Bagaimanapun juga dalam kegiatan membaca sedangkal apapun memang memuat penafsiran. Berhadapan hal-hal yang tidak ditangkap dengan jelas, seorang pembaca harus memikir mencari kejelasannya. Tentu saja ini tidak akan mudah jatuh kedalam kekeliruan kalau pembaca langsung berhadapan dengan penulisnya. Dalam kaitan dengan para relawan yang ikut membantu Domus Pacis St. Petrus, persoalan dari tulisan muncul dari salah satu relawati. Ini berhubungan dengan nama-nama yang tertera dalam jadual penyediaan masakan lauk dan sayur untuk makan malam penghuni Domus. Jadual itu dibuat oleh Rm. Bambang.
Terkisah salah satu relawati membaca nama "Ibu Eni" dan "Ibu Ratih". Kedua tulisan ini terbuat dalam pelayanan sebanyak 7 kali masakan makan malam : 3 kali untuk "Ibu Eni" dan 4 Kali untuk "Ibu Ratih". Ketika mencermati nama-nama dalam jadual bulan Desember 2021, beliau menemukan nama "Ibu Emi" dan "Ibu Ruth". Hal ini dikatakan kepada Rm. Bambang waktu datang mengantar masakan pada Kamis 16 Desember 2021. Beliau berkata pada Rm. Bambang "Rama, kok wonten jadual wonten nami Bu Eni kaserat Ibu Emi lan Ibu Ratih kaserat Ibu Ruth" (Rama, mengapa dalam jadual ada nama Ibu Eni tertulis Ibu Emi dan Ibu Ratih tertulis Ibu Ruth?). Ternyata Ibu Relawati itu mengira ada kesalahan ketik huruf, sehingga nama "Ibu Eni" jadi "Ibu Emi" dan "Ibu Ratih" jadi "Ibu Ruth". Rm. Bambang mengatakan bahwa yang tanggal 15 memang "Ibu Emi" dan yang tanggal 30 memang "Ibu Ruth". Ternyata omongan Rm. Bambang membuat Ibu Relawati tertawa geli. Kebetulan Rm. Hartanta merencanakan perjumpaan para relawan masak malam besok Minggu 9 Januari 2022 untuk Natalan 2021 dan Tahun Baruan 2022. Besok kalau saling tatap muka tentu akan saling tahu dan kenal satu sama lain.
No comments:
Post a Comment