Sunday, March 31, 2024

Kesaksian Iman Saat Wafat

Komentar tentang Rm. Joko yang wafat pada Jumat Agung 29 Maret 2024 ada macam-macam. Rm. Winarto menyatakan Rm. Joko mudah dimintai tolong untuk mengantar kalau pergi-pergi, dan bisa diminta merekam acara sepak bola di TV. Rm. Darmadi dalam sharing di acara pemberkatan jenasah menyatakan Rm. Joko adalah pribadi yang sudah ikhlas karena pernah bilang "Awakku wis ora kuwat. Aku wis ora isa tugas meneh" (Badanku sudah lemah. Aku sudah tua dan tak bisa bertugas lagi). Sementara itu Mgr. Rubi ketika memimpin pemberkatan jenasah mengatakan "Rama Joko itu sakti. Dia sudah lama menderita sakit. Bahkan Rama Joko sudah kerap berada dalam keadaan memprihatinkan. Tetapi setiap kali selalu segar kembali. Rm. Joko beberapa kali memang mengalami kritis dan bahkan beberapa kali harus dirawat di ICCU dan ICU. Dalam hal ini sebetulnya Rm. Bambang, teman serumah sejak di Domus Pacis Puren hingga Domus Pacis Santo Petrus, mempunyai tanggapan yang tidak dinyatakan di hadapan umum. Dia merasa bahwa dalam wafatnya Rm. Joko menghadirkan kesaksian untuk sungguh beriman pada Gereja Katolik. Dia wafat di hari Sabtu Suci menjelang Hari Raya Paskah. Rm. Bambang berkata dalam hati "Ndak nek sing seda tokoh awam Katolik isa kaya ngono? Isa klakon dadi rame karo pasture merga ora entuk nganggo Misa" (Apakah kalau yang wafat awam tokoh Katolik bisa seperti itu? Bisa saja terjadi keributan dengan pastor karena tak boleh pakai Misa). Maklumlah, Tri Hari Ruci termasuk hari raya wajib dan kalau ada yang wafat tak boleh pakai Misa. Sabtu Suci termasuk Trihari Suci yang membolehkan pemberkatan jenasah tetapi tak boleh ada Misa. Pauspun akan taat.

No comments:

Post a Comment

Jadi Katekumen Masuk Sorga Minggu 5

    "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Ker...