Monday, April 18, 2022

Beata Maria dari Inkarnasi

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 19 Oktober 2020 Hits: 8635

  • Perayaan
    18 April
  •  
  • Lahir
    1 February 1566
  •  
  • Kota asal
    Paris, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • 18 April 1618 di Pontoise, Perancis | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    15 Oktober 1788 oleh Paus Pius VI
  •  
  • Beatifikasi
    5 Juni 1791 oleh Paus Pius VI
  •  
  • Kanonisasi

Beata Maria dari Inkarnasi dilahirkan di Perancis pada tahun 1566 dan diberi nama Barbe (Barbara) Aurillot. Ia adalah Puteri dari seorang pejabat pemerintah Perancis bernama Nicholas Aurillot. Meskipun tertarik pada kehidupan keagamaan, pada usia muda ia menikah dengan seorang aristokrat dan pejabat perbendaharaan yang bernama Pierre Acarie. Barbara dan suaminya mencintai iman Katolik mereka dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Pasangan tersebut dikaruniai enam orang anak dan keluarga mereka hidup bahagia. Barbara berusaha menjadi seorang isteri dan ibu yang baik.

Keluarganya belajar dari Barbara bagaimana mencintai doa dan melakukan karya belas kasih. Suatu ketika, suaminya secara tidak adil dituduh melakukan suatu kejahatan. Barbara sendiri datang menyelamatkannya. Ia pergi ke pengadilan, dan seorang diri saja, berhasil membuktikan bahwa suaminya tidak bersalah.

Meskipun Barbara sibuk dengan urusan keluarganya sendiri, tetapi ia selalu menyempatkan diri untuk memberi makan mereka yang kelaparan. Ia mengajarkan iman kepada yang lain. Ia menolong mereka yang sakit dan sekarat. Dengan lemah lembut ia mendorong mereka yang hidup dalam dosa agar berbalik dari cara hidupnya. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya itu adalah karya belas kasih.

Ketika suaminya meninggal dunia, Barbara masuk biara Ordo Karmel. Di sanalah ia melewatkan empat tahun sisa hidupnya sebagai seorang biarawati. Ketiga puterinya menjadi biarawati Karmel juga. Nama yang dipilih Barbara sebagai biarawati adalah Suster Maria dari Inkarnasi. Dengan penuh sukacita ia bekerja di dapur biara di antara periuk dan panci. Selain itu ia sangat tekun berdoa dan bermati raga dengan keras. Dalam kekhusukkan doanya ia mulai menerima karunia penglihatan.

Ketika puterinya diangkat menjadi pemimpin biara, Beata Maria dengan rela hati taat kepadanya. Demikian besar kerendahan hatinya, hingga menjelang ajalnya ia berkata: “Tuhan mengampuni aku karena teladan buruk yang kutinggalkan bagimu.” Para biarawati tentu saja terperanjat mendengarnya, sebab mereka tahu betapa ia telah berusaha keras untuk hidup kudus.

Beata Maria wafat pada tahun 1618 dalam usia lima puluh dua tahun.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...