Thursday, September 30, 2021

Lamunan Peringatan Wajib

Para Malaikat Pelindung

Sabtu, 2 Oktober 2021

Lukas 10:17-24

17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." 18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. 19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. 20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa hidup adalah perjuangan. Sebaik apapun yang dijalani selalu saja ada tantangan bahkan ancaman dari entah keadaan entah orang yang berjiwa persaingan.
  • Tampaknya, orang dalam perjuangan hidup akan dapat merasa senang bahkan bangga kalau dapat mengatasi berbagai tantangan. Orang juga dapat merasa bergembira kalau dapat membuat para penghalang menderita kekalahan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dapat menyingkirkan dan mengatasi berbagai penghalang dan ancaman dalam menjalani hidup, orang belum sungguh merasakan kebahagiaan sejati kalau tidak menyadari dan menghayati itu sebagai perlindungan ilahi dalam hidup sehari-hari. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dapat merasa tenang menghadapi apapun karena keyakinan bahwa dirinya masuk dalam cakupan karya surgawi.

Ah, bagaimanapun masa kini orang akan bangga kalau menang bersaing.

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 
  • 10 Agustus 2013
  •  Diperbaharui: 
  • 30 September 2020
  •  Hits: 24345

    • Perayaan
      01 Oktober
    •  
    • Lahir
      02 Januari 1873
    •  
    • Kota asal
      Lisieux - Perancis
    •  
    • Wafat
    •  
    • 30 September 1897 | Sebab alamiah
    •  
    • Beatifikasi
      9 April 1923 oleh Paus Pius XI
    •  
    • Kanonisasi
    •  
    • 17 Mei 1925 oleh Paus Pius XI

    Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin. Theresa seorang gadis yang sangat deria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnya nya dengan sebutan "Ratu kecil."

    Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia. Ayah Theresia lalu memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal.  Disana terdapat sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.

    Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu. Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah. Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh  dari penyakitnya!

    Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.

    Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit. Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia: CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.

    Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.

    Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC.  Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji  untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.

    Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku  "Kisah Suatu Jiwa,"  satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah').

    Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil.

    Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia  menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja.

    Penyumbang September 2021

    Bantuan tambahan dana uang untuk Domus Pacis St. Petrus masih terus terjadi selama bulan September 2021. Ini adalah dana untuk tambahan honorarium karyawan. Jumlah 13 orang karyawan untuk Domus Petrus memang membutuhkan perhatian khusus. Ini tentu berkaitan dengan perhatian amat khusus bagi para rama penghuni. Dari semua rama penghuni hanya Rm. Hartanta, Direktur rumah, yang sungguh masih bugar. Sebelas orang rama lain sungguh sudah dapat dikatakan masuk dalam golongan berkebutuhan khusus dan bahkan mayoritas sudah berkebutuhan amat khusus. Kesebelas orang rama sepuh sudah memiliki kelemahan fisik. Dari kesebelas itu hanya seorang yang tidak memiliki obat-obatan rutin yang ditentukan oleh dokter RS Panti Rapih. Bahkan ada yang mengalami kelemahan psikologis sehingga harus didampingi kemanapun berada. Beberapa harus dijaga selama 24 jam. 


