diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Februari 2017 Diperbaharui: 22 Maret 2020 Hits: 8474
- Perayaan01 April
- LahirSekitar tahun 344
- Kota asalAlexandria - Mesir
- Wafat
- Sekitar Tahun 421 | Sebab alamiah
Menurut legenda; Tubuhnya tetap utuh dan makamnya digali oleh seekor singa atas perintah Santo Sosimus - Venerasi-
- Beatifikasi-
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
Ketika ia mencoba memasuki Gereja Makam Kudus, tempat Relikwi Salib Suci di Takhtahkan, sebuah kekuatan yang tidak kelihatan menghalanginya dan membuat kedua kakinya terasa lumpuh. Menyadari bahwa ini terjadi karena keadaan dirinya yang bergelimang dosa, Maria tersadarkan dan segera menyesali cara hidupnya yang penuh noda. Dari luar Gereja Makam Suci, ia melihat ikon Theotokos (Bunda Maria) yang menatapnya dengan penuh kasih. Sambil memukul dada Maria berdoa memohon pengampunan. Ia bersumpah akan menebus semua dosa-dosanya dengan meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi pertapa di padang gurun.
Setelah mengucapkan kaul ini, ia mencoba melangkah ke dalam Gereja Makam Suci. Kali ini kedua kakinya dengan ringan membawanya ke hadapan altar. Dengan bercucuran airmata Maria berlutut dihadapan Relikwi Salib Suci; saat itulah ia mendengar sebuah suara berbisik: "Jika engkau menyeberangi sungai Yordan, engkau akan menjalani sisa hidupmu dalam kemuliaan." Maria segera menuju ke sungai Yordan dan singgah sebentar di Biara Santo Yohanes Pembaptis yang berada di tepi sungai itu. Di sana ia menerima sakramen pengampunan dosa dan menjalani laku silih yang berat. Selanjutnya, ia menyeberangi sungai Yordan menuju padang gurun untuk menggenapi kaulnya dan menebus dosa-dosanya dengan menjadi pertapa.
Maria Aegyptica kemudian bertapa selama hampir 50 tahun di padang gurun di sisi Timur sungai Yordan. Dia hidup dalam keheningan dan doa yang khusuk, serta hanya makan daun-daun atau buah-buahan yang jatuh ke tangannya.
Puluhan tahun pun berlalu. Suatu hari, Maria Aegyptica yang sudah tua renta bertemu dengan seorang biarawan bernama Santo Zosimus (Zosimus dari Palestina) yang tinggal di biara kecil di tepi sungai Yordan. Maria meminta Sozimus membawakannya Komuni kudus di tepi sungai Yordan pada hari Paskah. Ketika Zosimus memenuhi keinginannya, Maria menemuinya diseberang sungai dengan cara berjalan di atas permukaan air, demi menerima Komuni Kudus. Setelah mengucapkan syukur dan terimakasih, Maria meminta Zosimus untuk kembali membawakannya Sakramen Ekaristi pada hari Paskah tahun selanjutnya.
Setahun kemudian Sozimus kembali tapi ia menemukan tubuh Maria Aegyptica sudah tidak bernyawa lagi. Tubuh pertapa wanita itu telah beberapa lama meninggal dunia, namun tetap utuh dan memancarkan bau yang harum semerbak. Zosimus lalu memakamkannya dengan bantuan seekor singa yang lewat, lalu kembali ke Biara.
Kisah hidup Maria Aegyptica dikisahkan oleh Zosimus kepada saudara-saudaranya, dan kisah tersebut dipelihara di antara komunitas mereka sebagai tradisi lisan. Tiga abad kemudian kisah ini dituliskan oleh Patriark Yerusalem, Santo Sophronius.(qq)
No comments:
Post a Comment