Monday, January 20, 2025

Setahun Wafat Rm. Jayasewaya


Pada tanggal 2 Januari 2025 jam 10.23 ada pesan WA masuk dalam HP Rm. Bambang "Sugeng enjing Mo ..... Badhe matur, umpami kangge kor tgl 18 Januari 2025, lagu Komuni n Penutup iringan pun tambah ketipung menapa pun parengaken? ..... Dalem ajrih menawi pun westani musikipun meriah" Selamat pagi, rama ..... Perkenankan saya bertanya. Kalau dalam lagu Komuni dan Penutup untuk Misa tanggal 18 Januari 2025 ditambah ketipung, apakah diperbolehkan? ..... Saya kuatir kalau ada komentar musiknya meriah). Pertanyaan apakah diberi izin untuk pemakaian ketipung ditanyakan kembali lewat telepon. Penanyanya adalah Ibu Ismie dari Cebongan. Rm. Bambang menyadari kalau ada ketakutan tidak diperbolehkan karena musik jadi meriah. Di kalangan umat Katolik memang ada pandangan Musik Liturgi ada tata aturannya. Tak sembarang alat musik boleh dipakai. Tetapi pertanyaan Ibu Ismie dijawab oleh Rm. Bambang lewat WA "Saget buuuuuuuu" (Bisa, bu). Dalam hal alat Musik untuk pengiring Misa Rm. Bambang memang terbuka. Ketika diinformasikan ke Rm. Hartanta, beliau juga tidak mempersoalkan. 

Kor Lingkungan Cebongan, Paroki Warak, memang datang membantu Kor di Domus Pacis dalam Misa Sabtu sore 18 Januari 2025. Pada waktu itu Domus mengadakan peringatan 1 tahun wafat Rm. Ignatius Jayasewaya. Ada 7 orang keluarga Rm. Jaya hadir. Lebih dari 40 orang umat Paroki Nandan, yang pernah dilayani oleh almarhum Rm. Jaya, juga hadir. Tigapuluh orang lebih anggota Kor Cebongan datang dan ada yang membawa keluarga. Memang ada beberapa keluarga yang selalu hadir setiap ada hajatan Domus. Tetapi jumlah tamu undangan terbanyak adalah anggota PUPIP (Paguyuban Umat Pamitran Imam Praja) Kevikepan Jogja Barat. PUPIP Paroki-paroki Jogja Barat mencatatkan yang ikut yang secara keseluruhan lebih dari 110 orang. Bersama dengan anggota penghuni Domus dan beberapa warga Seminari Tinggi Ketungan, ada yang bilang bahwa semua yang hadir ada sekitar 240 orang. Misa dipimpin oleh Rm. Hartanta. Rm. Bambang diminta oleh Rm. Hartanta untuk menyampaikan homili. Lagu-lagu dalam Misa memang amat meriah. Ketipung masuk jadi iringan dalam lanu Pembuka, Komuni, Penutup, dan beberapa lagu sesudahnya. Suasana iringan musik memang seperti Orkes Jalanan di perempatan-perempatan trafic light yang sering ditampilkan anak-anak muda. Tetapi suasana nyanyian tetap tampak bersemangat memuliakan Tuhan. 

No comments:

Post a Comment

Pengembangan Pendamping PIA

Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...