Monday, February 28, 2022

Santo David dari Wales

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Maret 2015 Diperbaharui: 27 Februari 2020 Hits: 6673

  • Perayaan
    1 Maret
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 542
  •  
  • Kota asal
    Menevia (Sekarang St.David's) Wales
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar tahun 601 di Biara Menevia Wales - oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1120 oleh Paus Kalistus II

Santo David dari Wales adalah seorang uskup di Wales Inggris pada abad ke-6. Ia lahir pada sekitar tahun 542 di Menevia dalam sebuah keluarga bangsawan yang sangat berpengaruh. Setelah dewasa David terpanggil untuk masuk biara dan menjadi seorang imam. Kesalehan dan kesucian hidupnya membuat ia kemudian ditunjuk menjadi seorang uskup.

Uskup David segera menjadi terkenal sebagai seorang uskup yang saleh dan aktif mendirikan banyak biara. Kurang lebih ada 12 biara yang didirikannya selama hidupnya. Dari antara biara-biara itu, biara Menevia di bagian barat daya Wales adalah biara pusat sekaligus menjadi tempat tinggalnya.

Bapa uskup menulis sendiri regula (peraturan hidup membiara) untuk biara-biara yang didirikannya. Ia berusaha agar para biarawan senantiasa hidup dalam kekudusan. Mereka harus membajak tanah sendiri tanpa boleh menggunakan hewan. Harus minum hanya air dan makan hanya roti dengan garam; serta menghabiskan malam-malam dalam biara dalam doa yang khusuk. Tidak ada harta pribadi yang diizinkan; bahkan mengatakan "buku saya" sudah dianggap sebagai pelanggaran. David sendiri memberikan teladan dengan menjalani semua aturan hidup biara dengan sangat ketat. Ia selalu hidup sederhana dan mempraktekkan asketisme dengan keras. Ia mengajar para pengikutnya untuk menahan diri dari makan daging dan minum bir.

Uskup David memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Celtic. Banyak perintis gereja Irlandia dididik di biara-biara yang didirikannya. Santo Finnianus dari Clonard, seorang kudus yang dijuluki sebagai bapa para pertapa Monastik di Irlandia adalah seorang anak didiknya di biara Menevia. Ketenaran namanya pada zaman itu dapat dilihat dari begitu banyaknya gereja kuno (lebih dari 50 buah gereja) di bagian selatan Wales yang memilih dia sebagai pelindungnya.

Uskup yang penuh dengan mujizat ini tutup usia dengan tenang pada tahun 601 dan dimakamkan di Katedral St. David di Menevia (Sekarang kota ini bernama St. David) Pembrokeshire Wales Inggris. Ia dikanonisasi pada tahun 1120 oleh Paus Kalistus II dan diangkat sebagai pelindung Wales.

Dana untuk Tambahan Honor Karyawan Domus

Pada suatu hari di bulan Februari 2022 ini Rm. Hartanta berkata kepada Rm. Bambang "Wulan niki pengeluaran cekap kathah. Wonten perpanjangan kontrak kangge pramurukti. Golonganipun nggih mindhak" (Pada bulan ini ada pengeluaran banyak. Ada perpanjangan pramurukti. Golongan mereka juga naik). Dari 13 orang karyawan Domus, 3 orang adalah pramurukti kontrak dari Panti Rini Kalasan. Setelah kerja terus menerus selama setahun, kalau akan diperpanjang selalu ada pembaruan kontrak dan ada honor ke 13. Sementara itu di Panti Rini ada 4 golongan : golongan 0, golongan 1, golongan 2, dan golongan 3. Golongan itu menentukan honor yang diterima. Bagi Domus Pacis 3 orang pramurukti yang kini ada sungguh memiliki komitmen kerja bagus dan tampak punya perhatian mendalam bahkan mencintai para rama sepuh. Mereja sudah lebih dari 5 tahun bekerja di Domus Pacis.


