Tuesday, January 14, 2025

Rm. Bambang Mengancam Karma ke Rm. Suntara

Ini hari Selasa malam 14 Januari 2025. Para rama di kamar makan tetapi belum doa penutup makan karena ada yang belum selesai. Rm. Bambang berkata kepada Mas Fallah, salah satu karyawan yang mendampingi salah satu rama "Mas, sesuk kowe isa nyibin aku?" (Mas, apakah besuk pagi bisa memandikan aku dengan lap?). Ketika Mas Fallah bertanya "Jam pinten, rama" (Jam berapa, rama?), Rm. Bambang menjawab "Manut" (Terserah kamu). Tiba-tiba Rm. Suntara bertanya dengan suaranya khas agak keras membentak "Kena apa ora adus dhewe" (Mengapa tidak mandi sendiri?). Rm. Bambang menjawab juga dengan keras "Aku lagi gudhigen" (Aku baru gudikan) yang ternyata membuat rama-rama termasuk Rm. Hartanta, Direktur Domus, tertawa. Sebenarnya di tengah tawa Rm. Hartanta berkata "Kakinya baru luka", tetapi ternyata kata gudhig tertancap di benak Rm. Suntara. 

Rm. Suntara kemudian mengata-katai Rm. Bambang "Lara kok gudhigen! Njinjiki! Bola-bali nek dosane akeh ya terus gudhigen" (Penyakit kok gudik! Menjijikkan! Itulah kalau banyak dosa!). Ternyata Rm. Bambang menjawab "Puji Tuhaaaaaan. Aku dicintai Yesus", yang disergap kata-kata Rm. Suntara "Ditrenani apa?" (Tak mungkin dicintai). Rm. Bambangpun berkata "Oooooo, kowe lali ya? Gusti Yesus ki rawuh nggoleki wong dosa. Kowe ngece aku. Rasakna kowe bakal kena karma. Udelmu isa gudhigen" (Kamu lupa, ya? Tuhan Yesus datang itu untuk mencari pendosa. Kamu menghina aku. Rasakan karma yang akan kauterima. Pusarmu akan kena gudhig). Tawa Rm. Hartanta, Rm. Jarot, dan Rm. Suhartana tak tertahan. Debatan Rm. Suntara dan Rm. Bambang memang biasa menghadirkan keceriaan. Beberapa hari ini setiap pagi Rm. Bambang memang di-sibin (dimandikan dengan lap basah) oleh karyawan. Maklumlah, pada saat ini ada perban untuk menutup luka kaki. Karena omongan dengan Rm. Suntara, Rm. Bambang heran mengapa luka bisa menjinjikkan. Ternyata ketika membuka google dia menemukan penjelasan "Kudis, disebut juga scabies atau gudik, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabieiTungau tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur. Masuknya tungau tersebutlah yang menimbulkan rasa gatal. Timbulnya rasa gatal dan keinginan menggaruk dapat lebih parah di malam hari. (https://www.halodoc.com/kesehatan/kudis?srsltid). Ternyata Rm. Bambang menyebut lukanya dengan kata gudhig. Padahal tak kegatalan.

No comments:

Post a Comment

Pengembangan Pendamping PIA

Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...