Sunday, October 19, 2025

Lamunan Pekan Biasa XXIX

Senin, 20 Oktober 2025

Lukas 12:13-21

13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak ada orang yang tak mau harta. Yang sudah kaul kemiskinan seperti biarawan dan rohaniwan pun membutuhkannya.
  • Tampaknya, orang juga akan merasa senang bahkan merasa tenang kalau memiliki harta yang tak akan habis untuk 50 tahun. Orang bisa bahagia kalau bisa meninggalkan warisan bagi keturunan atau penggantinya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki harta kekayaan bertumpuk-tumpuk dan bergulung-gulung, kalau itu hanya untuk pemuasan diri, orang akan menjadi serakah dan tertipu akan kekuatan kekayaan material untuk menjamin kesejatian hidupnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kekayaan hubungan batin dengan Tuhan jauh menghadirkan daya hidup sekalipun hanya dengan harta materi sesedikit dan setipis apapun.

Ah, bagaimanapun juga kalau kaya raya orang akan bisa senang tanpa susah payah.

No comments:

Post a Comment

Rama Domus Mengajar?

Kehadiran rombongan tamu di Domus Pacis Santo Petrus memang selalu terisi tanya jawab antara tamu dan para rama. Biasanya pertanyaan-pertany...