Pada bulan Februari itu ternyata juga ada tambahan pengeluaran untuk para karyawan. Karena meningkatnya korban virus omicron, demi menjaga kondisi para rama sepuh, para karyawan diminta melakukan swab antigen dan 5 hari kemudian disusul pcr. Ketika mendengar kata-kata Rm. Hartanta berkaitan dengan pengeluaran untuk karyawan, termasuk honor karena adanya tugas-tugas lembur, Rm. Bambang sungguh bersyukur kepada Tuhan Yesus karena kasih peduli dari umat. Sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang, Domus Pacis St. Petrus memang mendapatkan anggaran uang rutin dari Keuskupan. Tetapi karena belum mencukupi berkaitan dengan kebtuhan rutin untuk honor karyawan, Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus Pacis St. Petrus meminta Rm. Bambang untuk mengetuk uluran kasih umat. Hal ini sudah mulai pada Juli 2021. Dan pada Februari 2022 ini ada 47 pihak yang penyumbang. Karena ada 2 kelompok (PUPIP Ungaran dan Yosefin Medari) yang menunjukkan jumah anggota, paling tidak ada 138 orang yang ikut menyumbang. Secara keseluruhan sumbangan yang diterima sebesar Rp. 28.005.000.

Lamunan Pekan Biasa VIII

Selasa, 1 Maret 2022

Markus 10:28-31

28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" 29 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, 30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. 31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga. Orang baik-baik akan menjaga diri agar selalu memprioritaskan keluarganya dalam keadaan apapun.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa kesejahteraan hidup dilandasi oleh tersedianya makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Orang baik akan bekerja keras untuk mempunyai harta dan kekayaan demi kehidupan keluarga.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hidup harmonis dalam keluarga dengan tersedianya berbagai macam kebutuhan menjadi harapan, orang sadar bahwa hal itu hanya dimungkinkan kalau dia tetap berada dalam keteguhan ketaatan pada kebahagiaan bersama aura relung hati walau harus mengalami pro dan kontra dengan segala risikonya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan tetap mencintai orang serumah tanpa hanyut sehingga melepaskan ketaatan pada nurani.

Ah, apapun yang terjadi yang namanya keluarga harus didahulukan.

Sunday, February 27, 2022

Santo Romanus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 5422

  • Perayaan
    28 Februari
  •  
  • Lahir
    Tahun 390
  •  
  • Kota asal
    Upper Bugey, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 465 | Oleh sebab alamiah.
    Dimakamkan di the abbey of Beaume
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Sebagai seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang kudus dan kemudian berangkat.

Ia membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia juga membawa serta benih-benih tanaman dan beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut, Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya. Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca bukunya. Ia juga menanami serta merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam sekitarnya.

Tak lama kemudian, adiknya - Santo Lupicinus - bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain. Namun demikian, maksudnya baik. Kedua bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan hidup rukun bersama.

Banyak orang kemudian datang untuk bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan keras. Mereka banyak berdoa dan mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras menanami serta memelihara kebun mereka dan senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara hidup mereka membantu mereka untuk mencapai tujuan rohani mereka.

Penutupan Domus Diperpanjang

Pada hari Selasa 22 Februari 2022 ada berita dari Domus Pacis Santo Petrus tentang keputusan Domus untuk menutup diri dari hari itu hingga 4 Maret 2022. Domus tidak menerima tamu untuk hari-hari itu. Yang dijadikan alasan adalah omicron yang meningkat dan mengganas sehingga membuat jumlah penderita Covid-19 membengkak. Pada Selasa itu semua karyawan diminta ke RS Panti Rapih untuk swab. Karyawan yang sudah berkeluarga diminta untuk melakukan bersama anggota keluarganya. Ternyata ada 2 orang karyawan yang positif covid dan 1 orang yang anaknya kena. Tiga karyawan ini diliburkan. Terhadap peristiwa ini Rm. Hartanta sebagai direktur rumah memutuskan untuk melakukan swab PCR bagi seluruh rama, karyawan, dan relawan harian pada Senin 28 Februari 2022. 