    Dari 13 orang karyawan hanya dua orang yang tidak mengurus rama secara langsung. Seorang mengurus kebersihan bangunan dan seorang lagi bertugas mencuci dan menyetrika pakaian para rama. Keduanya sungguh disibukkan oleh pekerjaan dalam sehari-hari. Pola kerja yang terjadi di Domus Petrus, terutama yang langsung berhubungan dengan masing-masing rama, memang menuntut komitmen dan kerja ekstra. Dalam hal honorarium memang ada jatah dari Keuskupan Agung Semarang. Tetapi Rama Direktur harus memiliki tambahan dana ekstra untuk para karyawan. Maka beliau meminta Rm. Bambang untuk mencari sumbangan dari para pemerhati. Rm. Bambang menjalani tugas ini sejak pertengahan Juni 2021. Hingga akhir September 2021 ada 138 pihak memberikan dana. Dari 138 pengirim 133 dari perorangan dan 5 dari kelompok. Untuk bulan September 2021 yang memberikan dana ada 54 orang (38 penyumbang lama dan 16 penyumbang baru), dan 2 kelompok. Dua kelompok itu mencakup 90 orang anggota. Dengan demikian kalau dihitung secara personal ada 142 orang pemberi sumbangan. Besaran sumbangan pada umumnya berkisar dari puluhan dan ratusan ribu rupiah. Memang, ada 4 orang yang menyumbang tembus angka juta rupiah. Sedang besar sumbangan selama September 2021 berjumlah Rp. 21.195.000.

    Lamunan Pesta

    Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

    Jumat, 1 Oktober 2021

    Matius 18:1-5

    1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

    Butir-butir Permenungan

    • Tampaknya, ada gambaran bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh kedudukan sosial. Jabatan seseorang di tengah masyarakat mempengaruhi besar kecilnya penghormatan banyak orang kepadanya.
    • Tampaknya, segala pembelajaran akademis juga dipandang sebagai proses mendapatkan pegangan untuk mengejar kedudukan sosial. Yang sudah mendapatkan jabatan tertentu juga akan terus mengejar jabatan lebih tinggi agar makin besarlah kekuasaannya.
    • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun sudah memiliki jabatan tinggi, orang belum sungguh merasakan tenang dan bahagia kalau tak memiliki sikap hati seperti anak-anak yang bisa gembira bahkan bangga tanpa rasa rendah diri terhadap situasi dan kondisi apapun yang dimiliki. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan seperti anak kecil yang tak pernah mempersoalkan tinggi rendahnya kedudukan sosial.

    Ah, bagaimanapun juga jabatan tiunggi menjamin terpenuhinya segala keinginan.

    Wednesday, September 29, 2021

    Santo Fransiskus Borgia

    diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 17 Agustus 2014 Diperbaharui: 14 April 2021 Hits: 9826

    • Perayaan
      10 Oktober
      30 September (General Roman Calendar 1688-1969)
    •  
    • Lahir
      28 Oktober 1510
    •  
    • Kota asal
      Gandia, Valencia, Spanyol
    •  
    • Wafat
    •  
    • 30 September 1572 di Ferrara, Italia - Sebab alamiah
    •  
    • Beatifikasi
      23 November 1624 oleh Paus Gregorius XV
    •  
    • Kanonisasi
    •  
    • 20 Juni 1670 oleh Paus Klemens X

    Fransiskus Borgia (Francesco Borgia de Candia d'Aragon) adalah Raja Muda Catalonia yang meninggalkan kehidupan duniawi untuk menjalani kehidupan religius dalam biara Serikat Jesus. Lahir di Spanyol pada tanggal 28 Oktober 1510, Fransiskus adalah putera sulung dari pasangan Juan de Borgia, Raja Muda Gandia, dan Juanna de AragĂ³n. Seorang saudaranya, Tomas Borgia, kelak juga menjadi seorang imam lalu diangkat menjadi uskup Malaga dan Uskup Agung Zaragoza.

    Sejak kecil ia sudah terlihat sebagai seorang anak yang saleh dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang biarawan. Namun keluarganya mengirimnya ke istana Raja Charles V, dari kekkaisaran Romawi Suci (yang juga disebut Raja Charles I dari Spanyol), di mana ia disambut  dengan hangat sebagai keluarga kerajaan dan sering menemani Kaisar pada berbagai kesempatan. 

