Sebenarnya pengalaman kram dalam diri saya sudah beberapa kali terjadi. Bahkan ketika masih tinggal di Domus Pacis Puren, Pringwulung, saya kerap mengalami kram kaki pada waktu tidur malam. Entah bagaimana saya mencoba untuk memijat-pijat kaki terutama betis belakang dan bagian telapak sebelum tidur. Hasilnya adalah tak terjadi kram. Kini, sesudah tinggal di Domus Pacis St. Petrus, ternyata saya masih mengalami beberapa kali ketegangan otot pada waktu tidur malam. Bagaimanapun juga itu adalah kejadian yang sungguh mengganggu kenyamanan saya sekalipun tidak terlalu lama.
Terang Medis
Saya mencari artikel yang dalam berbicara tentang kram juga ada kaitannya dengan hawa dingin. Walau sudah pakai AC dalam kamar saya memang merasa nyaman kalau ada silir-silir kipas angin dari fan hidup yang mengusap-usah tubuh sekalipun memakai selimut. Dari beberapa artikel saya menemukan judul Penyebab Kaki Kram saat Tidur dari https://www.halodoc.com/artikel, yang ditinjau oleh: Redaksi Halodoc : 07 Mei 2018. Di bawah ini saya sajikan penyebab-penyebabnya:
Halodoc, Jakarta – Kram
adalah rasa nyeri yang muncul ketika otot menegang atau berkontraksi dengan
kuat dan secara tiba-tiba. Durasinya bisa hanya berlangsung selama detik atau
menit. Namun dalam kasus tertentu, kram bisa mencapai beberapa jam. Kram di
kaki biasanya muncul pada sesaat sebelum kita terbangun atau menjelang
tertidur.
Penyebab Kaki Kram
Kaki kram di malam hari biasanya dipicu oleh otot kaki yang
menegang, yaitu pada otot betis, paha, atau telapak kaki. Penyebab kaki kram
memang belum diketahui secara pasti, namun umumnya, kondisi ini disebabkan oleh
beberapa faktor atau kondisi tertentu, seperti :
1. Cedera
Cedera atau penggunaan otot yang berlebihan bisa memicu kotraksi
otot yang menyebabkan kram. Cedera ini bisa terjadi saat kamu berolahraga,
duduk dan berdiri terlalu lama di atas permukaan yang keras, atau posisi kaki
yang tidak nyaman saat tidur.
2. Dehidrasi
Saat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), sel-sel tubuh tidak
dapat berkoordinasi dengan baik sehingga menyebabkan gangguan keseimbangan
elektrolit yang mengatur kontraksi otot. Kondisi ini membuat kontraksi otot
menjadi tidak sinkron dan menyebabkan kram pada kaki.
3. Cuaca Dingin
Cuaca dingin tak jarang menyebabkan kaki kram. Ini karena saat
cuaca dingin, pembuluh darah akan mengerut untuk mempertahankan panas di dalam
tubuh. Akibatnya, suplai darah ke otot menjadi berkurang. Suplai darah yang
tidak memadai bisa menyebabkan kaki kram. Ini terjadi akibat adanya penyempitan
arteri yang mengalirkan darah ke kaki, menyebabkan peredaran darah terganggu
dan menimbulkan nyeri.
4. Kekurangan Mineral
Kaki kram akan lebih mudah menyerang saat tubuh kekurangan
mineral seperti kalium, kalsium, dan magnesium. Ini karena ketiga mineral
tersebut berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dan otot tubuh. Kalium
sendiri berperan dalam menjaga fungsi otot, kalsium berperan dalam menjaga kesehatan
tulang, dan magnesium berperan dalam menjaga kekuatan dan merilekskan otot-otot
tubuh. Kurangnya asupan ketiga mineral tersebut umumnya dialami oleh wanita
hamil dengan usia kehamilan di trimester ketiga.
5. Kondisi Medis Tertentu
Kondisi medis tertentu dapat memicu terjadinya kram pada kaki,
di antaranya infeksi tetanus, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
tiroid, multiple
sclerosis, atau penyakit arteri periferal.
Biasanya kram saya rasakan di tengah tidur malam atau dini hari sehingga membuat saya terbangun. Untuk saya hal itu terjadi pada betis belakang dan telapak kaki. Dari 5 macam penyebab, saya merasa kram diri saya disebabkan oleh cuaca dingin. Ini terjadi karena keadaan kamar yang dingin karena AC dan kipas angin listrik yang mengenai badan saya. Akhir-akhir ini, setiap kali ada kram, ketika saya mematikan kipas angin menghilanglah kram pada kaki saya. Yang kedua mungkin karena kekurangan mineral. Kemungkinan ini saya hubungan dengan salah satu penyakit yang saya idap, yaitu asam urat. Yang jelas kalau terjadi kram secara praktis seluruh bagian badan lain tak bisa santai tenang.
Terang Iman
Ketika merenungkan kejadian kram, saya
mencoba untuk menemukan pesan iman macam apa yang diberikan pada saya. Kemudian
saya mencari kata otot dalam Kitab Suci dalam buku Konkordansi Alkitab.
Karena tak ada kata otot, kemudian saya berbelok ke kata urat. Saya menjumpai 2
ayat yang terdapat kata urat:
·
“Aku akan memberi urat-urat padamu dan
menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan
kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa
Akulah TUHAN.” (Yeh 37:6)
· “sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.” (Kol 2:19)
Di dalam Yeh 37:1-14 saya menemukan gambaran tentang kebangkitan umat Allah dengan proses kehidupan kembali mayat-mayat yang tinggal tulang belulang. Sedang surat Santo Paulus kepada umat Kolose 2:16dst berbicara tentang sikap beriman dengan memusatkan diri pada Kristus. Dalam hal ini setiap kejadian duniawi harus membuat orang beriman akan memperhatikan nasihat “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kol 3:2)
Berdasarkan ayat-ayat itu saya menangkap bahwa jiwa kebangkitan menjadi hal yang diingatkan dengan kejadian kram. Bagi saya kebangkitan adalah kesiagaan untuk selalu terbuka pada yang baru dan siap selalu diperbarui. Di usia lansia hal itu terkait dengan sikap yang mengharuskan saya memikirkan dengan terang Roh untuk menemukan hal-hal baru yang harus saya upayakan. Ini adalah semacam tugas yang saat ini memang belum saya pikirkan apalagi ketemukan. Sedang dari surat kepada umat Kolose saya tersentuh pada kata “Kepala”, yang saya yakini adalah Kristus, dan “seluruh tubuh”, yang saya yakini adalah Gereja. Dengan demikian pengalaman kram kaki menjadi panggilan untuk semakin memahami dan mesra mengikuti Kristus. Saya juga dituntut untuk terbuka dan makin menyatu dengan derap Gereja, sejauh saya dengar atau baca karena 90% lebih saya hanya berada di dalam kamar sebagai lansia. Dalam hal ini sikap dan tindakan ambilbagian dalam kehidupan rumah menjadi kemenyatuan kongkret saya dalam hidup menggereja.
Domus Pacis St. Petrus, 10 Februari 2022
No comments:
Post a Comment