Pada waktu makan pagi pada Sabtu tanggal 4 Oktober 2025, ketika Rm. Bambang masuk kamar makan, Rm. Saptaka berkata kepadanya "Jangan pergi. Nanti ada tamu". Kata-kata itu membuat beberapa rama lain tertawa. Maklumlah, pada pagi itu Rm. Bambang akan ke Klaten untuk menghadiri Misa Peringatan 1000 hari Bapak Tukiman, ayahanda Rm. Agoeng. "Hari ini saya kan akan piknik" Rm. Bambang ganti berkata yang langsung disergap oleh Rm. Saptaka "Kalau ada tamu, yang harus menjadi pemandu kan Rm. Bambang". Tetapi Rm. Bambang langsung menimpali "Bukankah ada Rama Saptaka. Kalau Rama Saptaka yang tampil memandu, pasti jauh lebih seru, karena Rama Sapta lebih saru daripada aku". Para ramapun tertawa berderai.
Pada hari itu memang ada rombongan tamu di Domus Pacis Santo Petrus. Para tamu datang dari Kelompok CU (Credit Union) Paroki Ganjuran. Berita ini ditulis atas dasar yang didengar dari cerita Rm. Jarot. Yang diketahui oleh Rm. Bambang pertama-tama adalah hasil penjualan kain batik dan slondok yang diserahkan oleh Mbak Tri, salah satu karyawan Domus, di sore hari. Dari Rm. Jarot Rm. Bambang diberi tahu bahwa jumlah yang datang 40an orang. Dari omong-omong dengan para rama, Rm. Jarot menghadirkan tangkapan bahwa yang paling gayeng adalah soal kematian. Itu berasal dari pertanyaan tama "Apakah para rama tidak merasa takut tinggal di rumah berdekatan dengan kuburan?". Jawaban para rama menghadirkan nuansa tak adanya ketakutan. Bahkan jawaban-jawaban bisa membuat tawa karena Rm. Andika kerap menyela dengan komentar-komentar. Rm. Djoko juga sering mengetengahkan kata-kata yang menggelitik tanggapan yang membuat tawa. Rm. Djoko pernah mengalami penanganan medis harus dilobangi lehernya karena penyakitnya. Beliau langsung meminta karyawan Seminari membuat lobang makam baru. Hal itu dilandasi pengalaman beberapa rama yang mengalami seperti itu lalu meninggal dunia. Dari berbagai jawaban, kata Rm. Jarot, yang paling gayeng adalah pengalaman Rm. Saptaka. Beliau mengalami jatuh naik motor 10 kali. Rm. Saptaka pernah menyepi merenungkan tentang kematian.

No comments:
Post a Comment