Sunday, March 31, 2024

Sumbangan Dana Karyawan Maret 2024

Pada pagi seusai makan pagi Minggu 31 Maret 2024, Rm. Hartanta masih duduk di kamar makan menghadapi laptop. Rm. Jarot dan Rm. Bambang menemani. Sambil menghitung-hitung, Rm. Hartanta menyebut nama-nama karyawan. Lalu menyebut jumlah dan nama anak karyawan-karyawan yang sudah berkeluarga. Kemarin pagi, 30 Maret 2024, beliau berkata kepada rama-rama "Para rama. Anggenipun tampi uang saku telat sedinten nggih. Gaji karyawan kula ndhisikke" Para rama, penerimaan uang saku terlabat 1 hari. Gaji karyawan akan saya dahulukan). Pagi Minggu itu Rm. Hartanta bilang kepada Rm. Jarot dan Rm. Bambang bahwa selain gaji pokok dan tunjangan, para karyawan juga akan menerima uang Hari Raya Idul Fitri. Jumlah keseluruhan memang besar. Maklumlah kerja untuk para rama sepuh tak bisa seperti di paroki-paroki. Selain harus mengikuti aturan pemerintah tentang penggajian, ada uang ekstra kalau harus ada pelayanan khusus untuk para rama sepuh yang semua sudah membutuhkan perhatian ekstra. Berkaitan dengan besarnya pengeluaran pada 1 April 2024 untuk gaji karyawan, Rm. Bambang menyerahkan dana sebesar Rp. 14.265.000 yang diterima selama bulan Maret 2024. Dana ini berasal dari 30 pemerhati honor karyawan Domus yang nama-namanya adalah sebagai berikut :

1. Bu Dicky, 2. PUPIP Ungaran, 3. Yosefin, 4. Ibu Ida, 5. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Babadan), 6. Ibu Maria Kristina Dannie, 7. Ibu Wartini, 8. Ibu Christine, 9. Bapak Jono, 10. ML Setiyani Indrawati, 11. Ibu Dewi Anggraeni, 12. Ibu Christine Gunarti, 13. Ibu Malya, 14. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 15. Ibu Mamik, 16. Ibu Harno, 17. Ibu Lucy, 18. Ibu Regina Tutik, 19. Ibu Lili Herawati, 20. Ibu Bernadet Suwarni, 21. Ibu Yenyen, 22. Ibu Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Bu Marcus Smg), 23. Ibu Istiyono, 24. Devosan Kerahiman Mungkid, 25. Ibu Endang W, 26. Ibu Astrid, 27. Ibu Eny Bernadet, 28. Ibu Yuliana Sutarni, 29. Ibu Susanti, 30. Ibu Bellissima.

Santa Maria dari Mesir

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Februari 2017 Diperbaharui: 22 Maret 2020 Hits: 12359 

  • Perayaan
    01 April
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 344
  •  
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar Tahun 421 | Sebab alamiah
    Menurut legenda; Tubuhnya tetap utuh dan makamnya digali oleh seekor singa atas perintah Santo Sosimus
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Maria dari Mesir (Maria Aegyptica) hidup pada abad ke-4. Awalnya ia adalah seorang pelacur yang berasal dari Aleksandria Mesir.  Pada hari pesta Salib Suci (Feast of the Exaltation of the Holy Cross ) ia datang ke Yerusalem. Bukan untuk berziarah, tapi dengan niat kotor hendak menjajakan diri kepada para peziarah yang datang untuk menghormati Relikwi Salib Suci yang telah ditemukan kembali oleh santa Helena.