    Pada bulan September 1526, Fransiskus menikah dengan seorang putri bangsawan Portugis bernama Leonor de Castro Mello y Meneses. Dari pernikahan ini ia memiliki delapan orang anak. Pada tahun 1539 ia dinobatkan sebagai Raja Muda Catalonia. Sebagai penguasa yang beragama Kristen, ia tampil bijaksana dan saleh. Ia menunjukkan teladan hidup yang baik kepada rakyatnya sesuai keutamaan Kristiani. Ia juga bersikap tegas terhadap para bangsawan yang korup. Oleh karena itu banyak orang tidak menyukai dia.

    Ketika Ratu Isabela meninggal dunia, jenazahnya harus dibawa ke Granada. Raja Muda Fransiskus Borgia ditugaskan untuk mengawal jenazah itu. Sebelum dimasukkan ke pemakaman, peti jenazah harus dibuka untuk membuktikan bahwa memang jenazah ratu Isabella yang akan dimakamkan. Ketika peti jenazah dibuka, Fransiskus hampir pingsan oleh bau busuk yang sangat menusuk hidung. Ia menyaksikan kehancuran tubuh sang ratu yang dulu begitu cantik, bahkan dipujanya. Sejak saat itu Fransiskus berjanji untuk tidak lagi mengabdi pada penguasa duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya. Ia bertekad menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan berjanji akan memperbaiki cara hidupnya. 

    Tatkala isterinya meninggal dunia pada tahun 1546, Fransiskus memutuskan masuk Serikat Yesus. Segala harta miliknya ia wariskan kepada anaknya yang sulung. Fransiskus menjadi seorang biarawan, lalu ditahbiskan menjadi imam dalam usia 41 tahun. Ia dincintai para saudara Jesuitnya karena kerendahan hati dan cara hidupnya yang sangat sederhana. Mantan Raja Muda ini tidak segan melakukan pekerjaan kasar dan sering mengerjakan pekerjaan yang dianggap hina oleh banyak orang. Ia dikenal saleh dan kotbah-kotbahnya yang menyentuh hati membawa banyak orang pada pertobatan.

    Fransiskus sangat berjasa pada saat pembentukan apa yang saat ini dikenal sebagai Universitas Gregoriana di Roma. Kesuksesannya itu membuat Paus Julius III menyatakan keinginannya untuk mengangkat Fransiskus menjadi seorang kardinal. Namun Fransiskus merasa tidak layak dan ingin menolak jabatan mulia tersebut. Ia lebih senang berkarya ditengah umat atau menjadi seorang misionaris. Namun ia juga tidak mungkin membantah keputusan Paus. Karena itu sebelum keputusan paus diterbitkan, Fransiskus Borgia, dengan sepengetahuan atasannya Santo Ignatius de Loyola, meninggalkan kota Roma secara diam-diam dan kembali ke Basque, Spanyol.

    Disana ia merasa senang dapat menghabiskan waktunya dalam keheningan dan doa. Namun Saudara-saudara Jesuitnya membujuk Fransiskus untuk menerima peran kepemimpinan yang kata mereka : telah ditakdirkan baginya. Jadilah pada tahun 1554, menerima permintaan Santo Ignasius de Loyola untuk menjadi Komisaris Jenderal Serikat Jesus di Spanyol. Setelah itu, dua tahun kemudian, Fransiskus juga diberi tanggung jawab untuk mengelola karya Misionaris Serikat Jesus di Hindia Timur dan Hindia Barat. Pada tahun 1565, Fransiskus terpilih menjadi Superior Jendral Serikat Jesus yang ketiga, setelah kematian superior Jendral Serikat Jesus yang kedua, Diego Laynez SJ, pada bulan Januari 1565.

    Cita-citanya sebagai pemimpin Serikat Yesus ialah memperluas wilayah apostolatnya ke seluruh penjuru dunia. Para Jesuit dikirim sebagai missionaris ke berbagai negeri, seperti ke Polandia, Mexico, Peru dan Brasilia. Jumlah kolese Jesuit diperbanyak untuk mendidik kader-kader yang dapat melanjutkan karya Gereja. Ketika berusia 61 tahun, ia mendapat tugas dari Paus Pius V untuk mempersatukan para raja Kristen guna menghadapi ancaman bangsa Turki atas wilayah-wilayah Kristen. Bersama dengan Paus Pius V dan Santo Karolus Borromeus, ia juga bekerja keras mereformasi Gereja Katolik.