Tetapi, karena pada Senin itu adalah hari libur nasional, pada pagi hari Sabtu 26 Februari 2022 secara mendadak RS Panti Rapih mengontak Rm. Hartanta untuk datang hari melakukan swab PCR di Domus Pacis. Maka semua rama dan karyawan yang tidak diliburkan menjalani swab. Ternyata dari hasil ada 2 orang positif covid. Ketika Rm. Hartanta memberikan tawaran isolasi mandiri di kamar Domus, salah satu menerima dan yang lain akan melakukan di rumahnya. Semua yang diliburkan adalah para karyawan yang tidak tinggal di Domus. Terhadap peristiwa ini Rm. Hartanta memberi tahu Rm. Bambang bahwa penutupan Domus untuk menerima tamu diperpanjang hingga Sabtu 12 Maret 2022. Untuk relawan harian, yaitu Bu Titik dan Bu Rini, kalau mau datang seperti biasa diminta untuk melakukan swab PCR lebih dahulu. Kalau tidak melakukan, mereka baru bisa masuk Domus sesudah 12 Maret 2022.

Saturday, February 26, 2022

Lamunan Pekan Biasa VIII

Senin, 28 Februari 2022

Markus 10:17-27

17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada keyakinan bahwa manusia pada dasarnya baik. Sekalipun punya otak, hati, dan insting seperti hewan, manusia dapat memfungsikannya jauh di atas binatang.
  • Tampaknya, otak manusia dapat dipakai bernalar, instingnya untuk berperasaan, dan hatinya untuk menimbang-nimbang. Manusia bisa mengolah diri sehingga mampu hidup di manapun dan dalam keadaan apapun.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun mampu memikir, merasa, dan menghendaki yang baik, kebaikan manusia bukan datang dari dirinya sendiri namun dari keterbukaan dan kebersatuannya dengan Tuhan sumber segala macam kebaikan yang bertahta dalam relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kebaikannya adalah pancaran kebaikan Tuhan Satu-satunya kebaikan.

Ah, bagimanapun juga manusia punya kebaikan sehingga ada lomba kehebatan dalam berbagai bidang.

Santa Anna Line

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Maret 2017 Diperbaharui: 27 Oktober 2019 Hits: 6700

  • Perayaan
    27 Februari
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1563
  •  
  • Kota asal
    Dunmow Essex Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Digantung di Tyburn London Inggris pada tanggal 27 Februari 1601
  •  
  • Venerasi
    8 Desember 1929 oleh Paus Pius XI (decree of martyrdom)
  •  
  • Beatifikasi
    15 December 1929 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI

Santa Anna Line hidup di Inggris pada masa Reformasi Anglikan, saat dimana agama Katolik dinyatakan terlarang dan para penganutnya akan dihukum mati. Ia lahir pada sekitar tahun 1563 di Dunmow Essex Inggris sebagai putri sulung dari William Higham of Jenkyn Maldon, seorang Calvinist Puritan (para pengikut fanatik tokoh reformasi Protestan; John Calvin) yang makmur dan berpengaruh. Nama kecilnya adalah  Alice Higham.

Disekitar tahun 1580 Alice dan adiknya William Higham, dalam terang Roh Kudus, mengambil keputusan berani untuk menjadi anggota gereja Katolik.  Akibat keputusan ini, mereka diusir dari rumah dan dicabut hak warisnya. Namun semua itu sama sekali tidak menggoyahkan iman kedua bersaudara ini.  Alice dan William Higham telah menemukan Mutiara Surgawi dan mereka tidak akan melepaskannya lagi.

Dikalangan umat katolik Inggris yang sedang teraniaya, nama Alice Higham disamarkan menjadi “Anna”, untuk melindunginya dari kejaran polisi dan mata-mata keluarganya. Pada tahun 1583, Alice menikah dengan Roger Line, seorang pemuda Katolik Inggris yang saleh. Sejak saat itulah ia dikenal sebagai Anna Line, sesuai nama suaminya.

Roger Line bersama William Higham ditangkap saat sedang mengikuti misa hari Minggu. Mereka berdua lalu disiksa dan dipenjarakan karena iman mereka. William Higham dapat dibebaskan dengan membayar uang jaminan, sementara Roger Line dibuang ke Flanders Belgia. Ia meninggal sebagai seorang martir Kristus di pengasingan tersebut pada tahun 1594.

