Domus Pacis Santo Petrus adalah rumah para rama sepuh Keuskupan Agung Semarang. Rumah ini diberkati dan diresmikan oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang pada tanggal 20 Mei 2021. Penghuni pertama adalah para rama sepuh yang sebelumnya menjadi penghuni Domus Pacis Puren dan masuk Domus Pacis St. Petrus pada tanggal 1 Juni 2021. Domus Pacis Puren, yang berada di depan gedung Gereja Pringwulung, memang dibuat untuk para rama sepuh Keuskupan Agung Semarang. Tetapi dengan berdirinya dan resminya Domus Pacis Santo Petrus, Domus Pacis Puren menjadi pusat pastoral Kevikepan Yogyakarta Timur. Sebenarnya fungsi Domus Pacis Puren sebagai pusat Kevikepan Yogyakarta Timur sudah dinyatakan secara resmi pada tanggal 7 Oktober 2020. Tetapi pelaksanaannya menunggu selesainya proses pembangunan Domus Pacis St. Petrus dan berpindahnya para rama sepuh dari Puren.Bangunan Domus Petrus memang berada di kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Namun demikian keduanya memiliki tata rumah tangga sendiri-sendiri. Yang menarik adalah di antara keduanya ada lorong yang menghubungkan Seminari Tinggi dan Domus Pacis. Fungsi lorong itu dijelaskan oleh Rm. Gitowiratmo ketika beliau ikut dalam kunjungan Atmajaya Yogyakarta ke Domus Pacis. Kata Rm. Gito dengan lorong itu diharapkan terjalin hubungan interaksi antara para rama dan frater Seminari Tinggi dan para rama Domus Pacis. Bahkan dengan lorong itu para rama Domus Pacis mendapatkan pelayanan dapur untuk masakan dan tempat cuci setrika pakaian para rama Domus. Mendengar penjelasan itu beberapa rama Domus berkomentar ketika sedang makan bersama. Hubungan interaksi itu belum begitu terasa. Hal ini barangkali disebabkan oleh kondisi rama-rama Domus yang sudah difabel sehingga tak bisa sendiri berkunjung ke Seminari. Sementara itu para rama Seminari disibukkan oleh tugas pekerjaannya dan para frater oleh beban studinya. Tetapi pada Februari 2022 ini ada rektor baru untuk Seminari, yaitu Rm. Dwi Aryanto. Dari tanggal 2 hingga 7 bulan itu beliau sudah 3 kali berkunjung di Domus pada waktu makan pagi. Memang hanya menyapa sekilas lalu duduk omong-omong sebentar di kelompok meja Rm. Hartanta, Rm. Suntara, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang. Jumpa sebentar itu selalu diwarnai oleh kelakar dan omong sembronoan. Rm. Bambang berkata dalam hati "Inikah tanda mulai berseminya hubungan interaksi Seminari dan Domus?"
Monday, February 7, 2022
Rama Dwi Ariyanto
Domus Pacis Santo Petrus adalah rumah para rama sepuh Keuskupan Agung Semarang. Rumah ini diberkati dan diresmikan oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang pada tanggal 20 Mei 2021. Penghuni pertama adalah para rama sepuh yang sebelumnya menjadi penghuni Domus Pacis Puren dan masuk Domus Pacis St. Petrus pada tanggal 1 Juni 2021. Domus Pacis Puren, yang berada di depan gedung Gereja Pringwulung, memang dibuat untuk para rama sepuh Keuskupan Agung Semarang. Tetapi dengan berdirinya dan resminya Domus Pacis Santo Petrus, Domus Pacis Puren menjadi pusat pastoral Kevikepan Yogyakarta Timur. Sebenarnya fungsi Domus Pacis Puren sebagai pusat Kevikepan Yogyakarta Timur sudah dinyatakan secara resmi pada tanggal 7 Oktober 2020. Tetapi pelaksanaannya menunggu selesainya proses pembangunan Domus Pacis St. Petrus dan berpindahnya para rama sepuh dari Puren.Bangunan Domus Petrus memang berada di kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Namun demikian keduanya memiliki tata rumah tangga sendiri-sendiri. Yang menarik adalah di antara keduanya ada lorong yang menghubungkan Seminari Tinggi dan Domus Pacis. Fungsi lorong itu dijelaskan oleh Rm. Gitowiratmo ketika beliau ikut dalam kunjungan Atmajaya Yogyakarta ke Domus Pacis. Kata Rm. Gito dengan lorong itu diharapkan terjalin hubungan interaksi antara para rama dan frater Seminari Tinggi dan para rama Domus Pacis. Bahkan dengan lorong itu para rama Domus Pacis mendapatkan pelayanan dapur untuk masakan dan tempat cuci setrika pakaian para rama Domus. Mendengar penjelasan itu beberapa rama Domus berkomentar ketika sedang makan bersama. Hubungan interaksi itu belum begitu terasa. Hal ini barangkali disebabkan oleh kondisi rama-rama Domus yang sudah difabel sehingga tak bisa sendiri berkunjung ke Seminari. Sementara itu para rama Seminari disibukkan oleh tugas pekerjaannya dan para frater oleh beban studinya. Tetapi pada Februari 2022 ini ada rektor baru untuk Seminari, yaitu Rm. Dwi Aryanto. Dari tanggal 2 hingga 7 bulan itu beliau sudah 3 kali berkunjung di Domus pada waktu makan pagi. Memang hanya menyapa sekilas lalu duduk omong-omong sebentar di kelompok meja Rm. Hartanta, Rm. Suntara, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang. Jumpa sebentar itu selalu diwarnai oleh kelakar dan omong sembronoan. Rm. Bambang berkata dalam hati "Inikah tanda mulai berseminya hubungan interaksi Seminari dan Domus?"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Peringatan Arwah Tiga Rama
Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...
-
Ini peristiwa Domus Pacis Santo Petrus Senin 4 Desember 2023. Ketika jam belum menunjuk angka 06.00, ada suara langkah-langkah kaki berlaria...
-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
No comments:
Post a Comment