Tuesday, February 1, 2022

38 Tahun Imamat Rm. Harto


Pada Sabtu 29 Januari 2022 jam 16.00 atau 04.00 sore Rm. Harto sudah mengenakan jubah putihnya. Beliau duduk di kursi rodanya di depan pintu masuk Kapel Domus Pacis St. Petrus sebelah barat. Sekitar setengah jam kemudian mulai datang beberapa ibu yang kemudian menyalami Rm. Harto. Mereka kemudian omong-omong dengan Rm. Harto. Karena tak mau melewati Rm. Harto yang omong-omong di depan pintu masuk, Rm. Suntara didorong oleh karyawan melewati ruang makan dan masuk Kapel lewat pintu sebelah timur. Sore itu di Domus memang ada Misa yang dikhususkan untuk Rm. Harto. Sebetulnya hari istimewa Rm. Harto yang harus dirayakan di Domus terjadi pada Selasa 25 Januari 2022. Tetapi karena harinya sama dengan Rm. Suntara, yang dirayakan amat istimewa sekali, maka Rm. Harto digeser ke Sabtu tanggal 29 Januari. Pada tanggal 25 Januari tahun ini Rm. Suntara memperingati Ulang Tahun Imamat ke 40.

Rama Harto, yang tanggal tahbisannya sama dengan Rm. Suntara, tahun ini genap 38 tahun menjadi imam. Kebetulan saja pada Sabtu 29 Januari 2022 beliau juga memperingati hari kelahiran yang ke 67 tahun. Maka, sekalipun tekanan peringatan adalah 38 tahun tahbisan, suasana juga tetap menggembirakan. Pada sore itu tamu-tamu yang hadir adalah : 12 orang anggota Legio Maria, 4 orang anggota keluarga, 5 orang kenalan khusus, dan beberapa relawan masak malam Domus Pacis. Penyelenggaraan Misa memang sederhana. Rm. Hartanto yang memimpin Misa dan Rm. Bambang memimpin nyanyian. Tetapi Misa tetap segar apalagi ketika pada bagian homili Rm. Harto menyampaikan sharing. Beliau menekankan pengalamannya berkarya di Kebo Dalem, Semarang, dan Kidul Loji, Yogyakarta. 

Beliau banyak menseriterakan sosok Santo Fransiskus Xaverius yang menjadi pelindung 2 paroki itu. Mas Abas membantu dengan memegang microphone. Tetapi suara Rm. Harto memang amat terbatas volumenya sehingga kerap sulit tertangkap oleh peserta Misa. Bahkan Rm. Suntara beberapa kali berseru "Ora krungu" (Aku tidak mendengar). Maka, seusai sharing dari Rm. Harto, Rm. Bambang dengan suara keras tanpa microphone mengulang yang dikatakan oleh Rm. Harto terutama kisah St. Franiskus Xaverius. Karena dalam mengulang cerita disertai beberapa plesetan, maka suara tawa terbahak-bahak dari peserta Misa juga muncul. Lebih-lebih dengan kemasyhuran Santo Fransiskus Xaverius yang dikenal banyak sekali melakukan pembaptisan, sehingga lengannya sering menjadi lemah kelelahan. Rm. Bambang menambah bahwa lengan itu dipotong dan menjadi relikui yang disimpan di Pusat Konggregasi Serikat Yesus. Ketika Rm. Suntara memberi kode dengan menggetar-getarkan telapak tangan, Rm. Bambang kemudian menghubungkan telapak tangan Rm. Harto yang tremor. Dengan mengatakan bahwa ketika akan meninggal Santo Fransiskus Xaverius terus memandang daratan Cina, Rm. Bambang mengatakan bahwa tremor tangan Rm. Harto adalah akibat kecapekan membaptis 90an orang Cinta di Kidul Loji dan 600an di Kebon Dalem. Tentu saja semua tertawa. Sehabis Misa semua tamu dan para rama serta karyawan menikmati makan malam yang disajikan oleh catering Ibu Iskak.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...