Friday, December 31, 2021

Santo Telemakus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Oktober 2014 Diperbaharui: 27 Desember 2019 Hits: 6253

  • Perayaan
    1 Januari
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-4 (tanggal dan tahun lahir tidak diketahui)
  •  
  • Kota asal
    Yang tertulis : Datang dari Timur ke Roma
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dilempari batu sampai mati dalam arena Gladiator di Roma - Italia pada tanggal 1 Januari 391 atau 404 (sumber berbeda)
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Kisah tentang Santo Telemakus ditemukan dalam tulisan Theodoret, Uskup Cyrrhus, Suriah. Telemakus disebutkan sebagai seorang pertapa (sumber lain menyebutkan : biarawan)  yang datang ke Roma dari Timur. Ia mencoba untuk menghentikan perkelahian gladiator di amphitheater Romawi, hingga ia dilempari batu sampai mati oleh orang banyak. Kaisar Kristen Honorius, bagaimanapun, sangat terkesan dengan kemartiran biarawan itu dan mendorongnya untuk mengeluarkan larangan yang sangat bersejarah, yaitu melarang pertunjukan pertarungan gladiator.

Pertarungan gladiator yang terakhir diketahui berlangsung di Roma adalah pada tanggal 1 Januari 404 M, jadi tanggal ini dijadikan sebagai tanggal kemartiran Santo Telemakus.

Sebuah tradisi lain mengisahkan bahwa kemartiran santo Telemakus terjadi setelah ia berdiri di ampiteater dan mengatakan kepada majelis untuk berhenti menyembah berhala dan mempersembahkan korban kepada para dewa. Mendengar pernyataan ini, prefek kota lalu memerintahkan para gladiator untuk membunuh Telemachus.

Rm. Tri Hartono Opname

"Kalau wau dalu Rama Tri mlebet Panti Rapih. Sing nengga Ardi" (Tadi malam Rm. Tri Hartono masuk RS Panti Rapih. Ardi yang menunggu) kata Mas Abas, salah satu karyawan, pada sekitar jam 06.30 Jumat 31 Desember 2021 kepada Rm. Bambang. Dalam benak Rm. Bambang terbayang ketika sedang makan malam sehari sebelumnya Rm. Tri Hartono dengan kursi rodanya didorong masuk kamarnya. Hal itu beberapa kali terjadi kalau beliau akan buang air kecil. Tetapi malam itu karyawan bilang kalau Rm. Tri masuk angin dan kemudian di-keroki dengan minyak kayu putih. 


Karena sudah mendapatkan informasi dari Mas Abas, Rm. Bambang berkata kepada Rm. Hartanta yang datang terlambat untuk makan pagi "Wau dalu Rm. Tri Hartono muntah-muntah nggih?" (Tadi malam Rm. Tri Hartono menderita muntah-muntah, ya?). "Inggih. Kula takeni wongsal-wangsul mboten nate mangsuli" (Benar. Saya bertanya berulang kali hanya diam tak menjawab) jawab Rm. Hartanta yang mengantar Rm. Tri Hartono ke Panti Rapih. "Mlebet kamar pundi?" (Masuk ruang apa?) tanya Rm. Bambang yang juga langsung dijawab oleh Rm. Hartanta "Sementara wonten Elisabet. Ngentosi PCR" (Sementara di Ruang Elisabet. Menanti hasil PCR). Pada jam 08.00 ada relasi Rm. Tri Hartono mengirim pesan WA kepada Rm. Bambang "Klo boleh tahu, apakah Romo Tri Hartono baik2 saja?", karena dia menelpon tetapi tak diangkat. HP Rm. Tri Hartono memang tertinggal di kamar dan tak terbawa ke Panti Rapih. Rm. Bambang menjawab "Tadi malam masuk RS Panti Rapih. Muntah2". Ternyata Rm. Tri diperkirakan mengalami gejala stroke. Kini beliau dirawat di Ruang ICCU. Untuk asupan makan memakai sonde.

Lamunan Hari Raya

Santa Maria Bunda Allah

Sabtu, 1 Januari 2022

Lukas 2:16-21

16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 21 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, seseorang disebut ibu karena sebagai perempuan mampu melahirkan anak. Dia juga memberi perhatian besar pada anaknya.
  • Tampaknya, seorang ibu tak hanya menyusui anaknya tetapi juga akan menjadi pendidik pertama. Seorang ibu akan bergembira kalau anaknya bisa hidup diterima oleh banyak orang bahkan dapat menjadi tokoh masyarakat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, meski anaknya menjadi kekaguman banyak orang dan menjadi perbincangan banyak orang, ibu sejati tidak akan jatuh ke menonjol-nonjolkan anaknya tetapi akan menghadirkan segala peristiwa yang menyangkut anak menjadi simpanan dalam hati dan bahan omongan dengan ilahi dalam hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tak akan mudah terseret pada arus omongan umum tetapi akan membatinkan segalanya dalam terang nurani.

Ah, kalau punya anak kesohor, itu berarti punya aset untuk meraih banyak kekayaan.

Thursday, December 30, 2021

Santo Paus Silvester I

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Desember 2019 Hits: 11783

  • Perayaan
    31 Desember
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Desember 335 di Roma, Italia | Oleh sebab alamiah
    Dimakamkan di Church of Saint Sylvester Roma.
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Paus St. Sylvester I adalah paus kita yang ke-33. Ia dinobatkan menjadi paus menggantikan Santo Paus Meltiades. Ia adalah orang yang membabtis Kaisar Romawi menjadi seorang Kristen dan sekaligus menjadi bapa Spiritual dari Kaisar Kristen pertama dalam kerajaan Romawi: Kaisar Konstantinus I. Kisah pertobatan Kaisar ini sungguh luar biasa.

