diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 22 Agustus 2013 Diperbaharui: 23 September 2020 Hits: 6738
- Perayaan23 September
- LahirHidup abad pertama
- Kota asalIkonium - Turki
- Wilayah karyaAsia Kecil, Israel
- Wafat
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
Orangtua Tekla dan juga tunangannya Thamyris menjadi marah. Mereka berusaha membujuk Tekla agar ia meninggalkan iman Kristianinya. Tetapi St. Tekla tidak dapat dipengaruhi. Ia tetap ingin menjadi pengantin Kristus. Karena amat marah, Thamyris mengadukan Tekla ke pengadilan. Tekla tetap tidak juga mau mengingkari imannya. Pengadilan lalu menjatuhkan hukuman mati padanya dengan cara dibakar.
Pada saat pelaksanaan hukuman mati, dikisahkan bahwa saat api mulai dinyalakan Santa Tekla membuat tanda salib di atas api, dan seketika ia dikelilingi oleh cahaya dan api yang menyala tidak menyentuhnya. Hujan badai tiba-tiba turun, memadamkan api dan membubarkan kerumunan orang yang datang untuk melihat pelaksanaan hukuman mati.
Hakim lalu memerintahkan supaya St. Tekla dibuang dalam kandang singa-singa yang kelaparan. Namun sekali lagi Tuhan menyelamatkan nyawa gadis suci ini. Binatang-binatang buas itu tidak memangsanya, malahan menjadi jinak dan berbaring di sisinya. Singa-singa itu menjilati kaki St. Tekla bagaikan anak-anak kucing. Mujizat ini membuat hakim ketakutan dan memutuskan untuk membebaskan Tekla.
Tekla kemudian menjalani hidupnya sebagai seorang kristen yang sangat saleh. Ia kemudian meninggalkan keluarganya dan ikut dengan St. Paulus dan teman-temannya, termasuk St. Barnabas mewartakan Injil Kristus. Sepanjang hidupnya Ia banyak melakukan banyak perbuatan ajaib dan juga menderita banyak siksaan untuk memberikan kemuliaan kepada Tuhan.
Setelah berusia lanjut, Santa Tekla mengasingkan diri pada sebuah daerah terpencil di wilayah yang sekarang ini dikenal dengan nama Ma'loula di Siria. Sebuah Biara yang indah yang dalam bahasa Arab disebut Mar Takla (Saint Tekla) dibangun untuk mengenang namanya. Disini pula ia dimakamkan dan relikwinya disimpan sampai hari ini.
No comments:
Post a Comment