    Fransiskus Borgia tutup usia karena sakit pada tanggal 30 September 1572. Jenazahnya dimakamkan di Madrid, Spanyol. Pada 23 November 1624 ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XV dan pada 20 Juni 1670 ia dikanonisasi oleh Paus Klemens X.

    Momong Cucu Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Emosi Lansia

                                                                                         diambil dari http://news.unair.ac.id/2019/12/04

                                            ILUSTRASI seorang nenek momong cucunya. (Foto: Istimewa)

    Aktivitas momong cucu dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosi kakek dan nenek. Salah satu efek positif terlihat pada suasana hati, interaksi sosial dan fungsi kognitif kakek-nenek. Namun, perlu memperhatikan intensitas dan waktu yang dihabiskan untuk momong cucu. Studi di AS, Cina, dan Eropa menjelaskan bahwa kakek-nenek berperan sebagai bentuk penting dukungan untuk keluarga multigenerasi dan sebagai pusat solidaritas antar generasi. National Centre for Family and Marriage (NCFMR) mengakui aktifitas momong cucu oleh kakek-nenek merupakan pengasuhan yang penting bagi cucu mereka. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Peter Uhlenberg (2009) di AS, diketahui bahwa kakek-nenek dapat menyediakan sumber daya untuk keluarga selama aktifitas momong.

    Peningkatan harapan hidup dan populasi lansia mempengaruhi kemungkinan kakek-nenek memberikan perawatan penuh atau bantuan perawatan untuk cucu mereka. Selanjutnya, bergesernya peran orang tua dalam beberapa dekade terakhir, khususnya beban ganda ibu yang bekerja sehingga mengurangi intensitas pengasuhan anak. Kondisi tersebut dapat meningkatkan keterlibatan keluarga sehingga kebutuhan pengasuhan oleh kakek-nenek meningkat.

    Data yang dikumpulkan oleh NCFMR menyatakan bahwa di AS, persentase anak yang hidup dengan mereka kakek-nenek pada 2010 adalah 7,3 persen, dua kali lebih tinggi dari persentase pada tahun 1970 (3,2 persen). Hampir, sepertiga (29 persen) dari mereka tinggal di rumah kakek-nenek tanpa ibu atau ibu mereka ayah. Di Inggris, ada hampir 14 juta orang dewasa yang lebih tua, dan kebanyakan dari mereka kakek-nenek. Sekitar 17 persen kakek-nenek dengan cucu di bawah usia 16 tahun memberikan perawatan intensif selama setidaknya 10 jam seminggu dan sekitar 1 dari 30 orang dewasa yang lebih tua menyediakan pengasuhan penuh atau tinggal bersama cucu mereka. Jumlah lansia yang momong cucu di Indonesia sampai saat ini belum diketahui. Berdasarkan wawancara dengan lansia di Desa Tambakaji, Kota Semarang diperoleh sebanyak 50 orang dari 115 lansia melakukan aktifitas momong cucu.

    Penelitian tentang pengalaman kakek-nenek yang momong cucu masih terbatas di Indonesia. Eksplorasi subjek ini sangat menarik, terutama mengenai peran kakek-nenek dalam pengasuhan, alasan untuk momong cucu, serta pandangan budaya Jawa mengenai “momong cucu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman kakek nenek suku Jawa di Indonesia dalam membesarkan cucu mereka.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melibatkan 13 orang lansia yang mengasuh cucunya dan bersuku Jawa. Rata-rata usia lansia adalah 64 tahun dan 9 diantaranya adalah lansia yang sudah tidak memiliki pasangan. Rata-rata usia cucunya adalah 3,4 tahun atau dalam rentang usia Toddler.