Pada mulanya Konstantinus sama saja dengan para kaisar pendahulunya yang membenci dan menganiaya umat Kristen. Kemudian Konstantinus I terjangkit penyakit kusta. Ia sudah  menyelenggarakan suatu ritual kafir penyembahan dewa-dewi sebagai usaha mendapatkan kesembuhan. Namun ia tidak juga disembuhkan.  Menurut legenda Kaisar kemudian bermimpi di mana ia melihat St. Petrus dan St. Paulus berbicara kepadanya. Mereka menyuruh kaisar pergi kepada Paus Sylvester untuk minta disembuhkan. Konstantinus kemudian memohon kepada paus agar ia dibaptis dan kaisar dibaptis di Basilika St. Yohanes Lateran. Pada saat Pembaptisan, Kontantinus disembuhkan sama sekali dari penyakitnya. Sejak saat itu, Konstantinus tidak hanya mengijinkan agama Kristiani berkembang, (mengeluarkan Edik Milano);  malahan ia sendiri menjadi seorang Kristen yang taat. Kejadian ini menandai berakhirnya masa penganiayaan pada umat Kristen yang sudah berlangsung selama hampir tiga abad.  Konstantinus I di kemudian hari dikenal dengan nama Konstantinus Agung;  Kaisar Romawi Kristen yang pertama.

Dalam masa kepausan Santo Sylvester; dengan dukungan penuh dari Kaisar Konstantinus, Paus Sylvester lalu membangun gereja-gereja besar di Roma. Seperti Basilika St. Yohanes Lateran, Santa Croce in Gerusalemme, Basilika Santo Petrus, dan beberapa gereja cemeterial di atas makam para martir. Dalam masa ini juga diselenggarakan konsili ekumenis pertama yang disebut Konsili Nicea I pada tahun 325. Paus Sylvester sendiri tidak bisa menghadiri Konsili tersebut, namun ia menunjuk Vitus dan Vincentius untuk mewakilinya dan ia menyetujui semua keputusan dari sidang Konsili tersebut.

Devosi kepada Paus Sylvester I amat terkenal pada masa Gereja Perdana. Ia adalah paus pertama bukan martir yang dimaklumkan sebagai santo. Di Basilika St. Yohanes Lateran di Roma terdapat suatu dinding berhiaskan mozaik yang sungguh indah, menggambarkan Yesus memberikan kunci-kunci kuasa rohani kepada Paus St. Sylvester I.

5 cara tetap bahagia di hari tua

diambil dari https://www.sunlife.co.id/id/life-moments/preparing-to-retire

Kalau Anda terlalu sibuk mengeluhkan pertambahan usia, Anda justru tidak bisa menikmati waktu yang Anda punya. Berikut cara-cara untuk tetap bahagia di hari tua.


Saat remaja, Anda selalu menyambut ulang tahun dengan riang gembira. Bertambahnya usia tak hanya berarti saatnya bersenang-senang mentraktir teman-teman makan di restoran favorit, tapi juga semakin dekatnya saat Anda untuk bisa menyetir sendiri, bisa pulang lebih malam, atau menentukan pilihan sendiri. Saat remaja, bertambahnya usia bisa diasosiasikan dengan kebebasan yang lebih luas.

Tapi ketika angka 29 berubah menjadi 30, atau 39 berubah jadi 40, bisa jadi pandangan ini berubah. Tahun demi tahun, perubahan yang terjadi akan semakin banyak. Fisik juga Anda akan berubah. Daya tahan dan metabolisme tubuh tak lagi sama. Masalah kesehatan pun menghantui. Akibatnya, kalau saat remaja Anda mengasosiasikan pertambahan usia sebagai bertambahnya kebebasan, kini mungkin Anda justru merasa kebebasan Anda akan semakin berkurang saat usia Anda bertambah, karena keterbatasan fisik yang mungkin mulai Anda miliki.

Tentu saja Anda tidak dapat melawan waktu. Kalau Anda terlalu sibuk mengeluhkan pertambahan usia Anda, Anda justru tidak bisa menikmati waktu yang Anda punya. Ingat, tidak semua orang mendapat berkah umur yang panjang. Berikut adalah cara-cara tetap bahagia di usia senja.

1. Tetap aktif dalam hal yang Anda sukai

Jangan batasi hidup Anda dengan karier, pernikahan, dan keluarga Anda saja. Lakukan juga hal lain yang Anda sukai, sehingga Anda dapat tetap mengekspresikan diri Anda. Kemampuan mengekspresikan diri ini juga akan memengaruhi perasaan puas terhadap diri sendiri dan memicu munculnya perasaan bahagia. Asal tahu saja, kebahagiaan membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi stres, sehingga menjaga kelancaran peredaran darah serta detak jantung. Jadi, sehat adalah salah satu efek positif bahagia.

2. Coba sesuatu yang baru

Anda tidak pernah terlalu tua untuk mencoba sesuatu yang baru. Coba lihat saja Peggy McAlpine, seorang nenek dari Skotlandia yang melakukan terjun payung di usia 104 tahun. Hebat, ya? Anda pun bisa mencoba suatu hal baru. Coba lakukan suatu hal baru di luar rutinitas Anda. Kepuasan yang Anda rasakan karena berani mencoba hal baru bisa membuat Anda merasa muda lagi!

