Friday, December 17, 2021

Lamunan Hari Khusus Adven

Sabtu, 18 Desember 2021

Matius 1:18-25

18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. 24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, 25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, setiap agama selalu terlahir dalam konteks asal masyarakatnya. Pendiri dan para perintis perdana menghadirkannya dengan warna situasi hidup dan budaya setempat dimana mereka hidup.
  • Tampaknya, pemeluk selanjutnya dimanapun dapat menganggap pola hidup pendiri dan perintis awal harus menjadi bentuk hidupnya. Yang dalam keseharian tidak sama dengan pola hidup dan budaya awal dapat dipandang tidak murni dalam beragama bahkan dapat dipandang sesat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, mengingat agama adalah tanda dan sarana untuk beriman, orang akan sungguh beriman kalau bisa berhati mesra berhubungan dengan Tuhan dan terbuka dengan siapapun sesuai dengan situasi hidup kongkret masyarakat umum dimana dia berada. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati iman dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.

Ah, asal menjalani sepersis mungkin dengan kehidupan pendiri orang sungguh menjadi penghayat benar dalam agama.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...