    Hasil penelitian menemukan lansia merasa bahagia saat mengasuh cucunya. Bagi mereka, cucu adalah sumber kebahagiaan, dan rasa sayang yang dimiliki melebihi rasa sayang terhadap anaknya. Keputusan untuk momong cucu diambil oleh lansia sendiri, umumnya mereka menawarkan untuk membantu momong cucu agar anaknya tidak kesulitan. Lansia terlibat dalam semua aktifitas pengasuhan cucu dari mulai mereka bangun tidur, memberi makan, mengajak bermain, mengantarkan sekolah dan mengajarkan pendidikan.

    Meskipun kebanyakan perasaan bahagia yang dirasakan pada saat momong cucu, namun adakalanya lansia merasa lelah, kesal dan marah pada saat momong. Lansia berupaya untuk mengatasi keluhan yang bersifat negatif dengan bermain dan tertawa dengan cucunya, pijat ataupun menyediakan waktu untuk diri sendiri dalam melakukan hobi.

    Dalam kebudayaan Jawa, momong cucu merupakan tradisi yang sudah turun temurun dengan tujuan untuk membantu anak. Kakek-nenek Jawa berpendapat bahwa membantu anak merupakan kewajiban orang tua, meskipun anak sudah memiliki keluarga sendiri mereka tidak segan untuk membantu. Mereka menyampaikan bahwa fenomena pengasuhan cucu tidak hanya terjadi sekarang, tetapi dahulu mereka juga menitipkan anaknya pada orang tuanya. Jadi mereka beranggapan pengasuhan cucu merupakan sesuatu hal yang wajar. Kebudayaan Jawa menekankan peran kakek nenek sebagai penyokong keluarga dan mempererat kedekatan dengan anak dan cucu. Pengasuhan cucu tidak hanya tanggung jawab kakek nenek semata tetapi juga orang tuanya.

    Aktivitas momong cucu telah memberikan manfaat untuk lansia dan juga pada keluarga. Untuk keluarga aktivitas ini merupakan salah satu kegiatan yang memperkuat dan mempererat hubungan antar anggota keluarga. Pada lansia, aktivitas ini dapat membantu lansia tetap aktif dan mencegah penurunan fungsi kognitif. Perasaan bahagia yang muncul pada saat momong cucu dapat menjadi memunculkan rasa puas dalam diri kakek nenek, hal ini dapat menurunkan kejadian depresi pada lansia.

    Pada akhirnya, pengasuhan cucu bisa menjadi beban, kebahagiaan, atau keduanya, tergantung sebagian pada penilaian diri kakek-nenek atas pengalaman pengasuhan mereka dan sebagian tentang bagaimana mereka diperlakukan dalam keluarga dan di masyarakat. Sistem pendukung informal dan layanan sosial dan kesehatan sangat penting untuk membantu kakek-nenek mempertahankan atau mendapatkan kesejahteraan psikologis mereka dalam menghadapi tantangan pengasuhan. (*)

    Penulis: Rista Fauzininingtyas, S.Kep.Ns., M.Kep.

    Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

    https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/WWOP-10-2018-0019/full/html

    Lamunan Peringatan Wajib

    Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

    Kamis, 30 September 2021

    Lukas 10:1-12

    1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

    Butir-butir Permenungan

    • Tampaknya, orang dapat berpandangan bahwa untuk menjadi aktivis iman harus aktif dalam kegiatan agama. Dia akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang terselenggara dalam agamanya.
    • Tampaknya, orang dapat berpandangan bahwa untuk menjadi penggerak iman orang harus tahu ajaran dan tatanan agama. Dia akan mendalami berbagai kebiasaan dan rumus-rumus ajaran keagamaan.
    • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kehidupannya terserap dalam kesibukan perkerjaan duniawi untuk mencari nafkah, orang sudah sungguh menjadi penyebar cahaya iman kalau kehadiran kerjanya selalu terbuka pada kerjasama dan menyingkiri persaingan serta membawa suasana damai bagi siapapun. Dalam yang ilahi, karena kemesraannya dengan relung hati orang akan menyadari bahwa beriman dan hidup mewartakan iman adalah pengembangan hati ceria dan menceriakan siapapun sehingga makin berteman dengan siapapun.