Sejak suaminya dibuang ke Flanders, Anna membaktikan hidupnya untuk membantu para imam Katolik yang dikejar-kejar oleh polisi kerajaan. Ketika pater John Gerard, SJ membuka sebuah rumah perlindungan untuk menyembunyikan para imam Jesuit di Inggris, Anna menawarkan diri untuk mengelola rumah perlindungan tersebut. Walau ia sering sakit-sakitan, namun Anna Line mampu mengelola rumah perlindungan ini selama tiga tahun, dan telah menyelamatkan banyak imam Jesuit dari kejaran mata-mata kerajaan.

Ketika pater John Gerard, SJ tertangkap, Anna berkeras untuk tidak menutup rumah perlindungan tersebut.  Ia bahkan mengatur upaya pembebasan Jesuit tersebut dari penjara Tower of London yang terkenal itu.  Upayanya sukses dan pater John Gerard selamat dari hukuman mati. Di kemudian hari, John Gerard SJ menulis dalam biografinya :

Peristiwa penangkapan ini terjadi pada tanggal 2 Februari 1601. Saat polisi datang, pater Fransiskus Page, imam yang memimpin misa berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi di ruangan rahasia yang sudah disiapkan. Anna bersama rekannya Margareth Gage, ditahan. Margareth kemudian dibebaskan dengan uang jaminan sedangkan Anna dipenjarakan di Newgate.

Anna Line lalu disidang dengan dakwaan menampung seorang imam Katolik dan dijatuhi hukuman mati.  Saat berada di tempat pelaksanaan hukuman mati, Anna diminta untuk mengucapkan kata-kata terakhir di depan rakyat Inggris.  Dengan lantang wanita pemberani ini mengulangi apa yang telah ia katakan di depan pengadilan :

Hari itu tanggal 27 Februari 1601, darah para martir Kristus kembali tumpah di tanah Inggris. Santa Anna Line, bersama seorang imam Jesuit, Beato Roger Filcock SJ, dan seorang imam Ordo BenediktinBeato Mark Barkworth OSB, tewas di atas tiang gantungan sebagai saksi iman yang tidak tergoyahkan.

Anna Line dibeatifikasi bersama Mark Barkworth OSB pada tanggal 15 Desember 1929 oleh Paus Pius XI, sedangkan Roger Filcock SJ dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada 22 November 1987. Anna kemudian dikanonisasi pada tanggal 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI.(qq)

SANTA ANNA LINE 27 Februari 2022

Minggu Biasa VIII/C – 27 Feb 2022 (Luk 6:39-45)

 diambil dari https://unio-indonesia.org; ilustrasi dari koleksi Blog Domus


AJARAN KEBIJAKSANAAN

Rekan-rekan yang baik,

Petikan dari Luk 6:39-45 yang dibacakan pada hari Minggu VIII tahun liturgi C kali ini berupa serangkai pepatah yang semuanya berkisar pada watak orang dan pengaruhnya pada orang lain. Tentunya pembicaraannya dimaksud memberi arahan bagi para murid dalam hubungan mereka dengan orang banyak. Boleh jadi akan lebih mengena bila kita tangkap serangkai pepatah itu sebagai rekaman warisan batin orang-orang yang masih mengenal Yesus kepada para pengikut mereka. Waktu itu kelompok komunitas pengikut Yesus sudah meluas dan banyak yang tidak pernah bertemu dengan dia sendiri. Namun ajaran serta kebajikannya dituruntemurunkan ke generasi-generasi berikutnya. Juga kepada kita sekarang.

Di komunitas mana saja biasanya ada orang atau tokoh yang menjadi panutan, tempat bertanya, dan pemimpin. Apalagi di kalangan para pemeluk keyakinan agama. Ada orang yang memiliki wibawa seperti itu. Mereka ini bertugas membimbing dan menunjukkan jalan hidup yang melegakan, yang memberi kekuatan…dan membahagiakan. Inilah latar pepatah-pepatah yang dibacakan kali ini.

Ada baiknya pembicaraan kali ini menampilkan perumpamaan dan pepatah tadi seperti ada dalam Injil dan mengulasnya satu demi satu.

Luk 6:39
Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?

