Sabtu, 11 Juni 2022
Matius 5:33-37
33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada anggapan bahwa yang namanya sumpah itu mendasari kejujuran. Dalam sidang pengadilan dan pengangkatan jabatan pada umumnya orang biasa diambil sumpahnya.
- Tampaknya, sumpah dipandang penting karena membuat orang akan omong dengan jujur dan akan benar dalam tindakannya. Karena begitu pentingnya, sumpah masuk acara resmi dan dengan rumus tertentu serta ada saksi ulama keagamaan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalamanan batin, sekalipun sumpah dipandang amat penting untuk menjamin keluhuran orang dalam bicara dan berbuat, yang namanya sumpah sejatinya menghadirkan Tuhan sebagai saksi yang menjamin kebaikan seseorang sehingga justru menjadi kemunafikan tingkat tinggi bila dalam kenyataannya dia adalah pelanggar kehidupan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan tegas dalam kebenaran hidup sehingga bisa omong sesuai dengan realitas yang dialami dan dihayati.
Ah, jaman kini yang namanya sumpah hanyalah ucapan ritual formalistis.
No comments:
Post a Comment