diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 31 Agustus 2013 Diperbaharui: 25 Januari 2019 Hits: 6454
- Perayaan23 Juni
- Lahir15 Januari 1811
- Kota asalCastelnuovo d’Asti, Italy
- Wafat
- 23 Juni 1860 di Turin, Italia - Sebab alamiah. Misa pemakaman dipimpin oleh St. John Bosco
- Venerasi27 Februari 1921 oleh Paus Benediktus XV
- Beatifikasi3 Mei 1925 oleh Paus Pius XI
- Kanonisasi
- 22 Juni 1947 oleh Paus Pius XII
Yosephus bertemu Yohanes Bosco untuk pertama kali di kota Turin pada tahun 1827. Saat itu ketika Bosco baru berusia dua belas tahun. Yohanes Bosco berbicara kepada seminaris Yosephus Cafasso di gereja dan kemudian berlari pulang sepanjang perjalanan ke rumah.
“Mama, mama,” teriak Yohanes, “aku bertemu dengannya, aku bertemu dengannya, mama!”
“Dengan siapa?” tanya ibunya.
“Yosephus Cafasso, mama. Ia seorang seminaris yang kudus, sungguh.” Ibu Bosco tersenyum dan mengangguk dengan lembut.
Pada tahun 1833, Yosephus ditahbiskan sebagai imam. Tugas pertamanya adalah belajar di sekolah tinggi teologi. Setelah Cafasso menamatkan pelajarannya, ia menjadi seorang profesor teologi. Ia mengajar banyak imam muda selama bertahun-tahun. Mereka mengatakan bahwa ia sangat mengasihi mereka. Yoseph Cafasso dikenal sebagai imam yang percaya akan kelemahlembutan dan belas kasih Allah. Karena ia sendiri begitu lembut hati, ia membangkitkan semangat dan pengharapan pada orang-orang lain juga. Ia membimbing banyak imam, kaum religius dan awam juga. Cafasso membantu Yohanes Bosco memulai pelayanan kerasulannya yang mengagumkan di antara anak-anak. Ia juga yang membimbing Yohannes Bosco memulai Serikat religiusnya yang kini dikenal sebagai Serikat Salesian Don Bosco (SDB).
Pada masa itu, keadaan penjara amat menjijikkan. Tetapi, yang sungguh menggerakkan hati romo Cafasso adalah tata cara pelaksanaan hukuman gantung bagi para narapidana yang dihukum mati di depan umum. Romo Cafasso akan datang kepada mereka dan menerimakan sakramen tobat. Ia mendampingi mereka, mengatakan betapa melimpahnya belas kasih dan kerahiman Tuhan bagi mereka hingga ajal menjemput mereka. Ia membimbing lebih dari enam puluh orang narapidana. Mereka semuanya bertobat dan meninggal dalam damai Kristus. Romo Cafasso menyebut mereka sebagai “para kudusnya yang digantung”.
Pada tahun 1848, Romo Cafasso ditunjuk menjadi pastor paroki di Gereja St. Fransiskus. Tak seorang pun sanggup mengatakan betapa besar pengaruhnya bagi masyarakat dan karya-karya Gereja.
Yosephus Cafasso wafat pada tanggal 23 Juni tahun 1860. Sahabat setianya yang juga anak didiknya, St. Yohanes Bosco, menyampaikan homili pada misa pemakamannya.
No comments:
Post a Comment