    Ah, asal menguasai ilmu keagamaan orang pasti jadi pewarta iman tangguh.

    Tuesday, September 28, 2021

    Santa Theodota

    diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2014 Diperbaharui: 22 September 2016 Hits: 5876

    • Perayaan
      29 September
    •  
    • Lahir
      Hidup pada abad ke-4
    •  
    • Kota asal
      Philippopolis - Thrace (sekarang Plovdiv – Bulgaria)
    •  
    • Wafat
    •  
    • Martir - di sekitar tahun 318.
      Dihukum cambuk, dicabut giginya satu demi satu, tubuhnya dicabik-cabik dengan sisir besi dan lukanya di siram dengan cuka dan garam, lalu akhirnya dirajam sampai mati
    •  
    • Kanonisasi
    •  
    • Pre-Congregation

    Menjelang akhir masa pemerintahan Kaisar Licinius, di sekitar bulan September tahun 318, terjadi penganiayaan pada orang Kristen di kota Philippopolis di Thrace (sekarang kota ini disebut Plovdiv – kota terbesar kedua di Bulgaria). Penganiayaan ini bermula ketika Prefek (walikota) Philippopolis yang bernama Agripa memerintahkan agar seluruh kota harus mempersembahkan korban bagi Dewa Apollo. Perintah ini tentu saja tidak dapat dilaksanakan oleh para pengikut Yesus.

    Santa Theodota adalah seorang bekas pelacur yang telah bertobat dan telah dibabtis menjadi seorang kristen. Ia dengan berani menolak untuk bergabung dengan orang-orang yang hendak mempersembahkan korban bagi dewa kafir tersebut.  Orang-orang yang mengenal masa lalunya mengejek dan menertawakannya. Kepada mereka Theodota berkata bahwa dia memang telah berdosa dengan begitu menjijikan, tapi ia kini ia telah bertobat. Ia tidak mau menambah lagi dosa-dosanya dan menajiskan dirinya dengan memberikan persembahan bagi dewa Apollo. Melihat keberaniannya; sebanyak tujuh ratus lima puluh orang, termasuk di antaranya beberapa anggota tentara Romawi, ikut menolak memberi persembahan bagi dewa Apollo dan mengakui diri mereka sebagai orang Kristen.

    Banyak dari mereka yang kemudian ditangkap dan dibunuh. Theodota juga ikut ditangkap dan  dilemparkan ke dalam penjara. Dalam penjara bawah tanah yang pengap tersebut, Theodota terus menerus berdoa sepanjang waktu. Dalam doa-doanya ia kerap menangis; bukan karena takut akan hukuman mati yang menantinya, tapi karena merasa dirinya tidak layak untuk ikut menderita seperti Kristus.

    Saat dibawa ke pengadilan Theodota menangis dengan sura keras, dan berdoa dengan sungguh-sungguh memohon agar Kristus bersedia mengampuni dosa-dosa masa lalunya, dan memohon kekuatan untuk ia dapat menanggung semua siksaan kejam yang akan ia terima.  Dalam jawabannya kepada hakim dia mengaku bahwa dia pernah menjadi seorang pelacur, tapi ia kini telah menjadi seorang Kristen, dan meskipun merasa dirinya tidak layak, namun ia akan tetap setia pada imannya.

