Saturday, March 27, 2021

Lamunan Pekan Suci

Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 28 Maret 2021

Markus 11:1-10

1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania  yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya  2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi  orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."  4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu  di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.  5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?"  6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.  7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.  8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.  9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang  dalam nama Tuhan,  10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi! "

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang besar biasa mendapatkan penghormatan dari masyarakat. Kalau akan berkunjung, orang di tempat kunjungan dapat membuat panitia penyambutan.
  • Tampaknya, karena akan mendapatkan kunjungan dari orang besar, panitia dapat menyediakan berbagai fasilitas untuk kenikmatan dan keamanan sang orang besar. Berbagai hiasan pun akan menjadi tampilan dekoratif yang menarik.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun kehadiran orang besar selalu menarik banyak orang untuk menghormat, kalau hidupnya selalu berjuang demi kebaikan umum kehadirannya akan disambut secara spontan dan alami. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati kehadiran tokoh sejati pejuang kerakyatan akan mendapatkan sambutan tanpa sponsor kepanitiaan dan permadaninya adalah hamparan kerelaan hati sedang hiasannya adalah sajian alami.

Ah, orang besar selalu memiliki pengawal agar tak mudah disentuh oleh banyak orang tanpa prosedur.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...