Tuesday, January 25, 2022
Kemeriahan di Domus
Pada jam 16.00 hari Selasa 25 Januari 2022 di Domus Pacis St. Petrus sudah ada sekitar 50 orang datang. Di antara mereka ada yang sudah duduk mengelilingi Rm. Suntara yang sudah berjubah di depan kamarnya. Mereka banyak yang langsung berdiri dan menyalami Rm. Bambang yang dengan kursi rodanya lewat menuju ruang menerima tamu. Di ruang tamu juga sudah ada duduk banyak orang bagian dari 50an tamu. Mereka berasal dari Paroki Promasan. Selain ada yang mempunyai kaitan sanak saudara dengan Rm. Suntara, yang lain merupakan anggota paguyuban panggilan Promasan. Para tamu dari promasan adalah undangan khusus untuk ikut merayakan ulang tahun imamat ke 40 dari Rm. Suntara. Sementara itu ada rombongan-rombongan kecil undangan dari Paroki Cawas, Paroki Palur, Paroki Kalasan, Paroki Mlati, Paroki Gamping, Paroki Pringgolayan, dan Paroki Purbowardayan. Itu adalah paroki-paroki tempat Rm. Suntara pernah berkarya. Dari paroki-paroki itu ada beberapa rama yang menyertai : Rm. Kardi dan Rm. Tata dari Mlati, Rm. Ariawan dari Pringgolayan, Rm. Joko dari Cawas, Rm. Yosep Priyanto dari Purbowardayan, dan Rm. Dadang dari Kalasan. Rm. Agoeng juga datang dari Wates sebagai Ketua UNIO Keuskupan Agung Semarang. Sedang Rm. Supriyanto dari Nanggulan, Rm. Notowardaya dari Ungaran, dan Rm. Hartosubono dari Banyumanik datang sebagai sesama angkatan tahbisan dari Rm. Suntara.Hari itu Domus Pacis St. Petrus memang mengadakan hajatan istimewa untuk merayakan 40 tahun imamat Rm. Suntara. Para tamu yang datang langsung diminta untuk menikmati minuman dan snak jajan pasar. Setelah itu acara pertama adalah Misa Kudus yang dimulai pada jam 17.00 dipimpin oleh 4 Rama : Rm. Supriyanto sebagai selebran utama dengan didampingi oleh Rm. Hartosubono, Rm. Notowardaya, dan Rm. Suntara. Misa dimulai sesudah ada kata pendahuluan yang disampaikan oleh Rm. Hartanta sebagai direktur rumah para rama sepuh Domus Pacis. Iringan lagu keroncongan dihadirkan oleh Kor Alma dari Paroki Mlati yang ditokohi oleh Mas Bowo. Selain suasana semarak Misa dengan iringan lagu-lagu yang dinyanyikan dengan apik, Rm. Suntara tampil dengan penuh semangat menyampaikan homilinya. Rm. Suntara membuka homili dengan kata-kata "Saya masih hidup" yang membuat para peserta misa tertawa ngakak. Tetapi dari kata hidup itu beliau mengatakan bawa hidup adalah rahmat. Baik menyenangkan atau kurang menyenangkan, ideal atau kurang ideal, hidup adalah rahmat. Hal itu tergantung sikap mampu bersyukur atau tidak terhadap kenyataan yang disandang. Kalau tidak mampu bersyukur, orang sudah menolak rahmat. Di sini Rm. Suntara mengambil sosok Rm. Bambang sebagai model yang menghayati hidup dengan menerima ke-"Dhe"-annya. Orang-orang tertawa terpingkal-pingkal karena itu adalah singkatan dari kata Jawa dheglog yang berarti picang. Tertawa umat makin tak terbendung karena Rm. Bambang dijadikan bahan "ejekan berisi", yaitu suasana guyonan untuk mengungkap nilai-nilai hidup. Dari sini Rm. Suntara sampai pada penghayatan imamat itu bukan untuk diri sendiri tetapi merupakan imamat Gereja. Orang menjadi imam karena NUNUT (numpang) dalam Gereja, oleh karena itu harus MANUT (taat) yang membuatnya KATUT (ikut) perutusannya. Kini dalam tugas sebagai pendoa, Rm. Suntara mensiagakan diri menjadi semacam "Tas Kresek" untuk menerima permintaan-permintaan doa dari umat.Sebelum penutup dengan berkat, Rm. Hartanta tampil menyampaikan ucapan terima kasih. Kemudian menyusul Rm. Agoeng menyampaikan sambutan mewakili pengurus UNIO Keuskupan Agung Semarang. Setelah nyanyian Ndherek Dewi Maria untuk menutup Misa, semua menuju ruang besar Domus. Di situ sudah tersedia berbagai macam sajian menu makan. Bu Rini, yang bertanggungjawab penyediaan konsumsi, menyiapkan sajian untuk 130 orang termasuk para rama dan karyawan serta relawan Domus. Para tamu setelah masing-masing mengambil menu makan kemudian duduk berkelompok-kelompok sambil omong-omong. Karena sajian lebih dari 1 macam, maka pada umumnya para tamu masih menambah mencicipi menu lain. Minumanpun juga tidak hanya 1 macam bahkan ada es krim yang jarang sekali tampak di Domus Pacis. Ketika para tamu sudah meninggalkan Domus, Rm. Hartanta tampak puas dan bahagia karena melihat Rm. Suntara yang tampak bergembira.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Peringatan Arwah Tiga Rama
Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...
-
Ini peristiwa Domus Pacis Santo Petrus Senin 4 Desember 2023. Ketika jam belum menunjuk angka 06.00, ada suara langkah-langkah kaki berlaria...
-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
No comments:
Post a Comment