3. Menjaga kehidupan sosial

Salah satu perasaan yang muncul di usia tua adalah merasa tidak berguna karena tidak lagi mampu melakukan berbagai hal yang dulu bisa Anda lakukan dengan mudah. Tapi menjaga hubungan dengan teman-teman lama akan membantu Anda melupakan perasaan tersebut. Anda tidak hanya memiliki teman untuk merayakan saat-saat bahagia, tapi juga untuk membantu Anda saat masalah sulit menghadang.

4. Tetap berolahraga

Poin yang ini pasti sudah Anda ketahui, tapi tak jarang yang sulit untuk melakukannya. Olahraga rutin membantu Anda menjaga kesehatan sekaligus membuat Anda lebih bahagia. Siapa sih yang suka kalau harus berbaring di tempat tidur karena sakit?

5. Jangan membanding-bandingkan diri sendiri

Tidak semua orang bisa terlihat seperti berusia 25 tahun di usia 40. Kalau Anda terus menerus membandingkan diri dengan masa muda Anda, Anda bisa jadi malah merasa tertekan. Yang penting adalah Anda tetap sehat dan tampil sebaik mungkin

Perubahan fisik saat Anda bertambah tua memang tidak bisa dihindari. Tapi bukan berarti jiwa Anda juga harus berubah, kan? Anda bisa tetap merasa bahagia dan produktif bahkan di usia tua. Kebahagiaan Anda malah akan terpancar di wajah Anda dan membuat Anda terlihat lebih menarik. Sebaliknya, kalau Anda melewati masa tua Anda dengan ketidakbahagiaan, hal itu juga akan terlihat di kehidupan Anda sehari-hari. Remember, you’re only as old as you feel.

Nah lima cara diatas juga perlu didukung dengan perencanaan yang matang, terutama perencanaan keuangan agar hidup lebih tenang dan bahagia di hari tua. Lindungi kehidupan Anda di hari tua dengan perlindungan yang baik untuk kesehatan Anda. Di masa tua risiko akan kesehatan mungkin saja bisa terjadi, alangkah baiknya jika Anda sudah dibentengi dengan perlindungan kesehatan sehingga Anda dapat menjalankan hari tua dengan lebih tenang dan bahagia. Lihat berbagai pilihan perlindungan yang tepat untuk Anda di dalam perlindungan kesehatan.

Lamunan Masa Natal

Hari Ketujuh Oktaf Natal

Jumat, 31 Desember 2021

Yohanes 1:1-18

1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 2 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang disebut hidup adalah kondisi dapat tumbuh dan berkembang. Selain manusia, tumbuhan dan hewan juga memiliki kehidupan dan yang tidak punya disebut benda mati.
  • Tampaknya, kehidupan manusia memiliki kekhususan karena menjadi makhluk individual-sosial dan perkembangannya seiring dengan kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Meskipun demikian seperti tumbuhan dan hewan manusia juga memiliki keterbatasan hidup karena ada kematian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun dalam hidupnya orang memiliki pertumbuhan dan perkembangan sebagaimana tumbuhan dan hewan, tetapi kesejatian hidup manusia adalah terang yang berasal dari daya ilahi yang menghadirkan jaminan kehidupan abadi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang percaya bahwa kehidupan dalam diri manusia adalah cahaya batin yang menghadirkan sukacita amat mendalam.

Ah, orang disebut hidup karena masih ada nyawa yang ditandai jantung masih berdetak.

Wednesday, December 29, 2021

Santa Anysia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Desember 2019 Hits: 9138

Santa Anysia hidup di Tesalonika pada akhir abad kedua. Ia lahir dari keluarga Kristen yang kaya dan saleh.  Anysia sangat saleh. Ia hidup dalam doa dan ia memiliki kaul pribadi akan kesucian dan kemiskinan. Ia juga sering menggunakan kekayaannya untuk membantu orang-orang miskin di Tesalonika. Tesalonika adalah sebuah kota purba di Yunani di mana St. Paulus pernah singgah dan mewartakan Injil Kristus. 

Pada masa itu, terjadi penganiayaan yang kejam terhadap umat Kristiani. Gubernur Tesalonika bertekad untuk mencegah semua umat Kristiani untuk berkumpul bersama dan merayakan Misa. Tetapi umat beriman secara diam-diam  tetap berkumpul dan merayakan misa bersama. Pada suatu hari Anysia berusaha untuk menghadiri pertemuan tersebut. Ketika ia melewati pintu gerbang kota yang disebut Gerbang Kasandra, seorang serdadu menjadi curiga kepadanya. Ia segera menghalangi langkah Anysia serta menyelidiki kemanakah Anysia hendak pergi.

Karena amat ketakutan, Anysia melangkah mundur sambil dengan tidak sadar membuat tanda salib. Melihat itu, sang serdadu langsung menyadari bahwa gadis ini adalah seorang Kristen. Ia mencengkeramnya tubuhnya dengan kasar dan berusaha menyeretnya menuju kuil berhala untuk memaksa Anysia agar murtad dengan memberikan persembahan kepada dewa-dewi dalam kuil tersebut. Anysia berusaha melawan sekuat tenaga sehingga orang kafir itu menjadi semakin marah. Akhirnya, dalam puncak kemarahan, ia mencabut pedangnya dan menebaskannya ke tubuh Anysia. Anysia pun jatuh dan tewas seketika di kaki sang serdadu.

