Monday, March 15, 2021

Santa Louise de Marillac

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 21 September 2014 Diperbaharui: 21 September 2014 Hits: 9702

  • Perayaan
    15 Maret
  •  
  • Lahir
    12 Agustus 1591
  •  
  • Kota asal
    Le Meux, Picardy - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • 15 Maret 1660 di Paris, Perancis - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    9 Mei 1920 oleh Paus Benediktus XV
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 11 Maret 1934 oleh Paus Pius XI

Santa Louise de Marillac lahir pada tanggal 12 Agustus 1591 di dekat Le Meux, Picardy Perancis. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berumur 3 tahun. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dengan empat anak. Ibu tirinya sama sekali tidak memperdulikannya. Setelah beberapa tahun, ia dimasukkan ke sebuah asrama puteri, milik suster- suster. Disinilah mulai tumbuh minatnya pada kehidupan membiara. Tetapi karena kesehatannya selalu terganggu, ia akhirnya dikeluarkan dari asrama itu.

Pada umur 22 tahun, ia menikah dengan seorang pemuda bangsawan bernama Antonius Legras, sekretaris istana Ratu Perancis. Pasangan ini dianugerahi Tuhan seorang anak laki- laki yang dipermandikan dengan nama Mikheal. Sebagai ibu rumah tangga, Louise selalu melayani suami dan anaknya dengan penuh cinta. Meskipun demikian kesulitan dalam keluarga pun sering dialaminya. Suaminya sering tidak berada di rumah karena tuntutan tugasnya. Sedangkan dia sendiri pun kerapkali ketakutan karena merasa berat menangani anaknya. Kekuatiran kemerosotan hidup rohaninya menjadi suatu sumber ketakutan lain baginya.

Untuk mengatasi semua itu, ia giat melakukan pekerjaan-pekerjaan amal dan rajin berdoa. Kegemarannya melukis terus dilakukannya dalam waktu-waktu senggang. Pekerjaan- pekerjaan amal yang dilakukannya bagi orang-orang sakit dan miskin membuatnya sangat dekat dengan mereka. Atas penyelenggaraan Ilahi, ia bertemu dengan Santo Fransiskus dari Sales. Pada hari raya Pentekosta tahun 1623, ia mengalami suatu peristiwa ajaib: ia mendengar suatu suara ajaib yang memberitahukan kepadanya tentang kehidupannya di masa yang akan datang sebagai salah seorang anggota sebuah serikat religius yang akan mengabdikan hidupnya kepada kaum miskin. Suara itu pun menjanjikan kepadanya seorang bapa pengakuan yang saleh. Dalam suatu penglihatan, ia menyaksikan sejumlah besar suster keluar masuk sebuah biara.

Pengalaman ini akhirnya menjadi kenyataan baginya. Pada tahun 1625 ketika suaminya meninggal dunia, Louise mulai memasuki corak hidup baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Tuhan mengirimkan kepadanya Santo Vinsensius a Paulo sebagai Bapa pengakuannya. Oleh Vinsensius ia ditugaskan untuk mengambil bagian dalam aksi amal yang dilakukan oleh perkumpulan Vinsensius di Prancis. Pada tahun 1633, Vinsensius menugaskan Louise mendidik gadis-gadis agar kemudian mendampinginya dalam karya amal tersebut.

Tugas ini perlahan-lahan menjadikan dia pembina dan ibu bagi sebuah tarekat baru: Tarekat Puteri-puteri Kasih. Tarekat ini berkembang pesat dan menyebar ke seluruh pelosok Perancis. Mereka mengabdikan diri secara khusus pada pelayanan orang-orang sakit. Kemudian tarekat ini mengembangkan sayapnya sampai Italia dan Polandia. Louise tetap menjadi pemimpin dan pembina tarekat ini selama 35 tahun.

Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berpesan kepada para susternya agar selalu bermurah hati penuh cinta kepada kepada para miskin dan pengemis. Sebab didalam mereka, Kristus tampak secara paling nyata. Louise meninggal pada tanggal 15 Maret 1660. Ia meninggal dengan penuh kasih dalam diri para miskin dan orang sakit.

Saat ini jasadnya disemayamkan dalam Gereja di biara induk dari Tarekat Putri Kasih di 140 rue du Bac, Paris, Perancis. Santa Louise secara keliru telah disebut sebagai orang kudus yang tubuhnya tetap utuh. Tubuh yang disemayamkan di Gereja biara Tarekat Putri Kasih itu sebenarnya adalah patung lilin yang berisikan tulang-tulangnya. Pada tahun 1960 Paus Yohanes XXIII memaklumkan Santa Louise sebagai Pelindung para Pekerja Sosial Kristen

Para Suster Putri-putri Kasih ini sudah berkarya di Indonesia sejak tahun 1931. Selengkapnya tentang karya Suster Puteri-puteri Kasih di Indonesia bisa dilihat disini.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...