- Kesendirian. Ini realitas kelansiaan. Makin tua orang akan makin banyak sendiri. Walau serumah dengan anak cucu, mereka bisa memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Para rama sepuh Domus, walau makan dan misa bersama, dalam keseharian 92% berada di kamar masing-masing.
- Sadar kelemahan. Makin tua dan makin lansia orang bisa makin mengalami penurunan kondisi fisik dan atau mental. Menyadari kelemahan nyata yang dihayati, seorang lansia bisa ikhlas meninggalkan yang sebelumnya biasa dilakukan atau terjadi. Dari situ lansia bisa menemukan hal baru yang mungkin bisa dijalani.
- Membaca. Dengan membaca lansia akan mendapatkan informasi baru. Bahkan dengan membaca lagu atau tembang bisa menyanyikan dan menembangkan sehingga muncul rasa senang.
- Menerima tamu. Kesediaan didatangi tamu juga menghadirkan rasa masih bisa menghayati perjumpaan dengan orang lain. Ini bisa membahagiakan.
- Belajar dan berlatih. Ada kemampuan-kemampuan yang tidak tergali dan terkembangkan ketika masih kerja sebelum tua. Tetapi dengan lansia ada pengalaman masih bisa menulis atau membuat kegiatan yang menghadirkan penghasilan finansial. Ini bisa menjadi sumbangan untuk orang serumah dan tentu membuat keceriaan batin.
- Serah diri dan doa. Sebagai seorang beriman orang termasuk lansia perlu membiasakan diri hening mesra dengan relung hati. Dengan omong-omong batin orang masuk dan perjumpaan doa dengan Tuhan. Ini semua tentu mengalirkan sukacita batin yang sulit dijelaskan.
Monday, January 6, 2025
Dari Kunjungan Sekarsuli
"Rama, soal pengalaman menjadi lansia, hal ini bukanlah hanya terjadi pada para rama di Domus Pacis. Kami para awam termasuk saya juga akan menjadi lansia. Soal menjadi sendiri sebagai lansia bukan hanya terjadi pada para rama sepuh Domus karena tak punya keluarga. Saya dan istri saya juga akan jadi lansia dan salah satu akan juga menjadi sendiri karena salah satu akan meninggal lebih dahulu. Ini sering saya katakan kepada istri saya. Tetapi saat ini yang saya herankan adalah keadaan para rama sepuh Domus. Saya berpikir mengapa para rama tampak menghayati kegembiraan meski sudah lansia bahkan pada umumnya ada dalam kondisi tidak leluasa bisa pergi-pergi dengan enak. Kerentanan tampak terjadi pada para rama sepuh. Maka, di sini perkenankanlah saya bertanya 'Bagaimana cara dan tekhniknya sehingga para rama bisa tetap menghayati kebahagiaan?'" Itulah kata-kata seorang bapak di tengah-tengah tanya jawab antara para tamu dan para rama Domus pada Minggu 5 Januari 2025. Suasana tanya jawab yang dipandu oleh Rm. Bambang terjadi dalam suasana penuh kegembiraan yang ditandai terjadinya canda tawa. Tetapi kata-kata bapak tadi yang berujung pertanyaan "Bagaimana cara dan tekhniknya sehingga para rama bisa tetap menghayati kebahagiaan?" pada para rama sepuh Domus menghadirkan jawaban satu per satu dari 6 rama sepuh yang ada. Keenam rama itu adalah Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Harto, Rm. Suhartana, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang. Rm. Bambang merumuskan beberapa butir yang bisa dipilih 1 atau 2 atau beberapa yang bisa dilakukan yang menghadirkan kebahagiaan walau sudah lansia :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pengembangan Pendamping PIA
Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...

-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
-
"Apakah diperkenankan kalau ada di antara kami ada yang datang lalu mengajak Rama Hartana keluar jajan?" tanya seorang di antara r...
No comments:
Post a Comment