Ketika penganiayaan telah berakhir, umat Kristiani Tesalonika mendirikan sebuah gereja di tempat dimana St. Anysia telah menyerahkan nyawa bagi Kristus. Anysia wafat sekitar tahun 304.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Cari Dana Pakai Buku

Orang dapat memiliki sikap bahwa hidup yang baik adalah yang sederhana. Bahkan di dalam Gereja Katolik imam dan biarawan-biarawati biasa dipandang sebagai kaum teladan kesederhanaan bahkan kemiskinan. Namun demikian harus diakui bahwa suasana umum kaum imam dan biarawan-biarawati biasa mendapatkan fasilitas yang diatas kaum sederhana bahkan paling tidak diatas menengah. Kalau berbicara para imam Keuskupan Agung Semarang, tampaknya pada umumnya kami hidup dalam kondisi diatas rata-rata umat. Di dalam karya paroki pada umumnya rama akan mendapatkan perlindungan kesejahteraan dari umatnya.  

Untuk para rama yang tidak di paroki, asal memiliki pergaulan pastoral yang enak di kalangan umat, banyak hal bisa diperoleh demi kesejahteraan hidupnya. Namun demikian ada kisah yang cukup berbeda bagi para rama praja yang tinggal di rumah tua Domus Pacis. Paling tidak yang dulu ada di Domus Pacis Puren ada pengalaman terasa amat pas-pasan. Rm. Bambang ikut mengalami dari tahun 2010-2012. Segalanya memang amat tergantung pada anggaran yang diberikan oleh Keukupan. Meskipun demikian, sesudah terbangun hubungan jejaring dengan umat, perhatian banyak warga dan kelompok umat berdatangan. Bahkan mulai September 2013 ada banyak relawan yang membantu dalam penyediaan makan 3 kali sekali. Memang, sejak pandemi Covid-19 segalanya berubah. Dan kini ketika sudah berada di Domus Pacis St. Petrus, perhatian mulai terasakan lagi meskipun tidak seperti ketika masih di Puren. 


Domus Pacis St. Petrus memang mulai mendapatkan perhatian umat. Kebutuhan-kebutuhan pokok seperti beras dan pempers mulai tidak menjadi keprihatinan. Sumbangan umat berupa uang juga mulai datang. Bahkan Rm. Bambang bisa ikut menjadi jalan umat terlibat dalam pertambahan dana untuk honorarium tenaga, penyediaan snak untuk 15 hari, dan bantuan untuk tambahan penyediaan makan malam. Barangkali karena perkembangan kebiasaan, yang juga menjadi perhatian umat umum adalah peristiwa ulang tahun kelahiran dan imamat. Dalam hal ini Domus Pacis St. Petrus hanya mengadakan peringatan ulang tahun imamat untuk masing-masing rama. Rm. Bambang juga ikut ambil bagian dalam mengumpulkan dana untuk penyediaan konsumsi ulang tahun imamat. Untuk kepentingan inilah Rm. Bambang berterima kasih kepada Bapak Sungkono dari Paroki Pringgolayan. Beliau adalah teman Rm. Bambang dalam gerakan pendampingan iman kaum lansia. Pak Sungkono menyerahkan buku yang berjudul Tetap Aman Berkat Iman & Imun yang dicetak dan diterbitkan oleh Pohon Cahaya. Ini adalah buku yang berisi kesaksian iman di tengah pandemi Covid-19. Semua uang masuk diluar beaya cetak diserahkan untuk membantu Domus Pacis St. Petrus yang dikelola oleh Rm. Bambang.

Lamunan Masa Natal

Hari Keenam Oktaf Natal

Kamis, 30 Desember 2021

Lukas 2:36-40

36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, 37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. 38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. 39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kaum lansia kerap dikaitkan dengan model kehidupan masa lampau. Ini adalah golongan yang disebut konservatif atau kolot.
  • Tampaknya, kaum lansia kerap dipandang sebagai golongan yang pandangan hidupnya berorientasi ke masa yang telah lewat. Mereka kerap disebut “jadul” (jaman dulu) karena dalam omongan biasa memasukkan kata “dulu” yang tentu dilandaskan pada prinsip-prinsip lama dalam kehidupan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun bertahun-tahun memiliki usia sebagai golongan lanjut usia, kalau hidupnya biasa ada dalam cahaya ilahi karena ikatan hidupnya dengan nurani, selansia apapun orang akan bergembira berhadapan dengan kaum muda model apapun sehingga mampu ceria menghayati masa kini dan omongannya juga bisa berorientasi ke masa depan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang makin tua dan makin lanjut usia akan tetap mampu hidup ceria berhadapan dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat sehingga makin bijak.

Ah, kalau sudah amat lanjut umurnya orang tak akan bisa diberi tanggungjawab apapun.

Tuesday, December 28, 2021

Santo Thomas Becket

 diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 23 Desember 2019 Hits: 6999

  • Perayaan
    29 Desember
  •  
  • Lahir
    21 Desember 1118
  •  
  • Kota asal
    London, Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • 29 Desember 1170. | Matir. Dibunuh didalam Kathedral Canterbury, Inggris
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 21 February 1173 oleh Paus Alexander III

Thomas Becket lahir di Cheapside London  pada tanggal 21 Desember 1118. Ayahnya adalah seorang tuan tanah kecil atau bangsawan kelas rendah di Inggris.  Ketika usianya sekitar duapuluh empat tahun, Thomas mendapatkan pekerjaan di Keuskupan Agung Canterbury. Disini ia mulai tertarik untuk menjadi seorang imam. Thomas seorang pemuda yang tampan, amat cerdas dan pandai bergaul. Sebentar saja, ia telah menjadi kesayangan Raja Henry II sendiri. Orang mengatakan bahwa raja dan Thomas memiliki hanya satu hati dan satu pikiran - seperti layaknya sepasang sahabat karib. 

