Wednesday, April 6, 2022

Lamunan Pekan Prapaskah V

Kamis, 7 April 2022

Yohanes 8:51-59

51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tidak sedikit orang akan menyikapi hari kelahiran sebagai hari khusus. Pada umumnya orang memang menginginkan berumur panjang.
  • Tampaknya, tidak sedikit orang memandang kematian sebagai berhentinya umur. Meskipun menjadi realita bagi siapapun manusia, orang akan berjuang menghindari kematian walau sudah ada dalam kondisi amat berat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kematian dipandang sebagai kepastian, itu adalah sudut pandang manusia karena kalau masuk dalam alam ilahi dalam relung hati orang akan terkuasai oleh Sumber Hidup sehingga mengalami hidup sejati baik di dunia fana maupun di keabadian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kematian sejati adalah keterpisahan dengan Tuhan sehingga sekalipun masih bernafas dan aktif di tengah dunia fana orang sudah tak mengalami bahagianya hidup buah hidup sejati.

Ah, bagaimanapun juga ancaman terbesar manusia adalah kematian.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...