Jelas maknanya. Orang yang tidak bisa melihat tentu tidak memiliki kemampuan menunjukkan jalan. Bila terjadi maka risiko kedua-duanya terjerumus menjadi nyata. Apa maksud Yesus dan tentunya para murid yang meneruskan perkataan ini ke generasi selanjutnya? Tentu saja bukan untuk mengutarakan perkara orang buta menuntun orang buta belaka, tetapi untuk mengajak orang berpikir. Apakah “aku” betul-betul jeli melihat arah yang benar dan mewaspadai bahaya? Ada ajakan mawas diri. Juga ajaran untuk tidak merasa tahu segala. Bahkan tersirat sindiran, “aku” ini boleh jadi buta, tidak melihat dengan jelas. Maka berupayalah agar memiliki wawasan yang sehat terlebih dahulu sebelum mulai menuntun dan menasihati orang lain.

Bila dipahami seperti di atas, maka kaitannya dengan pepatah berikutnya cukup terlihat:

Luk 6:40
Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barang siapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.

Mereka yang merasa bertugas mengajarkan jalan yang benar kepada orang banyak mesti pernah belajar dari awal sampai akhir, sampai tuntas memiliki kebajikan seperti gurunya. Diisyaratkan di sini kerja keras untuk maju dan mendapatkan kemahiran yang bisa benar-benar memberi tuntunan bagi orang lain. Apakah mungkin orang bisa sama dengan Yesus sang Guru sendiri? Pertanyaan sulit dijawab. Hanya bisa didekati dengan batin yang tulus dan berani. Meski amat dekat dengan Tuhan Allah sendiri sehingga dapat membawakan wajah ilahi ke orang banyak, Yesus menurut warta Perjanjian Baru menjadi sama seperti “kita-kita” ini. Ini warta terdalam iman kristiani pula. Nah, bila begitu, maka masuk akallah bila kita memang dapat sama dengan dia, asal kita membiarkan diri ke sana dengan segala kelemahan serta kerapuhan kita. Bahkan ini jalan untuk mengatasi keterbatasan manusiawi sendiri. Pepatah yang kedengarannya biasa-biasa saja sebetulnya memuat ajaran batin yang amat dalam meski tetap sederhana.

Kedua perkataan berikutnya mengajak pembaca bersikap toleran dalam hidup di masyarakat luas.

Luk 6:41
Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

Luk 6:42
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Biasanya lebih mudah melihat kekurangan orang lain dari pada kelemahan sendiri. Kedua pepatah ini mengajak orang berkaca. Apa penglihatanku terhalangi oleh “balok” pikiran serta keyakinan kita sendiri yang membuat kita tak mampu melihat yang baik dalam diri orang lain. Malah kita merasa perlu “menolong” orang dengan mengeluarkan serpih kecil di mata orang lain, tapi serpih itu sebetulnya hanya proyeksi balok yang membutakan mata batin sendiri?

Setelah ini ada dua pepatah yang memberi hiburan dan kekuatan.

Luk 6:43
“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.

Luk 6:44
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

Bila orang memang menghidupi kebaikan, maka perbuatannya akan membuahkan yang baik. Sulit bagi mereka yang beritikad buruk untuk menghasilkan hal-hal yang lurus. Namun demikian, pepatah-pepatah ini sebaiknya tidak dipahami sebagai patokan untuk menilai orang lain. Yang hendak dikemukakan ialah agar orang pandai-pandai memeriksa diri apa betul-betul mampu menghasilkan buah yang baik. Menghasilkan hal-hal yang dapat dinikmati orang lain. Dan bila jujur merasa begitu, syukurlah, ini kepuasan batin yang akan membawa maju lebih jauh. Juga akan membuat orang peka akan hal-hal yang patut dihindari.

Pada akhir petikan ini ada ungkapan yang menjelaskan bagaimana semua yang hingga kini diperkatakan.

Luk 6:45
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

Orang baik bukannya orang yang berusaha mati-matian berbuat kebaikan. Ini bukan cara berbuat baik. Ditandaskan di sini bahwa berbuat baik itu dimungkinkan oleh adanya kekayaan batin yang melimpah keluar. Bukan kebaikan yang disodor-sodorkan apalagi dipaksa-paksakan.