Ketika ia mencoba memasuki Gereja Makam Kudus, tempat Relikwi Salib Suci ditakhtahkan, sebuah kekuatan yang tidak kelihatan menghalanginya dan membuat kedua kakinya terasa lumpuh. Menyadari bahwa ini terjadi karena keadaan dirinya yang bergelimang dosa, Maria tersadarkan dan segera menyesali cara hidupnya yang penuh noda. Dari luar Gereja Makam Suci, ia melihat ikon Theotokos (Bunda Maria) yang menatapnya dengan penuh kasih. Sambil memukul dada Maria berdoa memohon pengampunan. Ia bersumpah akan menebus semua dosa-dosanya dengan meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi pertapa di padang gurun.

Setelah mengucapkan kaul ini, ia mencoba melangkah ke dalam Gereja Makam Suci. Kali ini kedua kakinya dengan ringan membawanya kehadapan altar. Dengan bercucuran airmata Maria berlutut dihadapan Relikwi Salib Suci; saat itulah ia mendengar sebuah suara berbisik : "Jika engkau menyeberangi sungai Yordan, engkau akan menjalani sisa hidupmu dalam kemuliaan."  Maria segera menuju ke sungai Yordan dan singgah sebentar di Biara Santo Yohanes Pembaptis yang berada di tepi sungai itu. Di sana ia menerima sakramen pengampunan dosa dan menjalani laku silih yang berat.  Selanjutnya, ia menyeberangi sungai Yordan menuju padang gurun untuk menggenapi kaulnya dan menebus dosa-dosanya dengan menjadi pertapa.  

Maria Aegyptica kemudian bertapa selama hampir 50 tahun di padang gurun di sisi Timur sungai Yordan. Dia hidup keheningan dan doa yang khusuk, serta hanya makan daun-daun atau buah-buahan yang jatuh ke tangannya.

Puluhan tahun pun berlalu.  Suatu hari, Maria Aegyptica yang sudah tua renta bertemu dengan seorang biarawan bernama Santo Zosimus (Zosimus dari Palestina) yang tinggal di biara kecil di tepi sungai Yordan.  Maria meminta Sozimus membawakannya Komuni kudus di tepi sungai Yordan pada hari Paskah. Ketika Zosimus memenuhi keinginannya, Maria menemuinya di seberang sungai dengan cara berjalan di atas permukaan air, demi menerima Komuni Kudus. Setelah mengucapkan syukur dan terimakasih, Maria meminta Zosimus untuk kembali membawakannya Sakramen Ekaristi pada hari Paskah tahun selanjutnya.

Setahun kemudian Sozimus kembali tapi ia menemukan tubuh Maria Aegyptica sudah tidak bernyawa lagi. Tubuh pertapa wanita itu telah beberapa lama meninggal dunia, namun tetap utuh dan memancarkan bau yang harum semerbak. Zosimus lalu memakamkannya dengan bantuan seekor singa yang lewat, lalu kembali ke Biara.

Kisah hidup Maria Aegyptica dikisahkan oleh Zosimus kepada saudara-saudaranya, dan kisah tersebut dipelihara di antara komunitas mereka sebagai tradisi lisan. Tiga abad kemudian kisah ini dituliskan oleh Patriark Yerusalem, Santo Sophronius.(qq)

Lamunan Oktaf Paskah

Senin, 1 April 2024

Matius 28:8-15

8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." 15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya uang memang punya daya tarik melebihi magnit. Orang yang sudah amat kaya sekali atau konglomerat mudah tak berhenti mengejarnya.
  • Tampaknya, yang namanya uang memang dibutuhkan untuk segala lini. Hidup keagamaan dan orang yang sudah khusuk agamapun memerlukan uang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun dibutuhkan untuk segala lini kehidupan, orang harus bijak dalam urusan dengan keuangan karena uang dapat membuat ingkar terhadap kebaikan dan kebenaran. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa hidup bisa bahagia dengan sarana uang tetapi tidak bahagia karena uang. 

Ah, bagaimanapun juga ada uang banyak hal mudah digapai.

