Wednesday, January 15, 2025
Prodiakon Paroki Bintaran
"Saya dulu 27 tahun hidup di dalam lingkungan karya pengembangan umat dalam gerakan pengembangan partisipasi awam terutama Lingkungan, kaum remaja, dan anak-anak. Pada tahun 2010 masuk rumah rama tua Domus Pacis. Dua tahun mencoba ikut kegiatan tertentu tapi rasa-rasanya saya tidak berhasil. Eeee, mulai tahun 2012 saya malah agak dikenal termasuk bisa menjadi pendamping pengembangan penghayatan iman lansia." Itulah salah satu bagian kata-kata Rm. Bambang pada Minggu 12 Januari 2025 di hadapan 23 orang-orang yang sudah masuk golongan tua bahkan ada yang lansia. Sharing itu berkaitan dengan kegiatan orang-orang itu yang terfokus pada keprodiakonan paroki di Paroki Bintaran. Mereka memang para prodiakon paroki baik yang masih menjalani maupun yang sudah berhenti. Pada hari itu mereka minta Rm. Bambang untuk memberi masukan dalam rekoleksi singkat yang pelaksanaannya ada di Kapel Domus.Berhadapan dengan kemungkinan tak cakap untuk menjalani kegiatan lain Rm. Bambang menghadirkan sharing : "Bertahun-tahun berkarya saya dikenal sebagai ahli omong. Terus terang saya bukan seorang penulis. Untuk menulis satu halaman saja baru dalam 4 hari selesai. Di Domus saya dulu diminta dan seterusnya harus menulis setiap hari renungan dan kisah peristiwa yang terjadi di Domus. Tulisan saya memang hanya kecil dan pendek-pendek karena saya memang bukan ahli menulis. Eeeee, setiap tahun tulisan-tulisan pendek itu ketika dikumpulkan jadi sekitar 60-90 halaman. Ternyata ada penerbit dan percetakan yang bisa menerbitkan dengan mencarikan ISBN, nihil obstat, dan imprimatur. Dan ketika buku-buku terjual, saya bisa ikut meringankan beaya hajatan-hajatan Domus. Kini saya sadar ketika masih aktif bahkan mantap berkarya, sebenarnya saya hanya berada dalam 1 kemampuan yang memang bisa maju dan berkembangan. Setelah pensiun atau berhenti dari yang biasa saya jalani, ternyata sebenarnya saya masih mempunyai hal-hal yang masih bisa jalani walau tidak sekualitas dulu. Namun sesudah ditekuni, saya tetap masih bisa bermakna dalam kebersamaan. Bukankah kegiatan Gereja itu macam-macam? Bukankah hidup bermasyarakatpun juga bisa jadi amalan iman? Bukankah karunia Tuhan itu berlimpah tak hanya yang saya senangi? Bukankah Roh Kudus tetap mendampingi perjalanan hidup kita?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pengembangan Pendamping PIA
Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...

-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
-
"Apakah diperkenankan kalau ada di antara kami ada yang datang lalu mengajak Rama Hartana keluar jajan?" tanya seorang di antara r...
No comments:
Post a Comment