Salam hangat,
A. Gianto



Lamunan Pekan Biasa VIII

Minggu, 27 Februari 2022

Lukas 6:39-45

39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. 41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? 42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. 44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. 45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa penasihat itu adalah sosok yang mampu menunjukkan arah kebaikan. Dia bisa memiliki kata-kata bijak yang dapat dipakai peminta nasihat untuk menghindari keburukan hidup.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa penasihat unggul memiliki pandangan kritis. Dia bisa menunjukkan kekurangan orang lain dan memiliki pandangan bagaimana memperbaikinya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun mampu menunjukkan kekurangan dan kelemahan orang lain serta memberikan petunjuk untuk mengatasinya, orang belum sungguh mampu menjadi penasihat sejati kalau tidak mampu menyadari kekurangan diri dan menasihati dirinya sendiri untuk berjuang membersihkan diri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang sadar bahwa untuk menjadi penasihat baik untuk orang lain harus dilandasai kemampuan menasihati diri sendiri.

Ah, penasihat baik pasti bisa membuat orang lain tahu kebusukannya.

Friday, February 25, 2022

Santo Porphyrius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 4817

  • Perayaan
    26 Februari
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-5
  •  
  • Kota asal
    Tesalonika - Yunani
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 420 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Porphyrius dilahirkan pada abad kelima dalam keluarga bangsawan yang kaya. Ia meninggalkan keluarganya ketika ia berusia duapuluh lima tahun. Porphyrius pergi ke Mesir untuk menggabungkan diri dalam sebuah pertapaan. Setelah lima tahun, ia mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Ia ingin mengunjungi tempat-tempat di mana Yesus pernah berada semasa hidup-Nya di dunia.

Porphyrius amat terkesan dengan Tanah Suci. Kasihnya kepada Yesus membuatnya semakin sadar akan penderitaan kaum miskin. Di rumahnya di Tesalonika, ia tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi miskin. Ia masih memiliki segala yang diwariskan orangtuanya kepadanya, tapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Ia meminta temannya - Markus - untuk pergi ke Tesalonika dan menjual segala harta miliknya. Setelah tiga bulan, Markus kembali dengan uang. Porphyrius lalu membagi-bagikannya kepada mereka yang sungguh membutuhkannya.

Pada usia empatpuluh tahun Porphyrius ditahbiskan sebagai imam dan kepadanya diberikan tanggung jawab untuk memelihara relikwi Salib asli Yesus. Porphyrius selanjutnya ditahbiskan sebagai Uskup Gaza. Ia bekerja giat untuk menghantar banyak orang percaya kepada Yesus dan menerima iman. Tetapi, kerja kerasnya menghasilkan buah amat lambat dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Mayoritas penduduk pada waktu itu bertaut pada praktek-praktek kafir dan takhayul.

Meski Porphyrius dapat mengakhiri banyak dari praktek-praktek ini, ia juga mendapat banyak musuh yang membuatnya banyak menderita. Yang lain, yang adalah umat Kristiani, amat mengasihi dan mengagumi Porphyrius. Mereka berdoa dan bermatiraga untuknya. Mereka memohon Tuhan untuk menjaga dan melindunginya. Uskup Porphyrius menghabiskan bertahun-tahun lamanya guna memperkuat komunitas Kristiani di Palestina. Ia memaklumkan dengan tegas segala yang diyakini teguh umat Kristiani. St Porphyrius wafat pada tahun 420.

Ke Rumah Makan Online

Ketika masih berada di Domus Pacis Puren, Pringwulung, para rama dan karyawan dan beberapa relawan mempunyai salah satu program yang disebut "piknik". Memang, pada awalnya, di tahun 2012 program ini berasal dari kebiasaan para penghuni Domus melakukan kunjungan ke rama di paroki tertentu sebulan sekali. Tetapi program piknik menjadi kegiatan di luar Domus untuk makan bersama di rumah makan. Tentu saja "piknik" berarti keluar bareng untuk jajan terjadi kalau Komunitas Rama Domus sudah mampu mengumpulkan uang ekstra untuk beaya. Kegiatan ini secara praktis terjadi di sekitar 3 bulan sekali. Program piknik sebagai makan bareng ini terakhir kali terjadi pada 20 Mei 2019. 