Kesaksian Iman Saat Wafat

Komentar tentang Rm. Joko yang wafat pada Jumat Agung 29 Maret 2024 ada macam-macam. Rm. Winarto menyatakan Rm. Joko mudah dimintai tolong untuk mengantar kalau pergi-pergi, dan bisa diminta merekam acara sepak bola di TV. Rm. Darmadi dalam sharing di acara pemberkatan jenasah menyatakan Rm. Joko adalah pribadi yang sudah ikhlas karena pernah bilang "Awakku wis ora kuwat. Aku wis ora isa tugas meneh" (Badanku sudah lemah. Aku sudah tua dan tak bisa bertugas lagi). Sementara itu Mgr. Rubi ketika memimpin pemberkatan jenasah mengatakan "Rama Joko itu sakti. Dia sudah lama menderita sakit. Bahkan Rama Joko sudah kerap berada dalam keadaan memprihatinkan. Tetapi setiap kali selalu segar kembali. Rm. Joko beberapa kali memang mengalami kritis dan bahkan beberapa kali harus dirawat di ICCU dan ICU. Dalam hal ini sebetulnya Rm. Bambang, teman serumah sejak di Domus Pacis Puren hingga Domus Pacis Santo Petrus, mempunyai tanggapan yang tidak dinyatakan di hadapan umum. Dia merasa bahwa dalam wafatnya Rm. Joko menghadirkan kesaksian untuk sungguh beriman pada Gereja Katolik. Dia wafat di hari Sabtu Suci menjelang Hari Raya Paskah. Rm. Bambang berkata dalam hati "Ndak nek sing seda tokoh awam Katolik isa kaya ngono? Isa klakon dadi rame karo pasture merga ora entuk nganggo Misa" (Apakah kalau yang wafat awam tokoh Katolik bisa seperti itu? Bisa saja terjadi keributan dengan pastor karena tak boleh pakai Misa). Maklumlah, Tri Hari Ruci termasuk hari raya wajib dan kalau ada yang wafat tak boleh pakai Misa. Sabtu Suci termasuk Trihari Suci yang membolehkan pemberkatan jenasah tetapi tak boleh ada Misa. Pauspun akan taat.

Saturday, March 30, 2024

Beata Yohana de Toulouse

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Mei 2017 Hits: 7185

  • Perayaan
    31 Maret
  •  
  • Lahir
    Tidak ada catatan
  •  
  • Kota asal
    Tuolouse - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1286 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    11 February 1895 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi

Pada tahun 1260, beberapa biarawan Karmel bersama pemimpin mereka yang termashur, Santo Simon Stock, datang ke Perancis dan mendirikan biara Karmel di Tolouse dan Bordeaux.

Seorang wanita saleh mohon bertemu dengannya. Wanita tersebut memperkenalkan diri hanya sebagai Yohana. Dengan sungguh-sungguh ia bertanya kepada imam, “Bolehkah saya bergabung dengan Ordo Karmel sebagai seorang awam?” St. Simon Stock adalah pemimpin ordo yang mempunyai wewenang untuk mengabulkan permohonan Yohana. Ia mengatakan “ya”. Dan Yohana pun menjadi anggota ordo ketiga Karmel (karmelit awam) yang pertama. Ia menerima jubah Ordo Karmel dan di hadapan St. Simon Stock, Yohana mengucapkan kaul.

Yohana melanjutkan kehidupannya yang tenang serta bersahaja di rumahnya sendiri. Ia berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa mentaati regula (=peraturan-peraturan biara) Karmelit sepanjang hidupnya. Setiap hari ia ikut ambil bagian dalam Misa dan ibadat-ibadat di gereja Karmel. Sesudah itu, ia mengisi harinya dengan mengunjungi mereka yang miskin, yang sakit serta yang kesepian. Ia melatih para putera altar. Ia memberikan pertolongan kepada mereka yang jompo serta yang tak berdaya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Yohana berdoa bersama mereka serta membangkitkan semangat banyak orang dengan percakapannya yang riang gembira.