    Jawabannya membuat Hakim dan Prefek Agripa marah. Mereka memerintahkan agar Theodota dihukum cambuk.  Para prajurit kafir yang berdiri di dekatnya, menasihatinya agar ia membebaskan diri dari hukuman ini dengan berpura-pura menyangkal iman Kristianinya dan mempersembahkan korban kepada Dewa Apolo. Tapi Theodota tetap teguh pada imannya. Ia malah berkata dengan lantang : "Saya tidak akan pernah meninggalkan Allah yang benar, dan tidak pernah mempersembahkan korban kepada patung yang tak bernyawa."  

    Theodota lalu dicambuki dan terus dicambuki sampai ia tidak sadarkan diri. Setelah itu ia diikat pada sebuah tiang lalu tubuhnya dicabik-cabik dan dirobek sedikit demi sedikit dengan sisir besi. Dalam siksaan yang mengerikan ini, Theodatta dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Kristus, dan berkata : "Aku memuja-Mu, ya Kristus, dan terima kasih, karena Engkau telah membuatku layak untuk menderita demi nama-MU."

    Keteguhan Theodota membuat Agripa bertambah murka.  Ia meminta algojo untuk terus merobek tubuhnya dengan sisir besi, sedikit demi sedikit; dan menuangkan cuka dan garam ke luka-lukanya. Sungguh mengerikan siksaan ini, namun Theodota tetap kokoh dengan imannya.  Kepada Agripa ia berkata :

    “Saya tidak takut sedikitpun pada siksaan yang anda berikan. Saya memohon agar anda terus meningkatkan siksaan ini. Supaya saya bisa memperoleh pengampunan atas semua dosa masa lalu dan memperoleh mahkota yang lebih mulia."

    Dan siksaan terus berlanjut.  Agripa memerintahkan untuk mencabut gigi Theodota satu demi satu agar ia mengalami penderitaan yang hebat dan berkepanjangan.

    Hakim kemudian memerintahkan  agar ia dirajam sampai mati.  Theodatta lalu diseret keluar kota dan dilempari dengan batu sampai ia mati. Saat meregang nyawa, Theodota berdoa:

    "Ya Kristus, sebagaimana Engkau telah menunjukkan kemurahan hati-MU kepada Rahab, perempuan sundal itu; dan menerima penyamun yang bertobat di sisi salib-MU; kini janganlah Engkau memalingkan belas-kasih-MU dariku”

    Santa Theodota menerima mahkota kemartirannya sekitar tahun 318 di Philippopolis – Thrace.

    Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

    Kolak : Asal-Usul Kolak dan Mengapa Menjadi Makanan Favorit Berbuka?

    diambil dari https://qazwa.id/blog/kolak




    Bulan puasa adalah bulan yang mulia. Di dalamnya turun berbagai anugrah. Kenikmatan yang dirasakan selama menjalankan ibadah puasa juga tak terhitung jumlahnya.

    Setiap puasa pasti ada saja yang ditunggu. Salah satu yang paling banyak ditunggu adalah ketika berbuka. Yap, apalagi kalau bukan hidangan berbuka puasa.

    Kalau kamu ditanya, kira-kira apa hidangan buka puasa favoritmu?

    Es Buah?

    Gorengan?

    Lontong?

    Martabak?

    Kolak?

    Setiap orang pasti punya hidangan favoritnya masing-masing. Salah satu hidangan favorit orang Indonesia yang selalu ada di setiap hidangan berbuka puasa adalah kolak.

    Kira-kira bagaimana ya asal usulnya dan kenapa bisa jadi makanan favorit berbuka puasa? Yuk kita bahas.


    sumber: google.com

    Mengenal Lebih Dalam

    Masih banyak diantara kita yang mungkin bertanya-tanya. Dari mana kolak ini berasal?

    Apakah asli buatan Indonesia atau diimport dari luar negeri?

