Barangkali ini memang menjadi gambaran banyak umat Katolik. Seseorang yang menjadi imam atau pastor atau rama, dia amat dikaitkan dengan Misa. Memimpin Misa biasa dipandang sebagai tugas amat pokok bagi seorang imam. Yang menjadi soal adalah bagaimana kalau rama sudah pensiun dan lansia. Lebih-lebih bagaimana kalau seorang rama sudah memiliki kondisi sebagaimana yang tinggal di Domus Pacis Santo Petrus? Soal seperti ini sering muncul menjadi pertanyaan ketika ada rombongan tramu berkunjung di Domus Pacis. Bahkan dalam rombongan kunjungan terakhir juga terulang. Ini adalah kunjungan rombongan umat Lingkungan Santo Stefanus dari Paroki Gondang. Mereka berkunjung ke Domus pada Minggu 23 Maret 2025. Salah satu anggota pengunjung bertanya "Apakah dengan sudah tinggal di Domus Pacis para rama masih memimpin Misa?"
Setiap pertanyaan seperti itu muncul dihadapi oleh para rama sepuh Domus Pacis, ternyata justru pertanyaan itu membuat suasana pertemuan menjadi meriah penuh tawa. Karena Rm. Jarot juga berasal dari Paroki Gondang dan bahkan satu Wilayah dengan para tamu, beliau memberikan jawaban. Rm. Jarot mengatakan bahwa di Domus Misa Harian selalu dilaksanakan setiap sore dari Senin hinggal Sabtu. Sabtu sore selalu menjadi Misa Minggu. Dari sebelas orang rama yang memimpin tinggal 4 orang, Rm. Hartanta, Rm. Jarot, Rm. Suhartana, dan Rm. Bambang. Rm. Hartanta, sebagai Direktur, 2 minggu sekali membagikan daftar giliran petugas Misa. Rm. Jarot menambahkan bahwa bisa terjadi rama yang memimpin Misa seperti hanya bersuara sendiri karena jawaban beberapa rama terlalu lirih karena memang sudah tak bisa bersuara keras. Bahkan yang bisa bersuara cukup keras tertidur dalam Misa. Informasi terakhir ini membuat tertawa para tamu. Kemudian Rm. Bambang masih menambahkan "Misa Domus secara liturgis memang bisa dipandang banyak kesalahan". Ketika ada yang tanya "Gok gitu?" Rm. Bambang menjawab "Pembuka Misa dan Injjil tak pernah berdiri" dan tertawalah para tamu karena tahu pada umumnya para rama sepuh berkursi roda. "Pernah terjadi di tengah Misa ada yang marah dengan bersuara keras" Rm. Bambang masih menambahkan yang membuat para tamu dahinya berkerut-kerut. Salah satu bertanya "Apa sebabnya?" Rm. Bambang menyampaikan pengalaman "Salah satu rama batuk-batuk terus. Lalu salah satu rama lain bersuara keras 'Itulah kalau banyak dosa, sehingga batuk terus'. Tiba-tiba rama yang marah ganti terbatuk-batuk. Sebenarnya saya mau bilang 'Apa kamu juga banyak dosa?', tetapi saya takut". Meledaklah tawa para tamu.
No comments:
Post a Comment