Yohana menyimpan gambar Yesus tersalib dalam sakunya. Itulah “buku”-nya. Sewaktu-waktu ia akan mengeluarkan gambar tersebut dari sakunya serta memandanginya. Matanya bersinar-sinar. Orang mengatakan bahwa Yohana membaca suatu pelajaran baru yang mengagumkan setiap kali ia memandangi gambarnya.

Lamunan Hari Raya

Paskah Kebangkitan Tuhan

Minggu, 31 Maret 2024

Yohanes 20:1-9

1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. 2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." 3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. 4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. 6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. 8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. 9 Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, Gereja Katolik sudah cukup lama setiap tahun menjadikan bulan September sebagai bulan Kitab Suci. Umat diharapkan akrab dan memahami Kitab Suci.
  • Tampaknya, untuk memahaminya umat juga mengadakan pendalaman-pendalaman Kitab Suci. Lebih dri itu kursus-kursus Kitab Suci juga diselenggarakan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun tekun membaca dan bahkan ikut pendalaman dan kursus-kursus Kitab Suci untuk memahaminya, orang belum tentu dapat mengerti isinya kalau tidak menghadapkannya pada realita hidup yang dialami. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengakrabkan diri dengan Kitab Suci terutama untuk mengalaskan hidup rohani dan bukan terutama sebagai kekayaan kognitif.

Ah, kalau tahu banyak tentang Kitab Suci dan pintar menafsirkan, ya jelas sudah dekat dengan Tuhan.

Friday, March 29, 2024

Lamunan Hari Raya

Malam Vigili Paskah

Sabtu, 30 Maret 2024

Markus 16:1-7

1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?" 4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, 6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tanpa hal baru orang tak menemukan dinamika hidup. Hidup tidak segar.
  • Tampaknya, berbagai upaya inovasi sering dikaitkan dengan anggapan yang lama sudah surut signifikansinya. Inovasi berfokus ke pandangan ke depan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki visi ke depan jelas, hal baru dan pembaruan tak akan terlaksana baik kalau tak ada sikap menghargai tradisi yang masih berjalan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati yang namanya baru dan pembaruan mengalir dari dinamika berjumpanya tradisi dan gagasan baru dalam kegiatan program masa kini.

Ah, tradisi itu penghambat pembaruan.

Vigili Paskah

diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Vigili_Paskah

Vigili Paskah atau Malam Paskah adalah suatu liturgi misa atau kebaktian yang diadakan di banyak gereja Kristen, terutama Gereja Katolik, sebagai perayaan resmi paling awal untuk peristiwa kebangkitan Yesus. Menurut tradisi, Vigili Paskah menjadi momen bagi orang-orang menerima pembaptisan dan para katekumen dewasa diterima dalam persekutuan penuh di dalam Gereja. Liturgi ini diadakan setelah matahari tenggelam, yaitu setelah waktu Sabtu Suci selesai, hingga matahari terbit pada Hari Minggu Paskah.

Dalam Kekristenan Barat, terutama Gereja Katolik RomaGereja LutheranGereja ReformedGereja Anglikan dan Gereja Metodis, Vigili Paskah menjadi misa/ibadah terpenting sepanjang tahun liturgi masing-masing Gereja. Dalam Gereja Katolik, nyanyian Alleluya, yang merupakan ciri khas liturgi gereja selama masa Paskah, mulai dinyanyikan untuk pertama kalinya setelah tidak dinyanyikan sepenuhnya selama masa Prapaskah.

Bentuk mula-mula[sunting | sunting sumber]

Dua belas pembacaan Perjanjian Lama pada Vigili Paskah dilestarikan dalam suatu naskah kuno yang dimiliki oleh Patriarkat Armenia di Yerusalem. Vigili Paskah Gereja Armenia juga melestarikan apa yang diyakini sebagai pembacaan Kitab Injil untuk liturgi tersebut, yaitu dari kisah Perjamuan Terakhir sampai akhir Injil Matius.

