Ada Juga Ikatan Personal

Pada Jumat 29 Agustus 2025 Rm. Bambang keluar dari Domus Pacis. Salah satu kerabatnya meninggal dunia dan dia diminta untuk memimpin Misa Pemberkatan Jenasah. Ternyata pada hari itu Rm. Noegroho Agoeng datang di Domus. Pada tanggal 6 Agustus 2025, dalam acara UNIO KAS, Mgr. Rubiyatmoko mengumumkan bahwa Rm. Agoeng harus segera pindah ke Jakarta. Tanggal 1 September 2025 beliau sudah dinanti di KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) untuk menjadi tenaga Komisi Komunikasi Sosial. Rm. Bambang tak bisa berjumpa dengan Rm. Agung. Dalam HP Rm. Bambang hari itu pada ada mesan masuk dari Rm. Agoeng "Kala wau sowan" (Tadi saya datang untuk berjumpa). Ternyata 2 hari kemudian pada jam 08.03 Rm. Agoeng mengirimkan gambar undangan untuk menghadiri Misa Peringatan 1000 hari wafat Bapak Ignatius Tukiman, ayah beliau.

Itulah sebabnya pada Sabtu 4 Oktober 2025 Rm. Bambang bersama Ibu Rini dan Bu Arta pergi ke Kapel Makam Katolik Santa Veronica, Paroki Klaten. Rm. Bambang memang merasa wajib untuk hadir. Dia pernah berkarya di Paroki Klaten pada tahun 1981-1982 selama dua tahun pertama menjadi imam. Almarhum Bapak Tukiman menjadi teman amat dekat dengan Rm. Bambang yang sungguh membantu  berbagai program pastoralnya. Bahkan untuk menjaga kesehatan mendapatkan air bersih, karena pada waktu itu air pastoran mengandung banyak kadar besi, Rm. Agoeng setiap hari membawakan air dengan jerigen plastik isi 5 liter. Pada waktu itu Rm. Agoeng masih kanak-kanak usia kelas 2 SD. Maka Rm. Bambang memang amat dekat dengan Keluarga Rm. Agoeng. Tambahan pula, Rm. Bambang mengalami 7 tahun sebagai rama tua diurus oleh Rm. Agoeng. Rm. Agoeng memang pernah menjadi anggota Pengurus Domus Pacis Puren hingga pindah ke Paroki Wates pada tahun 2017. Rm. Agoeng juga termasuk amat akrab dengan banyak relawan yang pada waktu itu ikut memperhatikan Domus Pacis Puren, Pringwulung. Maka, Bu Rini relawan Domus Pacis Puren yang hingga kini ikut peduli di Domus Pacis Petrus, Kentungan, juga merasa dekat dengan Rm. Agoeng.