Kini para rama sepuh yang dulu tinggal di Puren sudah pindah di rumah rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Di bulan Februari 2022 Rm. Bambang bisa mengumpulkan uang ekstra. Keinginan untuk mengadakan makan bersama dengan jajan keluar muncul. Tetapi, ketika dibicarakan dengan Rm. Hartanta yang menjadi Direktur Domus, untuk pergi keluar sudah tidak memungkinkan. Kondisi kebanyakan rama sepuh sudah amat berat kalau harus pergi bersama. Yang bisa ikut pasti hanya sedikit. Inipun harus dengan tenaga-tenaga untuk membantu naik turun mobil dan masuk keluar rumah makan. Dengan pertimbangan seperti ini, maka diputuskanlah untuk mencari daftar menu dari rumah makan. Kemudian para rama dan karyawan diminta untuk memilih sendiri-sendiri mana yang ingin disantap. Bu Rini diminta untuk mencari daftar menu dan kemudian membawa daftar nama para rama dan karyawan beserta menu pilihannya. Barangkali ini menjadi "piknik online" yang akan dinikmati pada  malam hari Sabtu 26 Februari 2022. Karena Domus baru menutup diri, maka penyediaan santapan dari Bu Rini akan disampaikan lewat Satpam Seminari.

Lamunan Pekan Biasa VII

Sabtu, 26 Februari 2022

Markus 10:13-16

13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa orangtua sudah merasa membesarkan anak kalau memperhatikan pertumbuhannya. Orangtua akan menjaga dengan baik menu yang disantapkan pada anak.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa orangtua sudah merasa membesarkan anak kalau memperhatikan pendidikannya. Orangtua akan berjuang menyediakan beaya untuk persekolahannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun sudah memperhatian kebutuhan-kebutuhan dasar termasuk kesehatan dan pendidikan sekolah, orangtua belum sungguh bertanggungjawab membesarkan anak kalau belum menjadikan segala yang baik dalam diri anaknya sebagai model hidup baik. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orangtua tidak hanya mengurus perkembangan anak tetapi juga berguru kebaikan pada anak.

Ah, bagaimanapun juga anak harus mengikuti apapun yang ditentukan oleh orangtuanya.

Thursday, February 24, 2022

Santo Caesarius dari Nazianzen

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2013 Diperbaharui: 21 Maret 2016 Hits: 6598

  • Perayaan
    25 Februari
  •  
  • Lahir
    Hidup abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Konstantinopel (Sekarang Istambul - Turki)
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 369 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Caesarius hidup pada abad keempat di wilayah yang sekarang disebut Turki.  Ayah, ibu, dan saudaranya adalah juga orang-orang kudus. Ayahnya adalah St. Gregorius tua, Ibunya Santa Nonna dan saudaranya adalah St. Gregorius dari Nazianzen.   Bersama saudaranya Gregorius, ia mengenyam pendidikan yang baik. Gregorius bercita-cita menjadi seorang imam; Caesarius bercita-cita menjadi seorang dokter. Keduanya pergi ke sekolah yang akan membantu mereka mencapai cita-cita.

Caesarius menamatkan pendidikan di bidang kedokteran di Konstantinopel. Segera ia menjadi seorang dokter ternama dan terpercaya, sampai Kaisar Konstantius pun menghendaki agar Caesarius menjadi dokter pribadinya. Caesarius berterima kasih kepada Kaisar, tetapi secara halus menolak karena Ia ingin kembali ke Nazianzen, kota kelahirannya.

Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, Caesarius dipanggil kembali untuk melayani Kaisar di Konstantinopel. Pada waktu itu adalah seorang yang dikenal dalam sejarah sebagai Julian si murtad. Seorang yang murtad adalah seorang yang mengingkari iman Kristennya. Orang ini mengemban perintah resmi melawan kekristenan. Meski begitu, ia bermaksud membebaskan Caesarius dari hukuman, sebab Caesarius adalah seorang dokter yang amat cakap. Kepada Caesarius ditawarkan kedudukan, harta dan hak-hak istimewa. Ayah maupun saudara Caesarius menasehatinya untuk menolak segala tawaran. Mereka menyarankannya untuk pulang ke rumah dan membuka praktek dokter.

Pada tahun 368, Caesarius nyaris tewas dalam suatu gempa bumi. Ia berhasil lolos tanpa cedera, tetapi amat terguncang oleh kejadian itu. Ia merasa Tuhan mengatakan kepadanya untuk menempuh hidup dalam doa jauh dari keruwetan hidup di istana. Caesarius membagi-bagikan harta miliknya kepada kaum miskin. Ia mulai menempuh hidup dalam doa dan keheningan.