Pada penggunaan mula-mula di Yerusalem, ibadah dimulai dengan menyanyikan Mazmur 118 [117] yang dijawab dengan, "Inilah hari yang dibuat oleh Allah" ("This is the day which the Lord has made") yang kemudian diikuti oleh pembacaan 12 perikop Perjanjian Lama, semuanya, kecuali yang terakhir, diikuti dengan doa berlutut.

  • (1) Kejadian 1:1-3:24 (kisah penciptaan)
  • (2) Kejadian 22:1-18 (pengorbanan Ishak)
  • (3) Keluaran 12:1-24 (kisah Paskah)
  • (4) Yunus 1:1-4:11 (kisah nabi Yunus)
  • (5) Keluaran 14:24--15:21 (penyeberangan Laut Merah)
  • (6) Yesaya 60:1-13 (janji terhadap Yerusalem)
  • (7) Ayub 38:2-28 (jawaban Allah terhadap Ayub)
  • (8) 2 Raja-raja 2:1-22 (Kenaikan Elia)
  • (9) Yeremia 31:31-34 (perjanjian baru)
  • (10) Yosua 1:1-9 (masuk ke Tanah Perjanjian)
  • (11) Yehezkiel 37:1-14 (lembah tulang-tulang yang kering)
  • (12) Daniel 3:1-29 (kisah tiga pemuda di dapur api).

Kedua belas pembacaan itu diikuti dengan "Nyanyian Tiga Anak" (Song of the Three Children) bukan dengan doa berlutut, tetapi segera diikuti oleh prokeimenon liturgi Ekaristi. Thomas Talley menekankan pentingnya rangkaian pembacaan ini yang merupakan contoh rangkaian tertua dan yang berpengaruh terbesar pada perkembangan rangkaian-rangkaian pembacaan selanjutnya.[1]

Liturgi Gereja Katolik[sunting | sunting sumber]

Dalam liturgi Ritus Roma, Vigili Paskah terbagi atas empat bagian liturgi:[2]

  1. Ritus/Upacara Cahaya (Lucernarium)
  2. Liturgi Sabda
  3. Liturgi Baptis
    (Pemberkatan air suci, lalu pemberian sakramen baptis untuk para katekumen, bila ada. Setelah itu, pembaruan janji baptis oleh seluruh umat, setelah itu dilanjutkan dengan pemercikan air suci yang disebut Asperges)
  4. Liturgi Ekaristi

Ritus Cahaya[sunting | sunting sumber]

Vigili Paskah dimulai pada matahari tenggelam setelah Hari Sabtu Suci hingga matahari terbit sebelum Hari Minggu Paskah. Di luar gereja (biasanya di teras), api Paskah dinyalakan sementara lilin Paskah diberkati dan kemudian dinyalakan dengan api tersebut. Lilin Paskah akan digunakan selama masa Paskah, yang diletakkan di panti imam atau dekat mimbar, dan juga selama setahun ke depan pada waktu-waktu pemberian sakramen baptis dan pemakaman, untuk mengingatkan semua orang bahwa Kristus adalah "cahaya hidup".

Setelah lilin dinyalakan, diakon atau imam mengaraknya ke panti umat, yang dalam keadaan gelap gulita, sambil berhenti sebanyak tiga kali untuk menyanyikan seruan "Kristus, Cahaya Dunia" atau "Cahaya Kristus" (Lumen Christi) dan dijawab oleh umat dengan "Syukur kepada Allah " (Deo Gratias). Sementara lilin Paskah diarak, lilin-lilin kecil yang dipegang oleh umat dinyalakan dari api lilin Paskah sebagai simbol "cahaya Kristus" yang menyebar dan menutupi kegelapan.

Setelah lilin Paskah diletakkan, seorang diakon, imam, atau kantor memadahkan Exsultet (Pujian Paskah), sementara umat tetap duduk sampai masuk Liturgi Sabda.

