diambil dari https://www.solopos.com
Klaten 24 October 2016 04:00:44 WIB
Penulis: Taufik Sidiq | Jibi | Solopos | Editor: Rini Yustiningsih
Solopos.com, KLATEN — Suun kerap menjadi bahan campuran untuk menu makanan bakso, soto, serta sup. Biasanya bahan makanan itu terbuat dari tepung aren. Suun merupakan bahan makanan sejenis mi yang lebih kenyal jika dibandingkan bihun.
Desa Manjung, Kecamatan Ngawen menjadi sentra produksi suun di Kabupaten Klaten. Pembuatan suun sudah dilakukan turun temurun oleh warga desa setempat.
Sejumlah warga desa setempat mengatakan cikal bakal desa itu menjadi sentra industri suun bermula ketika Slamet Sumo Suwito membuka usaha di desa setempat puluhan tahun silam. Hal itu juga diakui Kepala Desa Manjung, A.B. Amanto.
Amanto menuturkan awalnya seorang warga desa setempat, Slamet Sumo Suwito bekerja dengan orang keturunan Tionghoa yang berada di wilayah Kabupaten Klaten. Di tempat tersebut, Sumo hanya sebagai pekerja. “Yang kami ketahui itu Mbah Sumo bekerja dengan orang tersebut sekitar 1950. Kemudian, keluar dan bikin usaha sendiri di rumahnya Desa Manjung sekitar 1955,” kata Amanto saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (9/9/2016).
Amanto mengisahkan saat itu Sumo tak tahu rahasia membuat suun. Bermodal mencari informasi serta coba-coba, Sumo berhasil mendapatkan resep untuk membuat makanan itu. “Awalnya tidak tahu. Ya hanya niteni [mencermati] saja kemudian coba-coba dan berhasil,” jelas Amanto.
Usaha Sumo kian berkembang. Sejumlah warga di sekitar tempat tinggalnya ikut bekerja di tempat usaha milik Sumo. Beberapa warga yang sebelumnya bekerja dengan Sumo akhirnya bisa membuka usaha sendiri. Alhasil, jumlah pengusaha suun di desa itu kian banyak.
Amanto menuturkan industri suun berkembang pesat ketika Desa Manjung mulai teraliri listrik. Kondisi itu terjadi sekitar 1982. “Semakin berkembang itu setelah 1982. Saat itu listrik sudah masuk ke desa dan ada pembinaan dari pemkab serta UGM untuk mengembangkan teknologi. Seperti alat untuk pengaduk adonan sudah menggunakan dinamo begitu pula dengan alat untuk mencetak adonan menjadi mi juga sudah menjadi mesin,” urai dia.
Ketua Koperasi Adi Mulyo, Muryadi, mengatakan saat ini di Manjung ada sekitar 60 tempat usaha produksi suun. Sebagian besar suun produksi warga Manjung dipasarkan ke wilayah Jawa Timur.
Meski peluang pasar masih terbuka lebar, pengembangan industri suun terkendala sumber daya manusia. Pengusaha kesulitan mendapatkan pekerja hingga mereka tak sanggup melayani pesanan. Para pengusaha berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan teknologi agar masalah tenaga kerja bisa teratasi.
No comments:
Post a Comment