
Pada Kamis tanggal 23 Oktober 2025 ada dua orang
suster bertamu ke Rm. Andika, Direktur Domus Pacis. Ternyata Rm. Andika membawa
juga tamu itu ke saya. Dalam omong-omong saya bercerita bahwa salah satu usaha
Domus adalah menjaga rasa para rama sepuh agar tak merasa tercerabut dari umat.
Untuk itu hajatan-hajatan pun diadakan untuk menghadirkan umat. Yang paling
banyak terjadi adalah even ulang tahun imamat untuk masing-masing rama.
Peringatan arwah untuk rama-rama yang pernah tinggal di Domus Pacis Santo
Petrus juga masuk dalam even hajatan. Bahkan ulang tahun pemberkatan rumah dan
Perayaan Malam Paskah/Natal juga menjadi ajang hajatan. Untuk even-even seperti
itu tak ada anggaran dari Keuskupan. Padahal Domus Pacis Santo Petrus bukan
Paroki yang dalam Misa ada kolekte. Dalam hal ini saya mendapatkan dana dari
warga yang memberikan kepedulian dan dari penjualan kain batik. Terhadap kisah
ini salah satu suster bertanya “Apakah dana tak pernah kurang?” Saya secara
spontan menjawab “Asal tetap jujur tidak mencuri sekalipun sedikit, Allah
selalu menghadirkan lebih sehingga selalu ada saldo”.
Tentang Jujur Dalam Kitab Suci
Omongan sekilas dengan suster itu membuat saya dalam
merenung di dini hari berikutnya terwarnai oleh kata JUJUR dalam kaitan dengan
uang. Ketika saya ingin tahu kata jujur dalam Kitab Suci, dari google saya
menemukan bahwa dalam Kitab Suci Katolik terdapat 31.171 ayat. Kata “Jujur”
secara keseluruhan ada dalam 16 ayat atau 0,051% dari keseluruhan ayat Kitab Suci. Dari 16
ayat itu 13 ayat ada di dalam Perjanjian Lama atau 0,056% dari 23.214 ayat.
Kemudian dari 7.957 ayat dalam Perjanjian Baru yang berbicara tentang “Jujur”
ada 3 ayat atau 0,038%. Secara lengkap bunyi ayat-ayat itu adalah sebagai
berikut :
Dalam
Perjanjian Lama
1.
Amsal 23:16
“Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.”
2.
Amsal 11:11
“Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik
meruntuhkannya.”
3.
Amsal 11:3
“Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh
kecurangannya.”
4.
Amsal 12:6
"Perkataan orang fasik menghadang darah, tetapi mulut orang jujur
menyelamatkan orang."
5.
Amsal 14:11
"Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar."
6.
Amsal 15:19
“Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.”
7.
Ayub
8:6 “Kalau engkau bersih dan jujur , maka tentu Ia akan bangkit demi
engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu.”
8.
Mazmur
25:21 “Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku
menanti-nantikan Engkau.”
9.
Mazmur
37:37 "Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang
jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan."
10. Mazmur 64:11 "Orang benar akan bersukacita karena
TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah."
11. Mazmur 140:14 "Sungguh, orang-orang benar akan
memuji nama-Mu, orang-orang yang jujur akan diam di hadapan-Mu."
12. Ayub 8:6 “Kalau engkau bersih dan jujur , maka
tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah
hakmu.
13. 1 Raja-Raja 3:6 “Lalu Salomo berkata: “Engkaulah
yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku,
sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan
Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan
kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini.”
Dalam
Perjanjian Baru
1. Kolose 4:1 “Hai tuan-tuan,
berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan
di sorga.”
2. Roma 2:2 “Tetapi kita tahu,
bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat
demikian.”
3. Lukas 16:11 “Jadi, jikalau
kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan
mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?”
Dari 13 ayat Perjanjian Lama dan 3 ayat Perjanjian
Baru, saya terkesan pada ayat Perjanjian Baru yang berbunyi “Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak
jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” (Luk
16:11). Hanya dalam ayat inilah kata “Jujur” dikaitkan dengan Mamon yang
katanya berarti harta duniawi. Kalau omong harta, uang tentu termasuk di
dalamnya. Keterkesanan ini bertolak dari pertanyaan suster tentang apakah dana untuk
hajatan Domus cukup dan saya secara spontan mengaitkan dengan kejujuran. Dari
sini saya tersentak oleh kenyataan bahwa di dalam Kitab Suci kejujuran
berkaitan dengan uang hanya terdapat dalam 1 ayat atau 0,003% dari keseluruhan
Kitab Suci dan 0,013% dari Perjanjian Baru.
Memang Kecil
Dari
Kitab Suci saya menyadari bahwa omongan tentang “Jujur” sungguh kecil
persentasenya. Apalagi kalau dikaitkan dengan harta termasuk uang, persentase
menjadi amat kecil. Apakah itu kurang penting dalam hidup beriman? Ternyata di
hadapan Tuhan Yesus yang kecil tetapi baik, benar, dan luhur memiliki dampak
besar. Ketika omong tentang talenta Tuhan berkata “hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar” (Mat 25:21.23).
Ketika berbicara tentang yang kecil tetapi iman, Tuhan berkata “Sesungguhnya
sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja
kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka
gunung ini akan pindah” (Mat 17:20).
Saya
menyadari bahwa kejujuran amat berkaitan dengan hati bahkan merupakan seruan
yang bergema dalam relung hati. Entah bagaimana pikiran saya terarah ke hati
sebagai organ tubuh. Kalau hati dikaitkan dengan realitas tubuh seseorang, itu
adalah organ yang secara biologis berbobot sekitar 2-3% dibandingkan dengan
berat badan pemiliknya. Yang harus diketahui adalah kalau ada penyakit
berkaitan dengan organ hati. Dari google saya membaca “Ekses penyakit hati
mencakup berbagai gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat,
seperti kelelahan ekstrem, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri
perut kanan atas, dan pembengkakan pada perut atau kaki. Gejala yang lebih
parah meliputi kulit dan mata menguning (jaundice), urine gelap, feses pucat, mudah memar, hingga gangguan mental,
penurunan kesadaran, dan perdarahan saluran pencernaan”.
Begitu
sentralnya fungsi biologis hati dalam tubuh manusia, saya sampai ke kesadaran
rohani bahwa hati adalah istana atau bait Allah. Kitab Suci mengatakan bahwa
setiap orang adalah bait Allah (bandingkan 1Kor 3:16). Seminim apapun
suara muncul dari relung hati, kalau ditaati dan diwujudkan dalam perilaku,
orang akan mengalami karunia karya ilahi. Kejujuran adalah suara dan perintah
relung hati. Yang tidak taat akan berperilaku jahat. Saya membandingkan dengan
tindakan korupsi. Bagaimanapun juga itu berasal dari ketidakjujuran. Seorang
koruptor akan banyak berada dalam kegelapan karena harus menggelapkan dan
menyimpan harta bukan haknya dalam kegelapan untuk menghindarkannya dari
penglihatan orang lain. Di hadapan yang tak jujur, orang baik dan pejuang baik
bisa dipandang sebagai sosok berbahaya untuk tingkah lakunya. Kalau jujur, orang
beriman yakin berada dalam penyelenggaraan ilahi. Apa yang dilakukan bisa
menjadi tanda dan sarana Allah menghadirkan kebaikan umum.
Domus Pacis, 24 Oktober 2025