Tuesday, January 21, 2025

Natalan Keluarga Ex Mendut


Mendengar kata Mendut bagi Rm. Bambang itu menghadirkan perasaan khusus. Kata Mendut bisa mengingatkan dia ketika masih aktif berkarya mendapatkan tambahan tugas merintis, mengurus membangunan, dan memulai Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM). Dengan tambahan karya permuseuman Rm. Bambang tercebur dalam khasanah pengalaman sejarah karya Misi Keuskupan Agung Semarang. Di Mendut pernah berdiri sekolah khusus untuk pendidikan para perempuan. Sekolah ini dikelola oleh para suster. Katanya, pendirian sekolah Mendut sebenarnya demi para murid sekolah yang dipelopori oleh Rm. van Lith di Muntilan. Sekolah van Lith menerima para murid khusus laki-laki dalam rangka terutama untuk kaderisasi tokoh-tokoh bangsa (yang pada waktu itu berarti bangsa Jawa). Demi masa depan peran para murid van Lith, diprogramkanlah persiapan untuk calon-calon isteri yang terdidik sesuai dengan kemajuan sosial. Memang, dalam perkembangan, Sekolah Mendut tidak terus ada sesudah masuk zaman kemerdekaan Indonesia. Tetapi keluarga-keluarga keturunan ibu-ibu mantan murid Sekolah Mendut hingga kini masih terus menjalin hubungan. Maka hingga kini tetap kerap terjadi pertemuan-pertemuan di kota-kota tertentu dalam paguyuban keluarga keturunan ibu-ibu eks Mendut.

Di Yogyakarta ikatan keluarga-keluarga keturunan Mendut juga ada dan bersemangat. Mereka memiliki jaringan kepengurusan. Pertemuan berkala juga terjadi. Peristiwa Paskah dan Natalan juga menjadi momen istimewa untuk perjumpaan. Salah satu tokoh penggerak keluarga Mendut adalah Bapak Emanuel Suhari, warga Paroki Kalasan. Pak Suhari adalah teman sealumni SMA dengan Rm. Bambang. Beliau pernah minta Misa untuk peringatan arwah istrinya di Domus Pacis. Umat sesama Lingkungan dan keluarga serta teman-temannya didatangkan di Domus. Di Domus Pacis inilah Pak Suhari mengalami kegembiraan berjumpa dengan para rama sepuh termasuk tempat dengan sarana perlengkapan yang cukup memadahi. Bahkan Pak Suhari juga berjumpa dengan Bu Rini yang biasa membantu Domus dalam pengadaan konsumsi hajatan. Pengalaman ini membuatnya bisa membawa Paguyuban Keluarga Mendut Yogyakarta untuk mengadakan Perayaan Natal di Domus Pacis. Itu terjadi pada Sabtu pagi hingga siang 18 Januari 2025. Sekitar 60 orang hadir ikut Natalan Keluarga Mendut. Ada 3 orang rama keturunan Mendut juga ikut. Bahkan 2 orang di antaranya tampil memimpin Misa. Nyanyian-nyanyian Natal sungguh indah terdengar mengiringi Misa. Kor yang dipimpin oleh Ibu Clara sungguh terasa profersional. Bakso dan santapan catering yang biasa ada di Domus tampak membuat kegembiraan mendukung perjumpaan mereka. Banyak di antara warga mantan Mendut ini yang menyumbang Domus dengan membeli sajian kain batik.

No comments:

Post a Comment

Pengembangan Pendamping PIA

Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...