Saturday, March 22, 2025

Ketika Saya ke Medari

Pada Sabtu 22 Maret 2025 saya diminta ikut pertemuan PUPIP DIY di Paroki Medari. Di DIY PUPIP adalah kependekan dari Paseduluran Umat Pamitran Imam Praja. Yang minta saya adalah penyelenggara dari Medari bersama Paroki Warak. Sebagai bagian PUPIP DIY untuk Medari namanya adalah PUPIP Domus-Medari. Kelompok dari Medari memang terbentuk karena juga menjadi pemeduli Komunitas Rama Domus Pacis Santo Petrus. Tetapi kesediaan saya untuk hadir dilandasi oleh realita diri saya sebagai Rama Praja Keuskupan Agung Semarang. Kemudian kesediaan hadir di Medari amat berkaitan dengan salah satu tanggungjawab ikatan dengan Rama Medari yang saat ini harus menyelesaikan pembangunan gedung gereja. Untuk berbicara tentang ikut peduli akan tanggungjawab Rama Medari, saya merasa baik kalau saya berbicara sekilas tentang jabatan imamat dalam Gereja. Bagi yang punya Katekismus Gereja Katolik, hal ini bisa dibaca pada nomor-nomor 874-879. Tetapi berbicara tentang kehidupan para rama, kita harus meletakkan dalam realitas tentang Gereja di tengah-tengah dunia. Di dalam Konsili Vatikan II dokumen Gaudium et Spes 1 berkata demikian :

“Gereja ialah persekutuan orang-orang yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam ziarah mereka menuju Kerajaan Bapa. Dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang.”

Imam Katolik


1.     Rahmat tahbisan

Sejatinya yang menggembalakan atau memimpin dan mengutus umat Gereja adalah Kristus sendiri. Pemimpin Gereja hanya satu, yaitu Kristus (Mat 23:10). Kristuslah Gembala umat (Yoh 10:11.14). Kristuslah yang mengutus untuk mewartakan Injil atau Kabar Sukacita (Mrk 16:15). Tetapi dalam karya-Nya di tengah dunia Kristus mencetuskan dengan menetapkan jabatan kepemimpinan dalam Gereja, yaitu dengan pemilihan para rasul. Mereka mendapatkan wewenang untuk menggembalakan, menghadirkan rahmat untuk pengudusan, dan mewartakan. Kesatuan para rasul itu dalam tradisi Gereja diteruskan dengan adanya dewan para uskup dan masing-masing uskup mempunyai pembantu tugas yang bernama imam. Inilah yang disebut dengan istilah hirarki. Tetapi segala wewenang dan pelaksanaan tugas berasal dari rahmat Kristus. Di dalam tradisi Gereja rahmat kepemimpinan itu disebut Sakramen Tahbisan. Seorang imam pada dasarnya terpanggil untuk bertindak “dalam Nama Kristus” (in Persona Christi).


2.     Sifat hamba

      Para imam dalam menjalani perutusan dan wewenang sungguh tergantung pada Kristus. Yang dijalani adalah milik dan kuasa Kristus. Para imam adalah “hamba Kristus” (Rm 1:1). Di dalam pelayanannya para imam mencontoh Kristus yang sebagai Putra Allah mengambil “rupa seorang hamba” (Flp 2:7) dengan suka rela. Oleh karena itu para imam harus sukarela menjadikan diri hamba bagi semua orang.


3.     Sifat persaudaraan

      Kodrat sakramental seorang imam adalah menjadi bagian persekutuan persaudaraan bagi sesama penerima tahbisan. Para rasul dulu dipilih dalam kebersamaan oleh Kristus. Maka setiap uskup menjadi bagian dari dewan para uskup dalam kesatuan dengan Uskup Roma, yaitu Paus pengganti Santo Petrus. Demikian pula seorang imam adalah bagian dari kebersamaan persaudaraan imamat dalam kesatuan dengan uskupnya.


4.     Sifat pribadi

      Tetapi panggilan Kristus juga disampaikan secara perorangan dengan kata-kata “Ikutlah Aku”. Dalam hal ini setiap imam juga memiliki tanggungjawab pribadi untuk menjalani perutusan dan wewenang Kristus lewat uskupnya. Dalam pelaksanaan tugas, pada hemat saya, di sinilah karunia atau talenta pribadi ikut berperan. Setiap karunia atau talenta adalah anugrah Roh Kudus. Tetapi sekalipun pribadi, di dalam pelaksanaan selalu harus demi kepentingan bersama. Bukankah “kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1Kor 12:7).

Yang Mungkin Bisa Dilakukan

Berkaitan dengan pertemuan PUPIP DIY Sabtu 22 Maret 2025 di Medari, dengan paparan di atas saya berpikir :

  1. Untuk PUPIP : Mungkin baik kalau memberi perhatian dalam doa bagi rama-rama yang biasa masuk dalam hati baik yang membuat enak maupun tak nyaman. Renungkan bagaimana sifat pelayanannya, sifat kebersamaan dengan sesama imam di tempat kerjanya, dan sifat kepribadiannya. Sampaikan semua kepada Tuhan dalam relung hati. Ini dijalani cukup dalam 3-5 menit saja dan ditutup dengan doa tradional misalnya Salam Maria atau Kemuliaan.
  2. Untuk saya sendiri : Saya merasa makin harus melihat diri dalam ikut terlibat demi para rama lain di Domus Pacis. Saya akan melihat yang rasanya menjadi talenta seperti bisa omong gayeng dan ber-medsosan sekalipun hanya level Domus. Apakah yang bisa saya tingkatkan? Sedang untuk hari ini saya merasa mendapatkan kesempatan untuk menghayati panggilan imamat di Keuskupan Agung Semarang. Saya juga jadi bagian Rm. Ari dan Rm. Saryanta yang mendapatkan perutusan dan wewenang di Paroki Medari. Kedua rama ini berhadapan dengan tanggungjawab yang tidak ringan untuk menyelesaikan pembangunan gereja. Dengar-dengar, sekalipun dapat dana besar dari tiga kali tampilan drama musikal di Jakarta, dana masih amat dibutuhkan. Maka kedatangan saya pertama-tama memang untuk mendorong para peserta pertemuan PUPIP DIY di Medari ikut berdana. Dalam hal ini saya biasa bilang “Berilah menurut kepelitan Anda masing-masing”.

Domus Pacis, 20 Maret 2025 

D Bambang Sutrisno, Pr.

No comments:

Post a Comment

Lamunan Hari Raya

Kamis Putih Kamis, 17 April 2025 Yohanes 13:1-13 1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah   mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya su...