Wednesday, December 22, 2021

Lamunan Hari Khusus Adven

Kamis, 23 Desember 2021

Lukas 1:57-66

57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya. 64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. 66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Butir-butir Permenungan

 

·       Tampaknya, agama apapun selalu berkaitan dengan pola budaya penghayatnya. Semurni apapun orang mau menghayati sesuai budaya asal agama, budaya setempat akan mengenainya.

·       Tampaknya, dalam penghayatan budaya orang akan diwarnai oleh ungkapan dan bentuk tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Maka agamapun juga memiliki hal-hal tradisional yang harus diterima begitu saja dalam penghayatan hidup pemeluk.

·       Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun hidup beragama amat berkaitan dengan hal-hal tradisional budaya, orang yang sungguh beragama akan mengutamakan ketaatan pada nurani yang membuat penghayatannya hidup dinamis tidak terbelenggu oleh bentuk-bentuk adat turun-temurun. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati agama sebagai tanda dan sarana untuk semakin ikut Tuhan dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.

Ah, beragama yang benar itu ya menghayati hidup sepersis mungkin dengan cara hidup pendiri.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...