Raja Henry II bahkan mengirim putranya yang juga bernama Henry untuk hidup bersama Thomas. Adalah lumrah pada masa itu apabila anak bangsawan dibina dengan cara tinggal dalam rumah bangsawan lainnya.  Pangeran Henry dilaporkan pernah mengatakan bahwa dalam sehari; Thomas Becket menunjukkan cinta kasih yang tulus dan figur kebapakkan yang dibutuhkannya dan lebih dari yang bisa diberikan oleh ayahnya dalam sepanjang hidupnya. Keterikatan emosional Henry muda dengan Santo Thomas Becket sebagai ayah angkat mungkin merupakan salah satu alasan yang membuat Henry muda dikemudian hari berbalik menentang ayahnya.

Ketika Thomas berusia tigapuluh enam tahun, Raja Henry menjadikannya ketua parlemen. Sebagai ketua parlemen Inggris, Thomas menempati rumah yang besar dan kemewahan.  Namun demikian, ia sungguh murah hati kepada orang-orang miskin. Awalnya Ia adalah seorang yang cepat marah, dan ia mengatasinya dengan melakukan banyak matiraga dan melewatkan berjam-jam lamanya dalam doa, seringkali hingga larut malam.

Ketika Uskup Agung Canterbury wafat, raja meminta paus untuk memberikan jabatan tersebut kepada Thomas. Itu berarti bahwa Thomas harus ditahbiskan terlebih dahulu menjadi seorang imam. Tetapi, Thomas mengatakan secara terus terang kepada raja bahwa ia tidak ingin menjadi Uskup Agung Canterbury. Ia sadar sepenuhnya bahwa jabatan itu akan menempatkannya dalam konflik langsung dengan Raja Henry. Thomas tahu bahwa kalau ia menjadi seorang Uskup maka haruslah ia membela Gereja; dan itu berarti bahwa ia akan berhadap-hadapan secara langsung dengan Raja Henry.

“Bila saya seorang uskup maka kasih baginda kepadaku akan berubah menjadi kebencian,” demikian ia memperingatkan Henry.  Raja tidak peduli, dan Thomas ditahbiskan menjadi imam dan kemudian menjadi uskup pada tahun 1162. Pada mulanya, segala sesuatu berjalan lancar seperti sedia kala.

Suatu hari raja menuntut sejumlah uang yang cukup besar dari kas gereja. Uskup Thomas dengan tegas menolak tuntutan ini karena merasa tidak patut bila keuangan dan kebebasan gereja dirampas oleh negara. Penolakan tegas ini membuat Raja geram terhadap sahabatnya itu. Ia  mulai memperlakukan Thomas dengan buruk.  Sesaat, Thomas tergoda untuk sedikit mengalah. Tetapi kemudian ia menyadari akan kuatnya keinginan Raja Henry untuk mengendalikan Gereja. Thomas sungguh menyesal bahwa ia bahkan pernah berpikiran untuk mengalah kepada raja. Ia mohon ampun atas kelemahannya itu dengan bermatiraga, dan kemudian ia menjadi lebih tegas dari sebelumnya.

Kebencian raja semakin menjadi-jadi ketika ia menyadari bahwa uskup Thomas tidak mungkin akan mengalah padanya. Suatu hari, dalam amarahnya raja berteriak : “Tak adakah seorang pun yang dapat mengenyahkan uskup agung sialan ini dari hadapanku?” Beberapa perwira kerajaan menanggapi umpatan ini dengan serius. Mereka bermufakat untuk menghabisi sang uskup agung.  Mereka kemudian menyerang Thomas yang sedang merayakan misa di dalam katedral keuskupan. Dalam sakrat maut, bapa uskup mengatakan, “Demi nama Yesus dan demi membela Gereja, aku bersedia mati.” 

Hari itu tanggal 29 Desember 1170. Segenap umat Kristiani di seluruh penjuru dunia terkejut dan ngeri atas pembunuhan keji di dalam Katedral tersebut. Paus Alexander III dengan keras menegur raja Henry bahwa ia secara pribadi bertanggung jawab atas pembunuhan uskup agung.

Uskup Agung Thomas Becket dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Alexander III pada tahun 1173.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Gerak Peduli Makan Malam Domus

Pada bulan September 2021 Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis St. Petrus, mengatakan di meja makan bahwa akan menyelenggarakan sendiri untuk makan malam rumah para rama sepuh ini dan karyawan. Beberapa hari kemudian beliau meminta Rm. Bambang untuk mengurus makan malam. Ketika Rm. Bambang menyanggupinya, Rm. Hartanta bilang "Wiwit Desember nggih" (Kita mulai pada bulan Desember 2021). Ini berarti mulai 1 Desember 2021 Domus tidak lagi meminta sajian dari Seminari Tinggi. Bagi Rm. Bambang ini menjadi tugas ketiga untuk membantu urusan Domus Pacis. Yang pertama adaalah mencari tambahan dana uang untuk tambahan honorarium para tenaga karyawan. Ini sudah dimulai sejak Juli 2021. Yang kedua ikut membuka kesempatan umat menyumbang snak pagi dan sore sebanyak 15 hari. Dalam hal ini Bu Titik dan Bu Rini ikut mengajak teman-temannya menjadi peduli snak. Dan kini yang ketiga adalah mencari warga yang bersedia ikut peduli penyediaan makan malam untuk Domus Pacis St. Petrus.