Setelah pembacaan Exsultet, lampu-lampu dinyalakan dan lilin-lilin umat dipadamkan (meskipun menurut tradisi beberapa gereja, lilin-lilin tetap dinyalakan sampai nyanyian Madah Kemuliaan).

Liturgi Sabda[sunting | sunting sumber]

Liturgi Sabda Vigili Paskah dimulai dengan tujuh bacaan Perjanjian Lama, yaitu:

  1. Kejadian 1:1–2:2.
  2. Kejadian 22:1–18.
  3. Keluaran 14:15–15:1.
  4. Yesaya 54:5–14.
  5. Yesaya 55:1–11.
  6. Barukh 3:9–15; 3:32–4:4.
  7. Yehezkiel 36:16–17a,18–28.

Diperbolehkan untuk mengurangi jumlah bacaan di atas, bila situasi tidak memungkinkan, menjadi setidaknya tiga bacaan (atau dua, bila benar-benar sangat mendesak), tetapi bacaat tentang pembebasan Bangsa Israel dari Mesir wajib dibacakan, karena peristiwa tersebut merupakan pokok dari Paskah Yahudi, yang dipercaya oleh orang-orang Kristen bahwa peristiwa tersebut digenapi oleh wafat dan kebangkitan Kristus. Tiap bacaan masing-masing diikuti oleh sebuah mazmur tanggapan (diambil dari Mazmur 10, Keluaran 15:1-18, Mazmur 30, Yesaya 12:2-6, Mazmur 19, Mazmur 42 & 43, dll.) serta sebuah doa yang menghubungkan bacaan tersebut dengan misteri Kristus.

Setelah semua bacaan Perjanjian Lama tersebut dibacakan, seluruh lilin altar dinyalakan dan Madah Kemuliaan dinyayikan dengan meriah. Pada momen ini, lonceng gereja dan alat musik organ, yang disenyapkan setelah Madah Kemuliaan pada hari Kamis Putih (atau mungkin juga tidak dimainkan sejak masa Prapaskah, tergantung tradisi gereja partikular), dibunyikan kembali. Pada gereja-gereja tertentu, kain-kain yang menutupi patung-patung sejak hari Minggu Prapaskah Kelima dibuka pada momen ini. Setelah madah selesai, doa kolekta didaraskan oleh imam.

Liturgi Sabda kemudian dilanjutkan dengan bacaan epistola dari Surat Roma (Roma 6:3-11), kemudian diikuti dengan mazmur tanggapan dari Mazmur 118. Setelah itu, madah Aleluya dinyanyikan dengan kekhidmatan khusus pertama kali sejak tidak dinyanyikan pada masa Prapaskah. Setelah itu, liturgi dilanjutkan dengan Bacaan Injil tentang Kebangkitan (Matius 28:1-10; Markus 16:1-8; atau Lukas 24:1-12), dan kemudian dilanjutkan dengan homili.

Liturgi Baptis[sunting | sunting sumber]

Liturgi Baptis dimulai dengan menyanyikan Litani Orang Kudus sambil berlutut oleh seluruh anggota gereja. Liturgi kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan air suci dalam bejana baptis, terutama dengan lilin Paskah dan garam.

Jika ada, liturgi dilanjutkan dengan pembaptisan para katekumen, peneguhan janji-janji untuk masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, serta pemberian krisma. Setelah seluruh rangkaian sakramen inisiasi tersebut, umat kemudian melakukan pembaruan janji baptis dan kemudian diperciki dengan air suci. Setelah itu, liturgi dilanjutkan dengan pembacaan doa umat.

Liturgi Ekaristi[sunting | sunting sumber]

Seusai doa umat, Liturgi Ekaristi dilanjutkan seperti biasa. Sewaktu Ekaristi, umat yang baru dibaptis menerima Komuni Pertama. Menurut rubrik Missale Romanum, bila misa diadakan menjelang matahari terbit, Liturgi Ekaristi harus selesai sebelum fajar.