St Caesarius wafat tak lama kemudian pada tahun 369. Homili dalam Misa Pemakamannya disampaikan oleh saudaranya, St. Gregorius.

Kunjungan Kamar

Pada sekitar jam 10.00 Sabtu 19 Februari 2022 Rm. Bambang sedang berada di depan laptopnya. Dia mendengar suara-suara perempuan termasuk suara Bu Rini. Ada juga suara lelaki yang amat dikenal oleh telinga Rm. Bambang. Itulah suara Rm. Hartanta. Suara beliau jelas di depan Mgr. Blasius menyinggung tamu yang berkunjung. Rm. Bambang berpikir Rm. Hartanta meminta Mgr. Blasius ikut keluar menerima tamu. Biasanya selain Rm. Hartanta yang ikut menerima adalah Mgr. Blasius, Rm. Ria, Rm. Harta, dan Rm. Bambang. Kadang-kadang Rm. Yadi juga ikut. Akan hadirnya tamu biasanya diumumkan oleh Rm. Hartanta pada waktu makan sehari sebelumnya atau pada pagi hari datangnya tamu. Tetapi untuk tamu hari itu tidak ada pengumuman untuk para rama. Maka ketika suara Rm. Hartanta tak terdengar, Rm. Bambang menunggu giliran didatangi untuk diminta keluar ikut menyambut tamu. Tetapi sesudah menunggu sampai lebih dari 5 menit, beliau tidak masuk kamar Rm. Bambang.

Ternyata sekitar 10 menit kemudian tiba-tiba ada 3 orang ibu diantar oleh Bu Rini masuk kamar Rm. Bambang. Salah satu ibu berkata "Rama, ini kami dari PUPIP atau Legio Maria atau Kerahiman Ilahi datang untuk mengunjungi para rama sepuh Domus Pacis. Dulu saya juga sudah pernah berkunjung ketika masih di Pringwulung". Ternyata mereka adalah para tamu yang datang dari Paroki Kidul Loji yang untuk bulan Februari 2022 mendapatkan giliran tugas dari PUPIP DIY berkunjung ke Domus Pacis St. Petrus. Tiga orang tamu dengan didampingi oleh Bu Rini meneruskan kunjungan ke rama lain di kamarnya. Pada sekitar jam 10.45 Rm. Hartanta memanggil Rm. Bambang untuk menemani para tamu yang sudah duduk-duduk di bangku ruang besar sebelah barat. Ternyata para tamu berjumlah 5 orang (4 ibu dan 1 bapak). Dalam duduk-duduk itu memang terjadi omong-omong santai penuh kegembiraa. Mereka meninggalkan Domus menjelang jam 12.45 ketika para rama sepuh mulai berdatang untuk makan siang. Pada waktu makan Rm. Hartanta berkata "Niki isa dadi cara anyar. Tamu-tamu diberi kesempatan ngunjungi para rama setunggal-setunggal ing kamaripun" (Ini bisa menjadi cara baru. Para tamu diberi kesempatan mengunjungi para rama secara perorangan di kamarnya).

Lamunan Pekan Biasa VII

Jumat, 25 Februari 2022

Markus 10:1-12

1 Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula. 2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" 3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" 4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." 5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. 9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." 10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. 11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat disebut baik karena bertahan dengan pasangannya. Sampai lansia mereka tidak meninggalkan satu terhadap yang lain.
  • Tampaknya, orang juga dapat disebut baik karena mampu mengelola pertentangan dengan pasangannya. Mereka selalu mampu menghargai perbedaan satu sama lain.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun mampu bertahan dengan satu pasangan dan bisa mengelola berbagai pertentangan, orang baru sungguh baik dalam hidup berkeluarga kalau kesemuanya dihayati sebagai kesetiaan pada yang ilahi sebagai sumber ikatan hidup berkeluarga. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati hidup keluarga sebagai arena komunikasi antar sesama yang selalu mendengarkan suara nurani.

Ah, asal tidak bercerai ya jelas sudah baik dalam berkeluarga.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...