diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 31 Agustus 2013 Diperbaharui: 14 Maret 2021 Hits: 8200
- Perayaan22 Juni - Roma Katholik
6 Juli - Church of England - Lahirtahun 1477
- Kota asalLondon, Inggris
- Wafat
- 6 Juli 1535 | Martir. Di penggal di Tower of London - England.
Tubuhnya di kebumikan di Saint Peter ad Vincula, Tower of London, Inggris. Kepalanya dipamerkan di London Bridge selama sebulan sebagai peringatan bagi umat Katholik - BeatifikasiTahun 1886 oleh Paus Leo XIII
- Kanonisasi
- Tahun 1935 oleh Paus Pius XI
Isteri pertama Thomas, Jane Colt, meninggal dalam usia muda. More ditinggal sendirian bersama keempat anak mereka yang masih kecil. Ia kemudian menikah lagi dengan seorang janda sederhana yang bahkan tidak dapat membaca dan menulis. Thomas menjadikan kehidupan rumah tangganya menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga, sebab ia seorang yang amat menyenangkan.
Tidak suatu pun terjadi apabila bukan kehendak Tuhan. Dan aku sungguh yakin bahwa segala yang terjadi, sungguh pun buruk tampaknya, adalah sungguh benar yang terbaik.” ~ St.Thomas More
Pada waktu makan, salah seorang anaknya akan membacakan Kitab Suci. Kemudian mereka bercakap-cakap dan bersenda-gurau. Thomas kerap mengundang para tetangga untuk bersantap bersama mereka dan senantiasa membantu mereka yang kurang mampu. Ia suka menggembirakan hati para tamunya dengan kejutan-kejutan menyenangkan. Ia bahkan memelihara beberapa ekor monyet di rumahnya.
Kehidupan rohaninya sungguhlah mendalam. Ia terbiasa berdoa selama beberapa jam pada tengah malam dan diketahui sering berpuasa dan bermati-raga. Thomas sungguh sadar bahwa menjadi seorang Kristen sejati membutuhkan rahmat dan pertolongan dari Tuhan.
Raja Henry VIII biasa melingkarkan tangannya ke pundak Thomas sebagai tanda kasih kepadanya. Meskipun Thomas adalah seorang pejabat negara yang setia, namun ia tetap menempatkan kesetiaannya kepada Tuhan di atas segala-galanya. Bahkan ketika raja mencoba membuatnya melanggar hukum Gereja, Thomas dengan tegas menentangnya dengan mengundurkan diri dari jabatan Lord Chancellor.
Pada tahun 1533 Raja Henry ingin menceraikan isterinya, Ratu Katarina, agar dapat menikahi seorang gundiknya yang bernama Anne Boleyn. Bapa Suci Paus Paulus III tentu saja tidak dapat mengijinkan perceraiannya karena bertentangan dengan hukum Gereja. Tapi Henry adalah seorang yang keras kepala. Untuk dapat melaksanakan hasratnya pada Anne Boleyn, ia memutuskan hubungan Gereja Inggris dengan Tahta Suci di Roma dan mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala Gereja di Inggris. Henry kemudian menggelar pertemuan dengan para uskup di seluruh Inggris, lalu dengan berbagai terror serta intimidasi, ia memaksa mereka untuk mengakui dirinya sebagai kepala Gereja Inggris dan (tentu saja) melegalkan perceraiannya dengan Ratu Katarina. Uskup-uskup pengecut tersebut tidak berbuat apa-apa selain menyetujui semua kehendaknya. Terkecuali Uskup Rochester, Santo Yohanes Fisher. Uskup yang Kudus ini adalah satu-satunya orang yang menentang hasil pertemuan tersebut.
Henry lalu menuntut rakyat Inggris untuk bersumpah setia padanya sebagai Raja dan sebagai kepala Gereja Inggris. Mereka yang tidak mau bersumpah dianggap sebagai pengkhianat negara dan akan dihukum mati. Gereja Katholik ia nyatakan terlarang dan seluruh harta kekayaan Gereja disita. Henry kemudian menjarah Gereja-gereja, menghancurkan banyak biara dan mengeksekusi para biarawan serta semua orang yang menentang keinginannya. Reformasi Anglikan meletus; dan tanah Inggris pun bermandikan darah para Martir yang dengan gagah berani memilih untuk tetap setia pada iman Katholik.
Thomas More dengan tegas menolak untuk bersumpah mengakui Raja sebagai Kepala Gereja. Ia lalu ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Mantan Lord Chancellor itu ditawari kebebasan jika mau bersumpah pada Raja, namun Thomas tetap memiih untuk setia pada imannya. Karena itu ia pun dijatuhi hukuman mati. Saat keputusan hukuman dibacakan, Thomas mengampuni para hakim. Ia bahkan mengatakan bahwa ia berharap untuk berjumpa dengan mereka di surga nanti. Dan ia sungguh bermaksud demikian.
Di tempat pelaksanaan hukuman mati, sesaat sebelum kepalanya dipenggal, Thomas mencium pipi sang algojo lalu bergurau padanya agar berhati-hati jangan sampai janggutnya ikut terpotong sebab janggutnya itu tidak bersalah pada raja.
Santo Thomas More wafat sebagai seorang martir Kristus pada hari Selasa, 6 Juli 1535, dalam usia lima puluh tujuh tahun. Kata-kata terakhirnya adalah : "The king's good servant, but God's First"
Gereja Inggris kini disebut Gereja Katholik Anglikan dan sampai hari ini tidak lagi mengakui Paus sebagai Kepala Gereja.
No comments:
Post a Comment