Dengan pesan WA atau telepon Rm. Bambang mencoba menghubungi beberapa orang yang dirasakan memiliki hubungan dekat dengannya. Dari beberapa yang dihubungi ada yang menyanggupi ikut peduli. Dalam hal mencari pemeduli makan malam Bu Rini juga bergerak ke teman-temannya. Dia bisa memperoleh beberapa teman yang bersedia ikut membantu penyediaan makan malam. Bahkan Bu Rini bisa berhubungan dengan Bu Ari dari Sengkan dan Bu Eni dari Banteng. Kedua ibu ini memiliki jaringan dengan beberapa orang lain. Gerak selama 2 bulan memunculkan nama-nama warga yang bersedia ikut ambil bagian dalam penyediaan makan malam Domus Pacis St. Petrus : Bp. Agustinus Sugeng R., Bu Rini, Bu Ay Ing, Bu Meme, Bu Ay Ning, Bp. Joko, Bu Wiwit Fajar, Bu Marjiyati, Bu Tanti, Bu Ruth, Bu Ambar, Bu Tisna, Bu Agnes Kardyartini, Bu Rachel, Bu Nadya, Bu Primitiva, Sdr. Indra, Bu Ratmi, Bu Mardanu, Bu Ari, Bu Daruniah, Bu Ning Miduk, Bu Yohanes Priyana, Bu Ninik Saut, Bu Sumarah, Bu Rani Mastu, Bu Eni, Bu Ratih, Bu Pargiono, Bu Titik Waluyanti, Bu Emi, Bu Stephani Harsono, Bu Soewoeh, Bu Panggung, Bu Ida, dan Bu Petrus.

Berdasakan yang dilakukan oleh para pemeduli, Rm. Bambang menemukan 4 macam kepedulian untuk makan malam Domus Pacis St. Petrus mulai 1 Desember 2021 :

  • Penyumbang uang. Kepada para penyumbang uang Rm. Bambang menyatakan bahwa untuk sekali makan diharapkan ada sumbangan paling tidak Rp. 80.000. Dari pimpinan Domus Rm. Bambang mendapatkan jatah uang Rp. 120.000 untuk persediaan 16 porsi. Rm. Bambang mengambil kebijakan untuk sekali makan dibutuhkan minim Rp. 200.000 untuk penyediaan lauk pauk dan sayuran. Semua itu untuk 12 rama dan 4 karyawan. Dari penyumbang uang ternyata ada yang bersedia mengirimkan Rp. 80.000 per bulan, dan bahkan ada yang sudah mengirimkan untuk 12 bulan dan 13 bulan. Ada yang memberikan sumbangan untuk 3 bulan. Ada juga yang ikut menyumbang 3 kali makan per bulan dan mengirimkan uang untuk 10 bulan.
  • Penyumbang uang sekaligus memasakkan. Ini adalah mereka yang sanggup memasakkan sebulan sekali sekaligus memberi tombokan uang. Kepada mereka diserahkan uang jatah Rp. 120.000 per bulan.
  • Penyumbang masakan. Ada juga yang menyanggupkan diri untuk menyediakan masakan lauk dan sayuran sebulan sekali. Tetapi mereka mengembalikan anggaran yang disediakan oleh pihak Domus. Oleh Rm. Bambang uang pengembalian disimpan untuk tambahan persediaan anggaran khusus hari-hari istimewa seperti ulang tahun imamat dan hari besar agama.
  • Penyumbang tenaga masak. Ada beberapa orang yang menyediakan diri untuk memasakkan menu yang disediakan oleh pemeduli tertentu.

Lamunan Masa Natal

Hari Kelima Oktaf Natal

Rabu, 29 Desember 2021

Lukas 2:22-35

22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya kaum beragama percaya bahwa Tuhan adalah sumber kedamaian. Dalam Tuhan ada ketentraman.
  • Tampaknya, orang dapat yakin siapapun yang ber-Tuhan akan cinta damai. Dia akan menyingkiri permusuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun dalam beragama orang ingin dekat dengan Tuhan dan membangun serta mengembangkan kedamaian, orang bisa masuk dalam dunia perbantahan dan permusuhan karena merasa terbenar dalam ber-Tuhan kalau Tuhan dilekatkan bahkan diidentikkan dengan agama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa Tuhan mengatasi berbagai macam agama dan aliran kepercayaan.

Ah, bagaimanapun juga agama itu tempat Tuhan meraja.

Monday, December 27, 2021

Pesta Para Kanak-kanak Suci Betlehem, Martir

diambil dari https://www.thekatolik.com/2014/12

Kelahiran Yesus yang konon akan menjadi 'Raja Israel' membawa kegoncangan bahkan ancaman terhadap kekuasaan Herodes Agung. Kemarahan Herodes semakin menjadi-jadi karena Tiga Raja dari Timur, yang disuruh kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepadanya tempat kelahiran bayi Yesus, pulang ke negerinya masing-masing melalui jalan lain. 

Ia segera memerintahkan agar bayi Yesus dibunuh dan semua bayi yang ada di Betlehem. Tanpa mempedulikan ratap tangis ibu-ibu, disuruhnya membunuh semua kanak-kanak di daerah Betlehem. Maksudnya gagal karena Kanak-kanak Yesus sudah dibawa lari orangtua-Nya ke Mesir.

Herodes memang dikenal sebagai penguasa yang berhasil membangun Yerusalem dengan berbagai monumen, namun ia sebenarnya adalah boneka mainan kaisar Romawi. Namanya sendiri busuk karena kebengisan dan kebejatan hidupnya. Ia membunuh banyak orang termasuk tiga orang puteranya sendiri. Isterinya ada 10 orang. Dengan melihat pada kepribadiannya yang bejat ini, kita dapat memahami tindakannya.

