"Sugeng sonten Rm. Bambang. ..... Enten pesanan buku malih 32 eks tasih women stok Rm??" (Selamat sore Rm. Bambang ,,,, Ada lagi yang pesan buku 32 ekesemplar. Masih ada stok, Rama?) Pesan WA dari Bu Stephani Harsono di HP Rm. Bambang pada Selasa 18 Januari 2022 jam 17.22. Sesudah mengatakan masih ada stok, Rm. Bambang bertanya "Badhe dipun pundhut benjang punapa?" (Kapan akan diambil?). Ternyata beliau menjawab "Sabtu, kalian misa pindah njih Rm." (Hari Sabtu sekalian ikut Misa). Itu berarti Sabtu sore tanggal 22 Januari 2022. Bu Stephani bersama Bu Yenawati dan Pak Karl memang biasa ikut Misa Minggu di Sabtu sore di Domus Pacis Santo Petrus. Mengingat ada keperluan khusus untuk tanggal 22 Januari, Rm. Bambang menulis pesan WA ke Bu Stephani "Setu misanipun jam 5 sonten lho. Dipun jokaken" (besok Sabtu sore misa diajukan jam 05.00 sore lho). Bahkan pada Rabu 19 Januari jam 14.22 Rm. Bambang mengirim WA "Bu, benjang bibar misa setu sonten ampun kesesa kundur lhooo. Dipun aturaken Pak Karl lan Bu Yen nggiiiih" (Bu, besok sehabis misa Sabtu sore jangan tergesa pulang lhooo. Tolong Pak Karl dan Bu Yen juga diberitahu) yang lansung mendapat jawaban "Sendika Rm. Bambang"(Siaaap). Bu Stephani, Bu Yeniwati, dan Pak Karl adalah sosok-sosok yag sudah masuk golongan lansia. Kebetulan pada Sabtu sore itu Rm. Bambang mengundang tamu-tamu yang sudah masuk menjadi kaum lansia. Para tamu itu sebelum pandemi-19 termasuk orang-orang yang ikut program kegiatan Rm. Bambang dalam Kelompok Jagongan Iman dan Seminar Lansia.Sebenarnya Sabtu 22 Januari 2022 itu Domus Pacis St. Petrus merayakan ulang tahun imamat Rm. Bambang ke-41. Terbersit dalam perasaan Rm. Bambang untuk mengundang kaum lansia dari kelompok-kelompok Jagongan Iman yang biasa didampinginya sebelum pandemi Covid-19. Tetapi karena ada pembatasan jumlah tamu, pada even itu Rm. Bambang hanya berhadapan dengan Kelompok Paroki Pringgolayan dan Paroki Medari. Itupun masih dengan pembatasan jumlah tamu undangan. Acara sore itu adalah Misa dan kemudian diteruskan dengan ramah tamah sambil menikmati sajian konsumsi yang dikoordinasi oleh Bu Rini, salah satu relawati Domus Pacis. Tentu saja Misa sore itu berbeda dengan Misa Komunitas Domus yang biasa terjadi. Ada sumbangan Kelompok Yosefin, ibu-ibu dari Paroki Medari, yang mengiringi nyanyian-nyanyian dengan Mas Bowo sebagai pemain organ profesional. Rm. Hartanta, pimpinan Domus, memimpin Misa dengan lektor Rm. Ria dan Rm. Yadi. Tentu saja Rm. Bambang menjadi pembawa homili sembari sharing penghayatan imamat sebagai penghuni rumah rama sepuh Domus sejak tahun 2010.Satu hal yang mewarnai homili adalah tampilnya Rm. Bambang menciptakan suasana sebagai jumpanya kaum lansia. Berpegang pada bacaan-bacaan dalam Misa, dia amat menekankan bagaimana olah kelansiaan agar selalu hidup dalam keceriaan. Dia berpegang pada kata-kata "Jadi tua dan lansia itu kepastian, tetapi jadi tua dan lansia ceria adalah pilihan". Dari bacaan pertama dia berfokus pada bunyi ayat " Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!" (Neh 8:11) Bagi Rm. Bambang sukacita batin itu datang dari keterbukaan terhadap Roh Kudus sebagaimana ditekankan pada bacaan kedua dari 1Kor 12 dan kata-kata Nabi Yesaya yang dibacakan oleh Tuhan Yesus dari kutipan Injil Lukas 4:18. Bagi Rm. Bambang kelansiaan biasa diwarnai oleh kondisi ada dalam kesendirian 90,00% dalam kebiasaan hidup sehari-hari. Hal ini tentu membuat orang berada dalam banyak kediaman. Tetapi kalau hati biasa membicarakan apapun yang terpikir, terasa, terkehendaki, sadar atau tidak sadar akan membuatnya biasa omong dengan Roh Kudus. Bagi Rm. Bambang Roh itu bersemayam dalam relung hati karena setiap orang sejatinya adalah bait Allah. Kalau ini terbiasa terjadi, orang akan selalu gembira dalam keadaan apapun dan dengan siapapun.
Dalam suasana yang bagi umum memprihatinkan sebagaimana terjadi pada rama-rama Domus Pacis, Rm. Bambang justru menemukan kebersamaan yang menghadirkan kegembiraan alami. Ketika Misa usai dan semua berada di ruang besar Domus untuk ramah tamah sambil menikmati sajian, ada yang nyeletuk "Kala wau rasane kados pas Novena Domus. Marahi kangen temu lansia malih" (Tadi rasanya seperti ketika berada dalam acara Novena Domus. Saya jadi rindu temu lansia seperti dulu). Rm. Bambang jadi sadar ketika homili duduk dengan kursi roda berada di depan mayoritas kaum lansia. Dia omong dengan santai tetapi diwarnai dengan firman Tuhan dan pesan iman. Itu adalah pola ketika berada dalam acara Novena di Domus Pacis Puren dari tahun 2013-Maret 2019. Dalam Novena itu selalu ada seminar dengan tema-tema dunia kehidupan lansia. Yang hadir biasa antara 300-400 orang lansia. Sesudah seminar pasti ada makan siang. Maka Rm. Bambang merasa acara 22 Januari 2022 di Domus itu menjadi seperti reuni kecil alumni Novena Domus.
No comments:
Post a Comment