Thursday, March 25, 2021

Panen Nila

Sore itu jam 15.00 Rabu 24 Maret 2021. Rm. Bambang baru saja melihat selesainya cerita sinetron di TV. Dia ingat kata Mas Hari, salah satu karyawan Domus, ketika rama-rama baru makan siang. Mas Hari berkata "Jam tiga, rama". Perkataan itu menanggapi pertanyaan Rm. Bambang "Engko jam pira?" (Nanti akan mulai jam berapa?). Pada jam itu Rm. Bambang dengan kursi rodanya menuju kebun belakang kompleks Domus Pacis Puren. Ketika sampai pada kolam besar tampaklah berdiri para tenaga Domus: Mas Hari, Mas Siswanto, Mas Abas, dan Mas Ardi. Mereka berdiri melihat air kolam yang keruh dan tinggal kurang dari separo kedalamannya. "Banyune dikuras riyin, rama" (Rama, airnya harus dikuras lebih dahulu) kata Mas Abas. Tadi di kamar makan Rm. Bambang memang berkata kepada para karyawan yang melayani para rama "Engko nawu iwak ya. Sesuk esuk digoreng nggo lawuh" (Nanti menguras ikan ya. Besuk pagi digoreng untuk lauk). Dan ikan di kolam itu semuanya adalah nila.

Ternyata untuk menguras air membutuhkan waktu lama walau sumbatan lobang sudah dibuka. Untunglah para karyawan ingat bahwa Domus memiliki diesel untuk menyedot air. Maka dengan diesel dan pipa besar pengeringan air bisa dipercepat. Mas Ardi kemudian mengambil tangga untuk panjatan turun kolam. Tiga karyawan turun kolam, yaitu Mas Hari, Mas Siswanto, dan Mas Abas ketika air kolam kedalamannya tinggal dibawah lutut. Dengan tiga jaring kecil, dua jaring baru dibeli siang itu oleh Mas Hari dan Mas Abas, tiga karyawan itu menangkap ikan berkali-kali. Mas Ardi memberikan ember untuk menampung ikan-ikan yang tertangkap. Kalau ember sudah penuh, salah satu membawa ke atas dengan memanjat tangga. Mas Ardi sudah menyediakan ember besar untuk menampung ikan-ikan dari ember penampungan dalam kolam. Ternyata para karyawan, sesudah selesai dari kolam, langsung membersihkan ikan-ikan nilai itu dari kotorannya dan mencucinya. Ketika sambil makan malam Rm. Bambang bertanya "Entuke rong atusan ana?" (Apakah bisa mendapatkan sekitar 200 ekor?), Mas Hari menjawab "Nggih langkung" (Jelas lebih). "Pirang kilo?" (Ada berapa kilo?) tanya Rm. Hartanta yang ketika selesai makan ada jawaban dari Mas Siswanto "Yen pitung kilo nggih wonten" (Kalau hanya 7 kg ada). Adapun ikan-ikan nila yang masih kecil dimasukkan ke kolam dalam bangunan induk Domus Pacis Puren.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...