Pada hari ini Gereja bukan saja menghormati kanak-kanak itu sebagai martir-martir Kristus, melainkan juga terutama menekankan nilai kesucian hidup dan kemurnian hati sebagai suatu cita-cita iman semua orang Kristen. Pesta hari ini menghimbau semua orang Katolik untuk terus berjuang mewujudkan kesucian dan kemurnian hidup sebagai saksi-saksi Kristus, meskipun kerap harus mengorbankan nyawa, menumpahkan darah karena cinta kasih kepada Allah dan sesama. 

Di dalam diri kanak-kanak Suci dan tak bersalah itu dapat dibaca cita-cita Kristen pada masa Gereja perdana. Marilah kita meneladani pula cita-cita iman yang luhur itu agar kita pun suci dari semua yang menentang kehendak Tuhan serta menghadapi Bapa kita di surga dalam keadaan yang sesempurna-sempurnanya.

Bandol untuk Rm. Jaya


Kini tentang Rm. Jayasewaya, salah satu rama Domus yang sudah berusia 86 tahun. Kondisinya sudah pikun sehingga operasi pakal paha kiri yang sudah seminggu harus diulang pada tanggal 21 Desember 2021. Hal itu dikarenakan posisi tulang ketika diperiksa pada tanggal 20 Desember bergeser. Maklumlah beliau sulit untuk diam dan posisi tidur selalu berubah-ubah bahkan melorot dari tempat tidur karena ingin turun. Sesudah oprasi ulang pada tanggal 21 Desember beliau mendapatkan pengawasan khusus di RS Panti Rapih. Tentu saja Mas Fallah, salah satu pramurukti, terus menunggu. Kaki beliau juga disatukan agar tidak bergerak berobah posisi. Mas Fallah memberi informasi bahwa kini ada bandol digantungkan di kaki Rm. Jaya.

Sebagaimana sudah diberitakan ke rama-rama Domus pada Sabtu 25 Desember 2021, Senin 27 Desember Rm. Jaya bisa pulang kembali di Domus Pacis St. Petrus. Ketika datang pada sekitar jam 15.45 mengantar snak, Bu Rini mengatakan ada ambulans RS Panti Rapih. Sr. Lusiani juga ikut datang mengantar Rm. Jaya. Ternyata di tempat tidurnya kedua kaki Rm. Jaya tetap disatukan dengan balutan perban yang di tengahnya ada bantal. Pada Senin itu Rm. Bambang diberitahu karyawan bahwa kaki yang dioperasi tetap akan digantungi bandol. Katanya berat bandol 3 kg. Seorang karyawan juga memberi informasi bahwa pemberat akan memakai batu. Maka ketika makan malam Rm. Bambang bertanya ke Mas Siswanto, salah satu pramurukti "Rama Jaya sida nganggo bandol?" (Apakah Rm. Jaya jadi memakai pemberat bandol?). Ketika Mas Siswanto menjawab "Inggih" (Ya, benar), Rm. Bambang bertanya lagi "Sida nganggo watu?" (Apakah jadi pakai batu). Mas Siswanto berkata "Mboten. Mawi bandol Panti Rapih" (Tidak. Pakai bandol pinjaman dari RS Panti Rapih). 

Lamunan Pesta

Kanak-kanak Suci

Selasa, 28 Desember 2021

Matius 2:13-18

13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, musibah memang selalu membawa susah. Apalagi kalau itu adalah musibah kematian.
  • Tampaknya, kematian akan lebih menghadirkan derita batin kalau itu datang karena perbuatan kejam. Lebih mengerikan lagi kalau kekejaman itu berasal dari penguasa lalim.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun kekejaman penguasa lalim justru terutama membuat kanak-kanak menjadi korban, orang akan menyadari bahwa itu tetap menjadi peristiwa yang diperhitungkan oleh Tuhan untuk hadirnya anak calon pejuang pembawa kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyingkiri jiwa yang berisi nafsu kekuasaan agar dapat ikut menghadirkan tumbuh dan berkembangnya kehidupan kaum kecil.

Ah, kekuasaan itu penting untuk meraih apapun yang diinginkan.

Sunday, December 26, 2021

Santo Yohanes Rasul

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 12 Agustus 2021 Hits: 27364

  • Perayaan
    27 Desember
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Galilea - Israel
  •  
  • Wilayah karya
    Galilea, Yerusalem, Efesus, Asia Kecil
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar tahun 100, di Efesus (Sekarang Turki)
    Sebuah Basilika yang indah pernah dibangun diatas makamnya di Efesus oleh kaisar Justinian I pada abad ke-6; Basilika tersebut saat ini hanya tinggal reruntuhan.
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Yohanes adalah seorang nelayan di Galilea. Ia, bersama dengan St. Yakobus saudaranya, dipanggil untuk menjadi rasul Kristus. Yesus memberi julukan “anak-anak guruh” kepada kedua putera Zebedeus ini.

St. Yohanes adalah rasul yang termuda. Ia amat dikasihi oleh Yesus, dan iapun amat mengenali Yesus Sang Guru. Pada perjamuan malam terakhir, Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya di dada Yesus. Yohanes juga satu-satunya rasul yang berdiri di kaki salib sementara yang lain melarikan diri. Yesus yang sedang menghadapi ajal menyerahkan pemeliharaan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya ini. Sambil memandang Bunda Maria, Ia berkata, “Inilah ibumu.” (Yoh 19:26-27). Jadi, hingga akhir hidupnya di dunia, Bunda Maria tinggal bersama St. Yohanes. Hanya Yohanes seorang yang memperoleh hak istimewa untuk menghormati serta melayani Bunda Allah yang tanpa noda.

