"Rama, ada tamu Monsinyur Ketapang" Bu Rini berseru dari luar kamar Rm. Bambang yang langsung menjawab juga dengan berseru "Tak kathokan sik" (Takpakai celana dulu). Rm. Bambang memang baru saja keluar dari kamar mandi yang menyatu dalam kamar tidurnya. Sesudah berdandan dia keluar dan langsung menjumpai Mgr. Riana Prapdi, Uskup Ketapang. "Ndherek belasungkawa, Monsinyur" (Ikut belasungkawa, Monsinyur) kata Rm, Bambang sambil menyalami Bapak Uskup. Beliau langsung menjawab "Proses penguburan lancar". Mgr. Riana memang pulang ke rumah beliau di Nandan karena baru saja kehilangan adiknya yang wafat. Beliau datang di Domus bersama Frater Panji asal Ketapang, Kalimantan, yang jadi seminaris di Seminari Tinggi Kentungan. Bersama Rm. Bambang mereka duduk omong-omong tentang Domus dan juga beberapa peristiwa pastoral di Ketapang, Minuman jahe dan makanan kecil menyertai.
Omong-omong dengan Rm. Bambang diputus lebih dahulu karena Mgr. Riana dan frater diantar Bu Rini mengunjungi beberapa rama sepuh Domus di kamar masing-masing. Sementara itu Rm. Bambang teringat masa lalu ketika masih aktif berdinas. Dulu cukup lama dia menjadi tenaga purna waktu Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP KAS). Mgr. Riana dulu pernah jadi penanggungjawab tugas penelitian dan pengembangan yang banyak bekerjasama dengan Rm. Bambang sebagai tenaga Komisi Karya Misioner. Ketika beliau menjadi Vikaris Jendral Keuskupan Agung Semarang (Vikjen KAS), tugas-tugas khusus sering dibawa ke Rm. Bambang di kantornya. Hubungan karya memang cukup kerap terjadi, maklumlah sebagai Vikjen beliau menjadi ketua DKP dan Rm. Bambang menjadi petugas yang setiap saat harus bersedia mendapatkan perintah penugasan. Ketika beliau menjadi Administrator Diosesan, Rm. Bambang diperkenankan masuk rumah tua para rama di Domus Pacis Puren. Ternyata hubungan tetap ada, karena ketika beliau harus berbicara tentang Barnabas Sarikromo dalam Asian Youth Day, Mgr. Riana meminta Rm. Bambang untuk jadi tim beliau. ...... Ketika kunjungan ke kamar-kamar para rama selesai, beliau masih sempat meneruskan omong-omong di ruang makan. Kebetulan ada Bu Eni dan Bu Ratih dari Paroki Banteng yang mengantar masakan untuk makan malam. Foto-fotopun terjadi sebelum beliau meninggalkan Domus Pacis St. Petrus.
No comments:
Post a Comment