Santa Irene dari Roma

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 April 2017 Diperbaharui: 19 April 2017 Hits: 13405

  • Perayaan
    30 Maret
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Roma, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Dihukum mati di Roma pada tahun 288 M
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Irene bersama suaminya Santo Castulus adalah pasangan suami-isteri kudus yang hidup di kota Roma pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus (kaisar Romawi tahun 284 – 305). Bersama Santo Tiburtius, Castulus dan Irene berkarya memberikan perlindungan bagi umat Kristen di Roma yang saat itu dikejar-kejar oleh pasukan kerajaan. Diantara mereka yang dilindunginya terdapat Santo Markus dan Santo Marcellianus (dari Roma), dua orang saudara kembar yang di kemudian hari juga tewas menjadi martir Kristus.   

Santo Tiburtius kemudian tertangkap dan tewas dihukum mati bersama saudaranya Santo Valerianus. Suaminya Castulus juga tertangkap setelah dikhianati oleh seorang kristen yang murtad bernama Torquatus. Castulus dibelenggu dan dibawa kehadapan prefek (walikota) Roma bernama Fabianus. Ia kemudian disiksa lalu dieksekusi mati dengan cara dikubur hidup-hidup dalam sebuah lubang pasir, di Via Labicana di sebelah tenggara kota Roma.

Setelah kemartiran suaminya yang terjadi pada tahun 286 M, Irene tetap melanjutkan karyanya. Ia memberi perlindungan kepada umat Kristen dan berupaya memberi penguburan yang layak bagi para martir yang tewas di tangan para algojo atau tewas mengenaskan dalam arena Gladiator karena dicabik-cabik binatang buas.

Saat Santo Sebastianus tertangkap dan dihukum mati, Irene berhasil memperoleh tubuh perwira tersebut untuk dimakamkan dengan layak. Namun ia menemukan Sebastianus ternyata masih hidup walau di sekujur tubuhnya tertancap puluhan anak panah. Ia membawa Sebastianus ke rumah perlindungan dan mengobati luka-lukanya. Setelah Sebastianus pulih, Irena membujuknya agar menyelamatkan diri keluar kota. Namun Sebastianus tidak hendak melarikan diri. Ia malah mendatangi Kaisar Diokletianus dan mendesaknya untuk menghentikan penganiayaan terhadap umat Kristiani. Keberaniannya ini membuat ia kembali ditangkap, didera lalu dipengggal lehernya.

Menyusul kemartiran Sebastianus, Irene juga ditangkap dan dihukum mati sebagai martir Kristus yang jaya. Kemartiran mereka terjadi pada sekitar tahun 288M. Kisah santa Irene menyelamatkan Santo Sebastianus menjadi subyek lukisan para pelukis kenamaan dari masa ke masa.(qq)

Thursday, March 28, 2024

Lamunan Hari Raya

Jumat Agung

Jumat, 29 Maret 2024

Yohanes 18:1-19:42

18:1. Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 18:2 Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. 18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?” 18:5 Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. 18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. 18:7 Maka Ia bertanya pula: “Siapakah yang kamu cari?” Kata mereka: “Yesus dari Nazaret.” 18:8 Jawab Yesus: “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” 18:9 Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.” 18:10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. 18:11 Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” 18:12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. 18:13. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; 18:14 dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” 18:15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, 18:16 tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. 18:17 Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: “Bukankah engkau juga murid orang itu?” Jawab Petrus: “Bukan!” 18:18 Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. 18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. 18:20 Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. 18:21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.” 18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?” 18:23 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?” 18:24 Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. 18:25 Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: “Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?” 18:26 Ia menyangkalnya, katanya: “Bukan.” Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: “Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?” 18:27 Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam. 18:28. Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. 18:29 Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: “Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?” 18:30 Jawab mereka kepadanya: “Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” 18:31 Kata Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” 18:32 Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. 18:33 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: “Engkau inikah raja orang Yahudi?” 18:34 Jawab Yesus: “Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?” 18:35 Kata Pilatus: “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?” 18:36 Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” 18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” 18:38 Kata Pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?” (18-38b) Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. 18:39 Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” 18:40 Mereka berteriak pula: “Jangan Dia, melainkan Barabas!” Barabas adalah seorang penyamun.