Setelah penyaliban Yesus dan hari paskah berlalu, pagi-pagi sekali Maria Magdalena dan beberapa wanita membawa rempah-rempah ke makam Yesus untuk meminyaki Tubuh-Nya sesuai kebiasaan orang Yahudi. Mereka kembali dengan berlari-lari kepada para rasul untuk menyampaikan suatu berita yang mengejutkan. Tubuh Yesus telah hilang dari makam. Petrus dan Yohanes pergi untuk menyelidiki hal itu. Hati Yohanes yang bergetar hebat membuat ia berlari dengan sangat cepat dan tiba terlebih dahulu, tetapi karena ia menghormati Petrus; ia tidak mau mendahului Petrus untuk masuk ke dalam kubur.  Walau ia merupakan murid yang paling dikasihi Yesus; tapi Yohanes adalah orang yang sangat rendah hati.  Ia masih menunggu sampai Petrus datang dan masuk ke dalam makam terlebih dahulu. Baru sesudahnya, ia masuk dan melihat kain kafan yang telah tergulung rapi.

Kemudian, dalam minggu itu juga, para murid sedang memancing di Danau Tiberias tanpa hasil. Seseorang yang berdiri di pantai mengatakan kepada mereka untuk menebarkan jala ke sisi lain perahu. Ketika mereka menarik kembali, jala tersebut penuh dengan ikan-ikan besar. Yohanes adalah orang pertama yang mengenali siapa Orang itu. Tapi dengan kerendahan hati yang luar biasa ia terlebih dahulu mendekati Petrus dan berkata, “Itu Tuhan!”.  Petrus si Batu Karang segera saja terjun ke Danau dan berenang ke Pantai menuju Tuhan; sedangkan Yohanes dan para rasul yang lain tetap datang dengan perahu. (Yoh 21:1-14)

Kedekatan St. Yohanes dengan Yesus tercermin dalam pertanyaan Petrus ini :

"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini..?"  (yoh 21:21).

Saat itu Yesus menjawab :

"Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutilah Aku". 

Pernyataan Yesus ini membuat para rasul yang lain sempat berpikir kalau Yohanes tidak akan mati. 

Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, para rasul menjadi penuh dengan Kuasa dan keberanian mewartakan Injil.  Mereka mulai menyebarkan kabar gembira dan mengadakan banyak mijizat dalam nama Yesus. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Santo Lukas mencatat bagaimana Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah dengan berkata : ".. Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (kis 3:6).

Setelah jemaat perdana di Yerusalem terbentuk, para rasul terus mewartakan injil ke segala penjuru dunia. Yohanes berkarya dari Yerusalem sampai ke kota Efesus (sekarang : Selçuk, Provinsi İzmir, Turki). Ia tinggal di kota ini dan menjadi memimpin umat beriman (Uskup) sampai akhir hidupnya. Di kota ini pula Yohanes diyakini menulis Injil keempat, tiga buah surat Gembala, dan Kitab terakhir dari Perjanjian Baru : kitab Wahyu.

Yohanes hidup hampir seabad lamanya. Walau Ia tidak wafat sebagai seorang martir,  tetapi sungguh ia menjalani hidup yang penuh penderitaan. (Tradisi lain menyatakan bahwa Rasul Yohanes mati sebagai martir; tapi tradisi ini kurang diterima karena tidak mampu menyebutkan dimana tempat kemartiran Rasul Yohanes). Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya tetap dengan setia membawanya ketengah jemaat. Pesannya yang terakhir sangat sederhana;  “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.”  Ia wafat di Efesus sekitar tahun 101 M.

Banyak kisah-kisah mujizat yang menurut tradisi diadakan oleh Rasul Yohanes. Sebagian mungkin hanyalah "mitos".  Beberapa di antaranya : 

  1. Ketika Yohanes sedang dalam perjalanan untuk berkhotbah di Asiakapalnya rusak dalam badaisemua orang berhasil menyelamatkan diri ke pantai, kecuali Yohanes. Yohanes kemudian dinyatakan meninggal. Tapi dua minggu kemudian gelombang laut melemparkan Yohanes ke pantai dan jatuh di dekat kaki Prochoros salah seorang muridnyadalam keadaan hidup.
  2. Ketika Yohanes mengatakan penyembahan berhala adalah pekerjaan iblis, para pemuja dewi Artemis melemparinya dengan batu.  Batu-batu yang dilemparkan mental dan mengenai para pelempar.
  3. Yohanes berdoa di sebuah kuil Artemislalu turunlah api dari langit yang membakar 200 orang yang sedang menyembah berhala itu. Ketika sebagian  orang yang tersisa memohon belas kasihania membangkitkan kembali 200 orang yang sudah mati. Mereka semua kemudian bertobat dan dibaptis.
  4. Mengusir setan yang sudah berdiam dalam  sebuah kuil pagan selama 249 tahun.
  5. Dalam sebuah pelayaran, persediaan air di atas kapal habis. Yohanes kemudian mengubah air laut menjadi air tawar untuk diminum.
  6. Seorang pesulap bernama Ceonopsberpura-pura dapat menghidupkan kembali tiga orang yang sudah meninggal.  Tiga "Orang"  mati tersebut sebenarnya adalah iblis yang bersekutu dengan pesulap tersebut.  Melalui doa, Santo Yohanes mengagalkan tipu muslihat penyihir itu dan setan-setan sekutunya lari menghilang.
  7. Sekali setahun makamnya menyebarkan  aroma harum yang dapat menyembuhkan orang sakit.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...