    Banyak yang mengira, karena rasanya yang manis maka disimpulkan bahwa makanan ini berasal dari timur tengah. Kesimpulan tersebut disebabkan karena masyarakat timur-tengah suka yang manis-manis. Begitulah ujar salah satu pakar kuliner.

    Tapi, kenyataannya kolak adalah asli buatan Indonesia.

    Dan yang menarik adalah bahwa makanan ini menjadi media penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa.

    Mau tahu kisahnya?

    Kisah Penyebaran

    Para ulama saat itu sedang berdiskusi tentang bagaimana menyiarkan agama Islam. Kala itu belum banyak masyarakat Jawa yang memeluk agama Islam.

    Setelah berdiskusi panjang, akhirnya muncul ide untuk menyiarkan agama Islam melalui makanan. Karena setiap orang pasti butuh makan.

    Siapa sih yang tidak butuh makan?

    Pembuatan makanan itupun dimulai. Makanan tersebut diisi dengan paduan pisang atau ubi, gula aren dan santen.

    Penamaan makanan ini menjadi kolak tentunya bukan tanpa sebab.

    Ada filosofi mendasar sehingga nama kolak tersebut muncul untuk menamai makanan yang satu ini.

    Kolak diambil dari bahasa arab yaitu khalik yaitu artinya pencipta. Siapa pencipta yang dimaksud? Tentunya Allah SWT.

    Etss, tapi bukan berarti kolak dimaksudkan untuk menciptakan sesembahan baru.

    Maksud penggunaan khalik pada nama kolak adalah agar masyarakat ketika memakan makanan tersebut bisa lebih dekat kepada sang Pencipta-Nya.

    Diharapkan pula ketika mereka memakannya, ada rasa syukur yang dirasakan sehingga menambah kedekatan kepada Allah SWT.

    Begitu dalam bukan makna dibalik pembuatan kolak. Tapi, apakah cukup sampai situ?

    Nyatanya di setiap bahan pembuatan kolak juga terdapat filosofi yang jarang diketahui oleh orang-orang bahkan yang udah terbiasa membuatnya.

    Contohnya bahan umum yaitu pisang. Kalau kamu makan kolak, pasti bahan isian umum yang ada di dalam kolak adalah pisang kepok. Penggunaan pisang kepok juga bukan tanpa sebab.

    Kepok memiliki makna yaitu kapok. Artinya bahwa masyarakat diharuskan untuk kapok atau jera terhadap dosa yang telah dilakukan selama hidupnya di dunia.

    Bahan lain yang digunakan adalah ubi. Ubi sering dikenal dengan nama telo pendem. Merujuk pada makna bahwa masyarakat harus mengubur kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat, sehingga bisa melanjutkan hidup dengan jalan penuh ridho Allah SWT.


    sumber: google.com

    Mengapa Menjadi Favorit?

    Setiap orang pasti punya preferensi untuk menentukan menu berbuka puasa. Tapi biasanya kolak menjadi favorit.

    Mengapa demikian?

    Karena gula yang terkandung di dalam kolak dikabarkan dapat memberikan energi bagi siapapun yang memakannya.

    Sehingga energi orang-orang yang berbuka puasa dapat kembali sempurna dan bisa menjalankan aktivitas ibadah malam lebih semangat lagi.

    Selain itu, karena memang rasanya enak. hehe.

    Kesimpulan

    Demikian penjelasan tentang kolak. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

    Intinya ketika berbuka puasa tidak perlu memikirkan berbuka dengan apa apalagi dengan siapa. Yang penting berbukalah dengan makanan seadanya dan raihlah keberkahannya. Kalau ada kolak, alhamdulillah kalau enggak ada ya makan aja yang ada. hehe

    Jika kamu tertarik dengan konten keislaman seperti ini, kamu bisa juga melihat tulisan lainnya di Topik Islam. Jika kamu lebih menyukai konten video kamu bisa mengunjungi Channel Youtube Qazwa.


    Peringatan Arwah Tiga Rama

    Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...