa ada makan bersama yang makin mengakrabkan satu sama lain.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...