19:1. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. 19:2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, 19:3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. 19:4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.” 19:5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: “Lihatlah manusia itu!” 19:6 Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.” 19:7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” 19:8 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, 19:9 lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: “Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. 19:10 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” 19:11 Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” 19:12 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” 19:13 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. 19:14 Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” 19:15 Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” 19:16. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. (19-16b) Mereka menerima Yesus. 19:17 Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. 19:18 Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. 19:19. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” 19:20 Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. 19:21 Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: “Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.” 19:22 Jawab Pilatus: “Apa yang kutulis, tetap tertulis.” 19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian—dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. 19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. 19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” 19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. 19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia—supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:”Aku haus!” 19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. 19:31. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib—sebab Sabat itu adalah hari yang besar—maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. 19:36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” 19:37 Dan ada pula nas yang mengatakan: “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.” 19:38. Sesudah itu Yusuf dari Arimatea—ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi—meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. 19:39 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. 19:40 Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. 19:41 Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. 19:42 Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya kematian banyak disingkiri oleh banyak orang. Kematian dipandang sebagai pemutus dari segala hubungan.
  • Tampaknya, yang namanya kematian banyak dihindari oleh banyak orang. Kematian dipandang sebagai pemusna daya kemampuan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun kematian membuat orang meninggalkan dunia dengan segala hubungan dan daya kemampuan, kesejatian kematian adalah selesainya orang dalam menjalani tugas pengamalan talenta demi kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati dalam kematian orang sampai pada finis sebagai pelaku amanat Tuhan.

Ah, kematian itu ya musibah besar yang tak terelakkan oleh siapapun.

Berita Lelayu

Gereja Katolik Pada Jumat 29 Maret 2024 masuk dalam peringatan Sengsara Tuhan Yesus Kristus. Kematian Tuhan Yesus Kristus diyakini sebagai jalan penyelamatan untuk semua orang. Di dalam Gereja Katolik Liturgi Ungu amat mewarnai. Itu adalah penghadiran suasana duka. Ternyata suasana duka ini untuk Domus Pacis Santo Petrus merupakan realitas yang dialami oleh para penghuninya. Ketika akan memulai makan pagi, tiba-tiba Rm. Hartanta mendapatkan telepon yang membuat dahinya berkerut-kerut. Beliau langsung menuju RS Panti Rapih setelah mengatakan berita "Rama Joko seda" (Rm. Joko meninggal dunia). Sebenarnya Rm. Joko cukup lama sudah mengidap beberapa penyakit. Sebenarnya beliau masuk rumah tua para rama Domus Pacis Puren sejak tahun 2010 bersama Rm. Bambang. Tahun 2017 pindah ke Bantul tetapi kebutuhan penjagaan sakitnya membuat Rm. Joko tinggal di Pastoran Pringwulung agar dekat dengan RS Panti Rapih. Pada Juli 2021 beliau kembali tinggal bersama para rama sepuh di Domus Pacis Santo Petrus. Tetapi penyakitnya membuat beliau tidak bisa lagi pergi-pergi keluar sendiri. Dan ini makin lama makin berat. Cuci darah sebanyak 3 kali seminggu sudah lama dijalani. Kini Rm. Joko berusia 64 tahun dan menjadi imam Keuskupan Agung Semarang hampir 37 tahun. Sesuai dengan kepastian RS Panti Rapih, Rm. Joko wafat pada Jumat Agung 29 Maret 2024 jam 06.57 sesuai dengan WA Rm. Hartantan dalam HP RM. Bambang "RIP Rm Ag Jokosiatiyanto, Pr pukul 06.57 wib. Ndherek sembahyange".

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...